KEJAHATAN BERSELUBUNG PERDAMAIAN ( I ) Bukankah mereka telah membenarkan suatu praksis konspirasi pembunuhan dengan suatu konspirasi baru untuk menutupi konspirasi sebelumnya??? Siapa yang sudah berbuat baik untuk perdamaian di Aceh? Ini adalah satu pertanyaan yang berhak saya lontarkan kepada staf juru bicara kepresidenan Andi Mallarangeng. Karena jika kita berbicara tentang perbuatan baik seseorang, terlebih seorang kepala negara, maka kita harus mampu membagi lebih tegas, antara kewajiban seorang pejabat negara dengan kewajiban moral beliau sebagai manusia biasa. Mungkin saya merupakan bagian dari komunitas masyarakat yang turut memberikan keraguan terhadap perbuatan baik para pejabat negeri ini, salah satunya dalam konteks proses pembentukan perdamaian di Aceh. Kenapa bisa begitu? Ini adalah ungkapan hiperbolik yang dilontarkan kemana-mana bersama logikanya yang amburadul oleh seorang juru bicara kepresidenan, yang berkaitan dengan SBY (Presiden RI) sebagai calon penerima penghargaan Nobel perdamaian 2006. Yang menjadi pertanyaan disini adalah: siapa yang berbuat baik itu?. Jika kita berani menunjuk siapa yang telah berbuat kebaikan itu dalam suatu konteks sejarah, maka kita harus mampu untuk menerima suatu konsekuensi di hari kedepan, bahwa sejarah yang terjadi seringkali bukan cerminan dari realitas sesungguhnya. Ada kesan bermuatan propagandis-progresif yang hendak disampaikan dalam pernyataan seorang yes man, bahwa yang berbuat baik itu adalah kontribusi segelintir komunitas elit di negara ini (khususnya orang-orang di lingkar istana) dengan kemampuan abrakadabra-nya untuk perdamaian di Aceh, yang sebelum-sebelumnya selalu gagal. Menurut asumsi saya, ada upaya pengultusan secara berlebihan, inkonsisten, dan bombastic. Entah apapun itu motif dibaliknya. Dan memanfaatkan momen perdamaian untuk suatu popularitas, dan mengeksploitasi kebenaran dari sejarah konflik di Aceh. Apakah kondisi perdamaian di Aceh saat ini dimanfaatkan secara arif oleh pemerintah untuk menegakkan keadilan bagi para korban konflik selama berpuluh tahun? Sama sekali tidak. Atau setidak-nya, apa pemerintah memberikan kelonggaran dalam kebijakannya untuk mengungkap suatu kebenaran sejarah tentang kejahatan masa lalunya di Aceh? Juga tidak ada. Jadi apa yang dikerjakan oleh pemerintah, selain mengeksploitasi momen perdamaian di Aceh??? Bagaimana mungkin hal itu dapat dikatakan sebagai suatu perdamaian, jika suatu sejarah tidak menemukan ruang untuk meluruskannya? Demikian juga dengan suatu Penghargaan Nobel, yang digembar-gemborkan sebagai hal yang sangat luar biasa. Sedangkan ada beberapa contohan bahwa ada juga orang yang menolak untuk menerima penghargaan tersebut. Kenapa ia menolaknya? Tentu ada argumen yang sangat obyektif, tentang latar belakang (motif) dari pemberian penghargaan bergengsi tersebut. Dan di Indonesia sepertinya terkejut badan, terutama untuk orang-orang di sekitar istana dan lingkaran RI-1, dapat dikatakan bahwa budaya pamor ketimbang praksis positif lebih melekat di alam berpikir pemerintah kita. Setiap pemerintahan di republik ini selalu memiliki karakter yang hampir bersamaan dengan pemerintahan Orde Baru lalu, yaitu berusaha menampilkan citra diri sebaik-baik mungkin kepada dunia luar. Ibaratnya, menggunakan make-up secara over-produktif, dan tidak mau peduli dengan nilai-nilai manipulatif yang dikandung dalam kebijakan unjuk muka tersebut. Dapat kita lihat dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia dalam praksis konkretnya, terutama pada pemerintahan SBY-MJK ini. Selalu mencari perhatian dalam proses perdamaian global, tetapi sangat takut untuk membongkar akar kejahatan negara-negara imperium-kapitalisme global. Apalagi melakukan kebijakan menentang secara terbuka dominasi mereka. (bersambung) Oktober 2006, Leonowens SP
--------------------------------- Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/