Quote:
"..
Koordinator Kontras Usman Hamid menunjuk, kalau mau menuntaskan soal ini,
mudah saja, silahkan
minta presiden RI atau Kapolri meminta Kantor Pusat Telkom di Bandung
membuka isi dan suara ke-41 pembicaraan telpon genggam itu. Itu saja
masalahnya, jadi publik sempat bingung mengapa SBY mau
pun Kapolri Jendral Sutanto tetap bergeming.
.."

Apa pusat telkom di bandung(?) memiliki isi dan suara ke 41 pembicaraan hp
tersebut?
Bukannya (kalaupun ada) yang punya data harusnya gsm/cdma provider?
AFAIK, data transaksi (call history dan administrasi) subscriber yang hanya
disimpan (online)
3 bulan saja mencapai ukuran tera-byte.. Apa iya data yang 2 tahun masih
bisa dilihat?

"..
Lalu mengapa Presiden SBY sama sekali tidak bertindak, bahkan tidak bersedia
menerbitkan Laporan
Tim Pencari Fakta Independen yang merupakan tim dengan mandat kepresidenan?
GusDur ketawa
ngakak. "Itu, karena SBY pada dasarnya tidak punya keberanian saja,"
katanya. Ada yang mengatakan,
SBY tidak berisiko digoncang para jenderal, seperti Gus Dur dulu, kalau
berani membongkar kasus
Munir. Tapi yang lain berpendapat, ini kan presiden terpilih rakyat, maka
dia kuat. Hanya SBY takut jika
pensiun, dia bisa diMunirkan. "DiMunirkan" sudah menjadi kata kerja baru di
Indonesia.

Baru-baru kabarnya mantan Kepala BIN Jendral Hendropriyono yang sering
berkampanye untuk PDI-P,
sempat kesal tentang prestasi partainya itu, dan di muka kader PDIP sempat
keceplosan, "Kalau gini terus,
ya saya Munirkan".
.."

Bener nih ada ancaman/gerakan 'bakal dimunirkan'?
Bener nih Pak Presiden takut dimunirkan?

Wassalam,

Irwan.K
*
GUS DUR BANTAH YAYASANNYA BERSAMA B.I.N MELOBI AMERIKA*

Jumat 08 September 2006 15:00 UTC

Gus Dur membantah keras bahwa yayasannya bersama badan intelejen negara BIN
pernah
menyewa sebuah perusahaan lobi di Washington untuk mendesak Amerika agar
memulihkan
program pelatihan militer bagi TNI. Badan lobi Collins & Co memoles citra
TNI pada saat
kalangan Konggres prihatin kasus Aceh, Papua dan kasus Munir tahun silam.
Isu itu kini ramai
di tengah peringatan dua tahun kasus Munir yang penuh tanda tanya dan
keprihatinan karena
kasus Munir masih misterius. Laporan Aboeprijadi Santoso dari Jakarta.

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur kepada Radio Nederland Wereldomroep di
Jakarta, membantah
keras keterlibatan yayasannya dalam upaya lobi di Amerika itu. "Nggak, kenal
aja enggak," katanya
tentang perusahaan Collins & Co. Gus Dur mengaku tidak tahu menahu mengenai
lobi yang
menyebut BIN dalam satu nafas dengan Gus Dur Foundation. Di dalam Wahid
Institute memang
ada sebuah yayasan bernamaYayasan Gus Dur yang berupaya mendirikan rumah
sakit, universitas
dan sebagainya, tapi ini takada hubungannya dengan BIN, katanya.

Tentang tokoh As'ad Said Ali yang disebut-sebut dalam dokumen Collins, Gus
Dur membenarkan,
dia orang NU dan Wakil Kepala BIN, satu-satunya yang tidak dicopot sejak
Kepala BIN Hendropriyono
digantikan Syamsir Siregar. Tapi, tandas Gus Dur, dia orang BIN yang bisa
saja orang NU atau
apa saja. Dokumen yang sedianya akan diterbitkan Collins & Co itu menjadi
tanda tanya baru.
Adakah As'ad Said Ali dan BIN memanipulasi nama Gus Dur Foundation seperti
dikesankan Gus Dur,
ataukah ada upaya BIN membangun citra baru di dalam dan di luar negeri.
Sebab dokumen yang
disebut Dokumen FARA itu menyebut Collins berupaya kuat memoles citra TNI di
kalangan Konggres
Amerika yang waktu itu amat prihatin soal Aceh, Papua dan kasus Munir.

Sementara itu peringatan dua tahun kasus Munir dikabuti pertanyaan publik,
mengapa kasus ini belum
juga terbongkar? Menurut Gus Dur, "Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang
sebenarnya memerintahkan pembunuhan Munir, ada di dalam pemerintah. "Jadi,
lanjutnya, "Ini cuma supaya kasusnya terhenti."
Lalu mengapa Presiden SBY sama sekali tidak bertindak, bahkan tidak bersedia
menerbitkan Laporan
Tim Pencari Fakta Independen yang merupakan tim dengan mandat kepresidenan?
GusDur ketawa
ngakak. "Itu, karena SBY pada dasarnya tidak punya keberanian saja,"
katanya. Ada yang mengatakan,
SBY tidak berisiko digoncang para jenderal, seperti Gus Dur dulu, kalau
berani membongkar kasus
Munir. Tapi yang lain berpendapat, ini kan presiden terpilih rakyat, maka
dia kuat. Hanya SBY takut jika
pensiun, dia bisa diMunirkan. "DiMunirkan" sudah menjadi kata kerja baru di
Indonesia.

Baru-baru kabarnya mantan Kepala BIN Jendral Hendropriyono yang sering
berkampanye untuk PDI-P,
sempat kesal tentang prestasi partainya itu, dan di muka kader PDIP sempat
keceplosan, "Kalau gini terus,
ya saya Munirkan". Namun, kenyataannya, investigasi TPF mau pun polisi tidak
memiliki indikasi apa pun menyangkut diri Hendropriyono. Jadi Hendro agaknya
bersih. Kalaupun tersangkut, itu hanya karena dia
mantan bosnya Mayjen Muchdi Pr yang telpon genggamnya diketahui sampai 41
kali berhubungan dengan
HP-nya Pollycarpus, terhukum kasus Munir. Pembela Muchdi menangkis itu tidak
membuktikan siapa
pengguna HP yang mengadakan kontak itu.

Koordinator Kontras Usman Hamid menunjuk, kalau mau menuntaskan soal ini,
mudah saja, silahkan
minta presiden RI atau Kapolri meminta Kantor Pusat Telkom di Bandung
membuka isi dan suara ke-41 pembicaraan telpon genggam itu. Itu saja
masalahnya, jadi publik sempat bingung mengapa SBY mau
pun Kapolri Jendral Sutanto tetap bergeming. Walhasil peringatan kasus Munir
yang bertajuk "Keadilan
Untuk Munir, Keadilan Untuk Semua" itu tetap prihatin, mulai dari perenungan
di Lapangan Tugu Proklamasi sampai peluncuran buku kumpulan tulisan Munir
yang berjudul "Membangun Bangsa & Masalah Kemiliteran, Jejak Pikiran Munir".
Jejak itu kini membuat 7 September sebagai "Hari Pembela HAM". Sekian
laporan
Aboeprijadi Santoso dari Jakarta.

(Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum)

On 10/11/06, Mas Bagong <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Hehehe...
> Aneh tapi nyata...
> Hebatnya lagi istri si poli ngaku ke MI katanya ketemu sohibnya suaminya
> si
> Ikrar NB, eh si Ikrar membantah pula....
> hebat khan?
> jangan-jangan memang rusak sekaset...
> Pak Tanto berani nggak ya ngubek-ubek kompleks di Pasar Minggu itu?
> DG
>
>
> On 10/10/06, Ananto <[EMAIL PROTECTED]<pratikno.ananto%40gmail.com>>
> wrote:
> >
> > setuju, bos...
> >
> > atau si poli ini sudah teken kontrak kaga bakalan bicara yak yg aneh2
> > yak...
> > btw, kenapa koq ga di-audit aja yak si poli ini... doi kekeuh seperti
> itu
> > berarti pan udah diberi 'sesuatu' sebagai imbalannya? mosok cuman
> sekedar
> > membantu... opo tumon?
> >
> > salam,
> > ananto
> >
> >
> > On 10/10/06, Mas Bagong <[EMAIL PROTECTED] <mas.bagong%40gmail.com>>
> wrote:
> > >
> > > Kate temen ane yang dokter... yang namanya arsen itu nggak mungkin
> > muncul
> > > segitu banyak kalau diberikan secara kronik, artinye... arsen yang
> > > kadarnya
> > > ngudubilah setan di tubuh Oom Munir itu diberiken secara cepat jangka
> > > pendek... Kalo melihat itu, berarti nggak mungkin Oom Munir makannye
> di
> > > rumah atawa di tempat lain, kecuali di pesawat itu...
> > > Kalo dikatakan nggak sengaja, kok nggak mungkin?
> > > jadi gampang aja... gamparin aja tuh si poli, pramugari plus awak
> > pesawat
> > > biar ngaku, gampang toh?
> > > DG
> > >
> > >
> > > On 10/7/06, Harry Hoepoedio <[EMAIL PROTECTED]<hhhpoedio%40yahoo.com>>
> wrote:
> > > >
> > > > Kalau Polycarpus dinyatakan tidak membunuh Munir maka siapa yang
> > > membunuh.
> > > > Dan siapa yang menyuruh? Berarti pula orang2 yang dulunya dicurigai
> > > berada
> > > > dibelakang layar, dibelakang Polycarpus, harus dinyatakan tidak
> > terbukti
> > > > menyuruh Polycarpus atau barangkali ada orang lain yang melakukan
> > > pembunuhan
> > > > itu. Atau jangan2 apa yang disebut sebagai "pembunuhan" itu tidak
> > pernah
> > > > terjadi. Bisa jadi arsenik yang ditemukan didalam tubuh Munir
> > datangnya
> > > dari
> > > > sumber2 lain yang berbeda. Jangan mentang2 Polycarpus berindikasi
> > > sebagai
> > > > "agen" intel lalu dituduh sebagai pelakunya. Bagaimana kalau yang
> > > melakukan
> > > > adalah "agen intel pihak lain" yang ingin mendiskreditkan intel
> > Republik
> > > > kita. Untuk tujuan tertentu yang lebih besar, tidak tertutup
> > kemungkinan
> > > > bahwa semua pihak bisa jadi pembunuhnya, bukan "agen" BIN saja, bisa
> > > jadi
> > > > juga "agen" Kontras sendiri.
>


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke