Quote:
"..
JAKARTA, KOMPAS - Kunjungan Presiden AS George W Bush ke Indonesia, Senin
(20/11),
mendatang di Istana Bogor, Jawa Barat,  harus bisa memberikan manfaat
ekonomi kepada
bangsa dan negara Indonesia. Hal itu terkait dengan salah satu topik
mengenai eksplorasi
migas di Blok Natuna D-Alpha di Kawasan Natuna, Kepulauan Riau.
..
Selama hampir 20 tahun lamanya, kontrak kerja Pertamina dengan Exxon,
pembagian
keuntungannya sebesar 100 persen untuk Exxon berbanding dengan nol persen
untuk
Pertamina.
.."

Jadi sudah 'terang bulan' toh.. (salah satu) isu utamanya adalah blok Natuna
(dan Exxon)..
Waktu Condoliza Rice datang, negosiasi Exxon soal blok Cepu langsung
lancar/beres res res..
Segitu cuma Menlu-nya doank.. gimana lagi klo bos-nya yang datang.. Meskipun
Republik
sudah kalah oleh rivalnya..

Hampir 20 tahun berarti di masa pemerintahan siapa sih? Sudah jelas kan
bagaimana
penguasa Indonesia hanya mementingkan kepentingan pribadi/kelompok dan juga
asing..
Solusinya? Apa yang bisa diharapkan dari orang yang dengan 'bangga'
mengatakan soal
kecintaannya kepada negara luar (bahkan dengan segala kesalahannya
sekalipun) dan
mengakuinya sebagai negara kedua.. Kalo begini bisa disebut menghina
penguasa,
gak ya? :-)

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

http://www.kompas.com/ver1/Ekonomi/0611/15/131644.htm



*kompas*




 Kunjungan Bush Harus Bisa Berikan Manfaat Ekonomi

*Laporan Wartawan Kompas Suhartono*

JAKARTA, KOMPAS - Kunjungan Presiden AS George W Bush ke Indonesia, Senin
(20/11), mendatang di Istana Bogor, Jawa Barat,  harus bisa memberikan
manfaat ekonomi kepada bangsa dan negara Indonesia. Hal itu terkait dengan
salah satu topik mengenai eksplorasi migas di Blok Natuna D-Alpha di Kawasan
Natuna, Kepulauan Riau.

Demikian  ditegaskan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla sebagaimana
disampaikan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Sutrisno Bachi
menjawab pers, seusai diterima Wapres selama hampir 1,5 jam di kediaman
dinasnya
di Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (15/11) siang.

"Kak Ucu (panggilan akrab Jusuf Kalla) menyampaikan dirinya terlibat waktu
itu untuk
bisa berperan bagaimana kepentingan bangsa Indonesia bisa lebih baik lagi
dan
lebih diutamakan," ujar Sutrisno.

Menurut Sutrisno, "Jadi, kunjungan ini akan bermanfaat bagi bangsa kita.
Jadi, kita harus
bersikap menghormati tamu yang datang. Mudah-mudahan kepentingban ekonomi
kita
dengan pengalaman yang sudah-sudah, di antaranya ada yang dirugikan, itu
bisa diperbaiki
dan dipagari oleh pemerintahan SBY-JK ini."

Kontrak kerja antara pemerintah Indonesia yang diwakili Pertamina dengan
ExxonMobile
mengenai pengelolaan ladang migas Blok Natuna D-Alpha, saat ini sudah
berakhir.
Sejauh ini, pemerintah melalui BP Migas tengah menegosiasikan pembagian
profit sharing
dari hasil pengelolaan blok tersebut.

Selama hampir 20 tahun lamanya, kontrak kerja Pertamina dengan Exxon,
pembagian
keuntungannya sebesar 100 persen untuk Exxon berbanding dengan nol persen
untuk
Pertamina. Saat ini, sebagaimana pernah disampaikan Wapres, Indonesia tidak
boleh
dirugikan kembali, meskipun pengelolaan Blok Natuna itu belum dikelola
secara maksimal.

On 11/15/06, Budiadi Naomi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Seperti yang saya baca pada berbagai media, kedatangan Mr. Bush ke
> Jakarta/Bogor berdasarkan undangan dari Presiden SBY.
>
> Jadi merupakan konsekuensi logis bahwa yang mengundang perlu mempersiapkan
> segala sesuatunya. Wajarlah kalau semua biaya menjadi tanggungan pengundang.
> Lain hal nya kalau beliau datang atas kehendak sendiri. Walaupun repotnya
> mungkin sama, tapi beban biaya bisa dibicarakan menjadi beban siapa. Kalau
> selalu ingin menjadi tuan rumah yang baik, ya setiap tamu kita yang tanggung
> biayanya.
>
> Mengenai kesan berlebihan, dimana angka 6 milyar untuk kunjungan sekitar 6
> jam (yang saya baca sekitar 10 jam) menjadi relatif adanya. Coba bandingkan
> dengan hasil yang diperoleh dari kunjungan tersebut. Kalau maksud kunjungan
> hanya untuk memamerkan bahwa Indonesia bisa membuat helipad, maka 6 milyar
> sungguh mahal sekali.
>
> Kita mesti perhatikan juga bahwa yang datang ini seorang presiden negara
> adikuasa. Bill Clinton setelah turun tahta, setiap kali memberikan seminar
> juga dibayar mahal sekali, diatas tarif rata-rata pembicara seminar.
> Ini seorang presiden yang masih menjabat, datang berkunjung, apalah
> artinya 6 milyar atau sekitar US$650.000.
>
> Saya yakin bahwa hasil dari kunjungan ini akan mempunyai nilai lebih besar
> dari 6 milyar, yang diharapkan manfaatnya dapat dinikmati oleh seluruh
> rakyat Indonesia, bukan oleh segelintir manusia "Indonesia".
>
> Kedatangan Bush tidak ada hubungannya dengan kasus-kasus yang sepertinya
> terlupakan. Bush tidak datangpun, kasus-kasus ini hanya akan menjadi pengisi
> halaman surat kabar saja. Kalau memang niat menyelesaikan kasus-kasus itu, 8
> tahun adalah waktu yang cukup panjang.
>
> Majalah Playboy gak harus diributkan. Majalah yang sama panasnya juga
> banyak berkeliaran. Hanya kebetulkan majalan itu bernama Playboy saja maka
> dihebohkan. Situs porno di internet juga bebas diakses oleh siapa saja, usia
> berapa saja.
>
> Last but not least, janganlah kita mencampur adukkan semua masalah dalam
> satu wadah. Ibarat benang kusut, kita uraikan satu per satu. Janganlah heran
> bahwa di republik BBM masih banyak masalah yang tidak akan terselesaikan
> karena sepertinya masih banyak yang tidak tersentuh oleh hukum.
>
> Soal remisi yang wuah yang mencederai rasa keadilan, janganlah terlalu
> diherankan.
>
> Sebaiknya harus berbuat apa???? Kita outsource saja kepada negara lain
> untuk mengelola negeri BBM ini.
>
> *Kusno Suditomo <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
>  [EMAIL PROTECTED]
> created by : Arief & Ira
>  Pengantar :
> Untuk Budiadi Naomi, terima kasih atas opini saudara tentang topik "Siapa
> suruh Bush ke Bogor ?" lewat japri. Dibawah ini saya copypaste-kan agar
> rekan2 di milis Voxpop dapat membacanya pula.
> Sedikit tambahan kami, selama ini kesan yg dimunculkan dengan penyambutan
> Bush ini adalah : berlebihan ! 6 milyar dianggap pemborosan untuk kunjungan
> sebatas 6 jam saja. Tapi bila kita bercermin pada kehidupan rakyat kita
> sendiri, apakah demo rakyat untuk menentang kehadiran Bush ini juga sudah
> dirasa "berlebihan" ?
> Masyarakat dininabobokan selama lebih dari semingguan ini oleh aksi
> unjukrasa anti Bush, namun terlupakan dengan adanya peringatan tragedy
> bangsa sendiri ( Semanggi-Trisakti ), lupa bahwa ada sebagian anggota DPR
> yang plesir keluar kota dengan dana besar yang tidak transparan, lupa masih
> ada korban bencana alam di Aceh dan Yogya yang butuh bantuan, lupa bahwa ada
> yang tidak beres dengan remisi diskon Tommy Soeharto, lupa ada seorang yang
> "rela" bunuh diri demi dianggap keren oleh orang lain, dan saking banyaknya
> masalah di negeri ini, kita lupa untuk mengiventarisirnya dan mengatasinya.
> Wacana melulu.
>             Btw, tahukah anda bahwa majalah Playboy Indonesia edisi
> November 2006 sudah beredar ? Tentu sampul depan majalahnya bukan gambar
> Bush, loch !
> Fwd from : Budiadi Naomi [EMAIL PROTECTED]
> ……
>   Kedatangan seorang presiden dari negara adidaya memang mempunyai dampak
> yang luar biasa. Pengamanan dilakukan secara ekstra ketat sehingga terkesan
> berlebihan.
>  Menurut saya, keadaan seperti itu tidak harus dinilai sebagai sesuatu
> yang berlebihan. Sebagai negara adidaya, yang selalu merasa berada dalam ke
> khawatiran, tentu tidak percaya kepada siapapun kecuali kepada orang
> terdekat yang selama ini sudah terbukti kesetiaannya. Bisakah dibayangkan
> seandainya ada presiden negara adidaya yang tertembak di negara ini?. Lha
> wong mengamankan Poso saja sulitnya minta ampun.
>  Sebagai orang awam, seandainya saya sebagai presiden amerika yang memang
> berkuasa, saya juga akan lebih mempercayai orang-orang saya untuk melakukan
> pengamanan. Apalagi kunjungan kenegara yang selama ini dicurigai sebagai
> jalur terorisme. Perlu diingat bahwa banyak anggota teroris yang berasal
> dari Indonesia seperti Hambali, Farouq dll, sehingga sebagai presiden mana
> bisa percaya begitu saja.
>  Bahwa sang tamu membawa agenda terselubung, itu juga wajar. Apa gunanya
> sebuah kunjungan kenegaraan kalau tidak membawa agenda?. Kalau tanpa agenda
> tentu lebih tepat disebut plesiran, seperti yang dilakukan oleh anggota DPR
> negara BBM dalam kunjungan kerjanya ke Eropa disaat counterpart nya reses.
> Jadi agendanya memeriksa toko.
>  Yang jadi masalah adalah bagaimana Indonesia menyikapi setiap agenda yang
> dibicarakan nantinya. Perlu diingat bahwa Indonesia sebenarnya
> berkeinginan untuk ikut menciptakan perdamaian abadi sesuai preambule UUD45.
>  Masalah besar sebenarnya terletak pada Indonesia sendiri. Sebagai bangsa
> yang tidak cukup mempunyai kemampuan, sehingga dalam banyak hal masih sangat
> tergantung kepada negara lain. Yang dapat dilakukan hanya terima komisi atau
> bagi hasil saja. Akibatnya bargaining positionnya lemah. Semua proyek
> ditangani secara setengah-setengah atau pemikiran jangak pendek saja. Proyek
> terbaru adalah biodiesel. Kita lihat saja bahwa proyek ini akan hangat
> sebentaran lalu hilang begitu saja.
>  Penggusuran pedagang kali lima, tidak seharusnya dibesar-besarkan.
> Seandainya kemakmuran negara ini benar-benar dipergunakan untuk seluruh
> rakyat indonesia, maka seharusnya tidak ada PKL disekitar KRB itu.
> Akibatnya tidak perlu ada penggusuran setiap kali kedatangan tamu penting.
> Angkot yang semrawut karena sebagian rute dialihkan juga bagian dari
> kesalahan kita sendiri. Seandainya ijin untuk angkot lebih tertib, maka
> kapasitas jalan berbanding sarana transport tidak berat sebelah. dst dst.
>  Pokok permasalahan sebenarnya kalau dikaji ulang adalah berada pada kita
> sendiri yang salah urus negeri ini.
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke