RRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Refleksi:
=======
Ada peribahasa Orang Jerman:
"Jedes Volk kriegt die Regierung die es verdient . . ."

Dengan perkataan lain:
"Sebagaimana rakyatnya, begitulah penguasa-penguasa
negerinya . . ."

Barangkali ada juga benarnya ?

RedTOLERANSI*RRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR

---------- Forwarded message ----------
From: BDG Kusumo <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Oct 20, 2006 6:53 PM
Subject: [HKSIS] Fw: Emha Ainun Najib - ERA WAYANG, ORDE KETHOPRAK DAN DUNIA
TOGOG
To: [EMAIL PROTECTED], HKSIS-Group <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], Media
Care <mediacare@yahoogroups.com>


----- Original Message ----- *From:* B.DORPI P. <[EMAIL PROTECTED]>
*To:* !B.DORPI P. <[EMAIL PROTECTED]>
*Sent:* Friday, October 20, 2006 10:17 AM
*Subject:* Re.: Emha Ainun Najib - ERA WAYANG, ORDE KETHOPRAK DAN DUNIA
TOGOG

*ERA WAYANG, ORDE KETHOPRAK DAN DUNIA TOGOG*

Oleh: *Emha Ainun Najib*. 1995



Marilah mengaku saja bahwa pusat perhatian kita adalah Raja-Raja.  Marilah
tak usah menutup-nutupi bahwa kecendrungan utama historis kita adalah
memajang Raja-Raja di layar psikologi kebudayaan kita; baik terpatri di
benak kita masing-masing maupun yang terungkap di panggung-panggung sosial
kita.

 Masyarakat menikmati kenduri dan tumpengan nasional dengan menu isu tentang
Raja-Raja dan Pangeran-Pangeran atau calo-calonya; media massa menjadi
pemrakarsa dan panitia kenduri nasional ini.  Kepanitiaan yang berjargot
"man makes news" ini menerjemahkan "man" menjadi terutama Raja-Raja dan
Pangeran-Pangeran, bukan manusia-manusia.

Koran-koran selalu sangat sibuk mengajak masyarakat bergunjing tentang
calon-calon tokoh utama di setiap level, seolah-olah ketua berganti makna,
segala sesuatunya juga akan berubah secara mendasar.  Seakan-akan ada
kemungkinan yang sedemikian pentingnya yang ditawarkan kepada masyarakat
oleh penggantian "raja".

 *Bagi khalayak ramai, pengunjingan tentang calon-calon "raja", merupakan
peristiwa psikologis, dan itu hampir tidak ada kaitannya dengan apa yang
sesungguhnya dimaknakan oleh kata "politik" dan "ekonomi" pada aslinya.*

 Pada sisi yang paling kelam, ini sesungguhnya adalah kanibalisme
psikologis; kita berkeliling di "meja makan" kebudayaan yang padanya
tersuguhkan segala bahan pergunjingan tentang apapun saja yang menyangkut
Raja-Raja dan Pangeran-Pangeran.

Kita terkadang muak tetapi tetap mengenyamnya bersama-sama,
beramai-ramai.  Bahkan
*dalam kehidupan sehari-hari, penderitaan orang lain sering kali merupakan
snack yang enak sebagai nyamikan di beranda rumah, di gardu atau pojok pasar
dan warung-warung kopi.*

 *Bagi industri informasi, segala kemungkinan "isi meja makan kebudayaan"
itu senantiasa dieksplor sedemikian rupa sebagai komoditi yang dibilang
utama.*

 Sesungguhnya, terhadap hampir seluruh peristiwa elite di panggung negeri
ini, kita tidaklah terutama sedang mempergulatkan kreativitas kebangsaan dan
sejarah secara mendasar, melainkan sedang *menikmati tontonan KETHOPRAK dan
WAYANG. *

* *Yang saya maksud dengan dunia wayang dalam konteks ini bukan terutama
pada fungsi dalang atas wayang, yang dalam bahasa politik sehari-hari kita
sebut *"rekayasa",* mekanisme *"top-down"* dan lain sebagainya.  Melainkan
bahwa *dalam kosmos seni budaya wayang, tokohnya bukanlah manusia, sementara
rakyat selalu anonim dan dianggap tidak memiliki kehendak atau (apalagi)
kedaulatan.*

 Wayang adalah kisah mengasyikan mengenai Raja-Raja, Kesatria-Kesatria, dan
Dewa-Dewi.  Pelaku terbanyak dalam wayang adalah *prajurit.*  Namun mereka
bukan saya bukan tokoh; *mereka bahkan bukan manusia,* mereka adalah
prajurit.  *Ada skala dan konsentrasi nilai yang amat berbeda antara manusia
dan prajurit.*

 Jika Anda adalah pelaku kisah wayang, sesekali mungkin Anda dan saya
memiliki sebutan: umpamanya *TOGOG.*  Kakak sulung Kiai Semar dan Bathara
Guru ini memiliki peran sejarah yang unik dan mengesalkan, persis seperti
Anda.  Yakni khususnya mengikuti perjalanan Tuan-tuan yang memiliki
kecendrungan untuk JAHAT dan CURANG.  *Pekerjaan utama Togog adalah
mengingatkan Tuannya tentang mana yang benar dan mana yang salah.*

 *Togog selalu melontarkan kritik, namun hanya ditampung tanpa pernah
dipercaya dan dituruti.*  Atau, Togog adalah pemeran yang selalu tidak
pernah dianggap penting dan tidak pernah dipatuhi anjuran-anjurannya, namun
ia terus-menerus mengungkapkan kritik-keritik.

 *Togog adalah satu-satunya nama Anda, meskipun jumlah Anda 240 juta.  Kapanpun
saja Anda bernama Togog, di zaman apapun Anda bernama Togog, pada Orde
paling kuno hingga Orde post-mo Anda bernama Togog.*

 Raja Anda berganti-ganti, dari Prabu Rama dalam Ramayana hingga Puntadewa
dalam Mahabharata sampai Parikesit di kurun pasca Bharatayuda, dan Anda
tetap bernama Togog.

 Bapak-Ibu Anda bernama Togog, keponakan dan anak turun Anda bernama Togog.
* Pekerjaan utama Anda adalah menerima apapun saja kehendak dan keputusan
setiap Raja yang menguasai Anda, sambil melontarkan kritik tanpa pernah
sungguh-sungguh diperhatikan.  Dan hobi permanen Anda dari zaman ke zaman
adalah menikmati perjalanan Raja-Raja, sampai hari ini, saat Anda
membolak-balik tulisan ini.*

 Kalau dalam dunia kethoprak, nama kita adalah *Bolo Dhupakan*,
pemeran-pemeran figuran yang jumlahnya lebih banyak dari pemeran utama,
namun *tugas utamanya adalah didhupak-dhupak alias ditendang-tendang.*  Yang
ditendang-tendang terkadang* dahi dan punggung* kita, di saat lain *hak-hak
asasi* kita, atau yang rutin adalah *gagasan-gagasan* kita mengenai
bagaimana lakon kethoprak itu mestinya berlangsung.

 Pada saat yang sama sesungguhnya kita juga *sindhen-sindhen* pelaku
keindahan yang mendendangkan legenda dan segala jenis nyanyian tentang
Raja-Raja dan Pangeran-Pangeran: peran berdendang barangkali bukanlah
tergolong nasib yang terlalu buruk.

 *Tetapi yang harus dengan seksama kita catat adalah betapa tradisi
pemusatan perhatian terhadap Raja-Raja dan Pangeran-Pangeran memiliki akibat
sejarah yang tidak sederhana.*  Kalau dalam kesempatan bincang-bincang
serius Anda tiba-tiba pada tema – umpamanya – ketidaksiapan masyarakat untuk
mengerjakan demokrasi dan membangun komunitas egalitarian, proses
kualifikasi kepemimpinan yang selalu kembali terjebak pada patrimonialisme
dan khususnya budaya monarki, mekanisme regenerasi yang terantuk-antuk oleh
bebatuan feodalisme, dan lain sebagainya – percayalah itu karena kita memang
masih bersemayam di ERA WAYANG, ORDE KETHOPRAK dan nama Anda adalah TOGOG.

 Kita membutuhkan kesempatan khusus untuk menguraikan itu.  Namun, yang
jelas,* ke-TOGOG-an adalah posisi dan situasi floating-mass yang
mengaktualisasikan dirinya melalui bentuk-bentuk sub-ordinasi kultural yang
cengeng dan tak berdaya; meskipun itu bisa juga berarti ketabahan, ketahanan
dan kesabaran.*

 *Berabad-abad Togog bertepuk tangan menyanyikan lagu puja-puji bagi
Raja-Raja dan Pangeran-Pangeran, yang berkuasa sehingga kaya, yang kaya
sehingga berkuasa. *

 _,_.___

-- 
****************************************************
"Ada dua hal yang tidak terbatas, yaitu: Alam Semesta ini dan Kebodohan
Manusia;
namun mengenai Alam Semesta tersebut masih saya ragukan . . ." (Albert
Einstein)
****************************************************


[Non-text portions of this message have been removed]




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to