---------- Forwarded message ----------
From: Anjar sutejo <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Dec 1, 2006 8:25 PM
Subject: [te2601] Ahmadi Nejad
To: [EMAIL PROTECTED]




 *AHMADINEJAD *

(Dari Buku "Ahmadinejad, David di Tengah Angkara
Goliath Dunia" terbitan Hikmah Teladan, kelompok
Mizan)

Sebelum menjabat sebagai presiden Iran, beliau adalah
walikota Teheran periode 2003-2005.

Kota Teheran, ibukota Iran, adalah kota dengan sejuta
paradoks.

Teheran antara lain memiliki populasi hampir dua kali
lipat dari Jakarta, yaitu sebesar 16 juta penduduk.

Untuk bisa menjadi walikota dari ibukota negara tentu
sudah merupakan prestasi tersendiri mengingat betapa
Iran adalah Negara yang dikuasai oleh para Mullah
(ulama pemimpin Syi'ah). Padahal ia bukanlah ulama
bersorban, bukan tokoh revolusi, dan karir
birokrasinya kurang dari 10 tahun.

Beliau tinggal di gang buntu, seorang maniak
sepakbola, tak punya sofa di rumahnya, dan kemana-mana
dengan naik mobil Peugeot butut tahun 1977.

Penampilannya sendiri jauh dari menarik untuk
dijadikan gosip, apalagi jadi selebriti. Rambutnya
kusam seperti tidak pernah merasakan shampoo dan
sepatunya itu-itu terus, bolong di sana-sini, mirip
alas kaki tukang sapu jalanan di belantara Jakarta.

Nah!

Kira-kira dengan modal dan penampilan begini apakah ia
memilikikemungkinan untuk menjabat sebagai walikota
Depok saja, umpamanya?

Dalam tempo setahun pertanyaan tentang kemampuannya
memimpin terjawab. Warga Teheran menemukan bahwa
walikotanya sebagai pejabat yang bangga bisa menyapu
sendiri jalan-jalan kota, gatal tangannya jika ada
selokan yang mampet dan turun tangan untuk
membersihkannya sendiri, menyetir sendiri mobilnya ke
kantor dan bekerja hingga dini hari sekedar untuk
memastikanbahwa Teheran dapat menjadi lebih nyaman
untuk ditinggali.

"Saya bangga bisa menyapu jalanan di Teheran", katanya
tanpa berusaha untuk tampil sok sederhana.

Di belahan dunia lain sosoknya mungkin dapat dijadikan
reality show atau bahkan aliran kepercayaan baru.

Sejak hari pertama menjabat, ia langsung mengadakan
kebijakan yang bersifat religius seperti memisahkan
lift bagi laki-laki dan perempuan (ini menarik
hati para wanita di Teheran), menggandakan pinjaman
lunak bagi pasangan muda yang hendak menikah dari 6
juta rial menjadi 12 juta rial, pembagian sup GRATIS
bagi orang miskin setiap pekan, dan ... menjadikan
rumah dinas Walikota sebagai museum publik!

Ia sendiri memilih tinggal di rumah pribadinya di
kawasan Narmak yang miskin dan hanya berukuran seluas
170 m2.

Ia bahkan melarang pemberian sajian pisang bagi tamu
walikota mengingat pisang merupakan buah yang sangat
mahal dan bisa berharga 6000 rupiah per bijinya.

Ia juga menunjukkan dirinya sebagai pekerja keras yang
sengaja memperpanjang jam kerjanya agar dapat menerima
warga kota yang ingin mengadu.

Namun salah satu keberhasilannya yang dirasakan
oleh warga kota Teheran adalah spesialisasinya sebagai
seorang Doktor di bidang Manajemen Transportasi dan
Lalu-lintas perkotaan.

Sekedar untuk diketahui, kemacetan kota Teheran begitu
parahnya sehingga saya pernah dikirimi salah satu foto
lelucon dari berbagai belahan dunia dengan judul "Only
in ...", dan Salah satunya dari Teheran dengan judul
"Only in Teheran" dengan foto kemacetan lalu lintasnya
yang bisa bikin penduduk kota DKI Jakarta Raya
menertawakan kemacetan lalu lintas di Teheran.

Secara dramatis ia berhasil menekan tingkat kemacetan
di Teheran dengan mencopot lampu-lampu di perempatan
jalan besar dan mengubahnya menjadi jalur putar-balik
yang sangat efektif.

Setalah menjabat dua tahun sebagai walikota Teheran ia
masuk dalam finalis pemilihan walikota terbaik dunia
"World Mayor 2005". Dari 550 walikota yang masuk
nominasi hanya sembilan yang dari Asia, termasuk
Ahmadinejad.

Tapi itu baru awal cerita.

Pada tangagl 24 Juni 2005 ia menjadi bahan pembicaraan
seluruh dunia karena berhasil menjadi presiden Iran
setelah mengkanvaskan ulama-cum-mlliter Ali Hashemi
Rafsanjani dalam pemilihanumum.

Bagaimana mungkin?

Padahal pada awal kampanye namanya bahkan tidak masuk
hitungan karena yang maju adalah para tokoh yang
memiliki hampir segalanya dibandingkan dengannya?

Dalam jajak pendapat awal kampanye dari delapan calon
presiden yang bersaing, Akbar Hasyemi Rafsanjani,
AliLarijani, Ahmadinejad, Mehdi Karrubi, Mohammed
Bhager Galibaf, MohsenMeharalizadeh , Mohsen Rezai, dan
Mostafa Min, popularitas Ahmadinejad paling buncit.

Pada masa kampanye ketika para kontestan mengorek
sakunya dalam-dalam untuk menarik perhatian massa,
Ahmadinejad bahkan tidak sanggup untuk mencetak
foto-foto dan atributnya sebagai calon presiden
(sebagai walikota ia menyumbangkan semua gajinya dan
hidup dengan gajinya sebagai dosen).

Ia tidak mampu untuk mengeluarkan uang sepeser pun
untuk kampanye!

Sebaliknya ia justru menghantam para calon presiden
yang menggunakan dana ratusan milyar untuk berkampanye
atau yang bagi-bagiuang untuk menarik simpati rakyat.

Pada pemilu putaran pertama keanehan terjadi, nama
Ahmadinejad menyodok ke tempat ketiga.

Di atasnya dua dedengkot politik yang jauh lebih
senior di atasnya, Akbar Hashemi Rafsanjani dan Mahdi
Karrubi. Rafsanjani tetap menjadi favorit untuk
memenangi pemilu ini mengingat reputasi dan tangguhnya
mesin politiknya.

Tapi rakyat Iranpunya rencana dan harapan lain, dan
Ahmadinejad memenangi pemilu dengan 61 %, sedangkan
Rafsanjani hanya 35%. Logika realitas politik dibikin
jungkir balik olehnya.

Ahmadinejad memang penuh dengan kontroversi.

Ia presiden yang tidak berasal dari kalangan Mullah
yang selama puluhan tahun telah mendominasi hampir
semua pos kekuasaan di Iran, status quo yang sangat
dominan. Ia juga bukan berasal dari elit yang dekat
dengan kekuasaan, tidak memiliki track-record sebagai
politisi, dan hanya memiliki modal asketisme,
yang untuk standar Iran pun sudah menyolok.

Ia seorang revolusioner sejati sebagaimana halnya
dengan Imam Khomeini dengan kedahsyatan aura yang
berbeda.

Jika Imam Khomeini tampil mistis dan sufistis,
Ahmadinejad justru tampil sangat merakyat, mudah
dijangkau siapapun, mudah dipahami dan diteladani.

Ia adalah 'sosok Khomeini yang jauh lebih mudah untuk
dipahami dan diteladani'. Ia adalah figur idola dalam
kehidupan nyata. Seorang 'satria piningit' yang
mewujud dalam sosok nyata.

Sebagaimana mentornya, ia tidak terpengaruh oleh
kekuasaan. Kekuasaan seolah tidak menyentuh
karakter-karakter terdalamnya.

Ia seolah memiliki 'kepribadian ganda'.

Di satu sisi ia bisa bertarung keras untuk merebut dan
mengelola kekuasaan, dan di sisi lain ia bertarung
sama kerasnya menolak segenap pengaruh kekuasaan agar
tidak mempengaruhi batinnya.

Tidak bisa tidak, dengan karakter yang demikian
kompleks itu seorang revolusioner macam Ahmadinejad
memang ditakdirkan untuk membuat banyak kejutan dan
drama pada dunia.

Ia memangkas semua biaya dan fasilitas kedinasan yang
tidak sine-qua-non terutama dengan urusan pribadi.

Dalam pandangannya, untuk mewujudkan masyarakat Islam
yang maju dan sejahtera, pejabat negara haruslah
memiliki standar hidup yang sama dengan rakyat
kebanyakan, mencerminkan kehidupan nyata dari
masyarakatnya, dan tidak hidup dimenara gading.

Ia menetapkan PPN baru bagi orang-orang kaya dan
mengunakan dananya untuk membangun perumahan
bagi rakyat miskin.

Ia membawa 'uang minyak ke piring-piring orang miskin'
dengan program "Reza Love Fund" (Reza adalah Imam ke
delapan kaum Syiah) dengan mengalokasikan uang sebesar
1,3 milyar dollar untuk program bantuan bagi
kalanganmuda untuk menikah, memulai usaha baru, dan
membeli rumah.

Meski mengagumi Imam Khomeini dan hidup asketis, tidak
berarti ia konservatif. Ia bahkan tampil moderat.

Ketika ditanya apakah ia akan mengekang penggunaan
jilbab yang kurang Islami di kalangan remaja
Teheran, ia menjawab, "Orang cenderung berpikir bahwa
kembali ke nilai-nilai revolusioner itu hanya urusan
memakai jilbab yang baik. Masalah sejati bangsa ini
adalah lapangan kerja dan perumahan untuk semua,
bukan apa yang harus dipakai."

Meski telah terpilih menjadi presiden ia sama sekali
tidak mengubahpenampilann ya. Ia tetap tampil bersahaja
dan jauh dari pamor kepresidenan.

Pada salah satu acara dengan kalangan mahasiswa salah
satu peserta menanyakan penampilannya yang tidak
menunjukkan tampang presiden tersebut.

Dengan lugas ia menjawab, "Tapi saya punya tampang
pelayan. Dan saya hanya ingin menjadi pelayan rakyat."


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com


------------------------------
Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small
Business.<http://us.rd.yahoo.com/evt=41244/*http://smallbusiness.yahoo.com/r-index>

 


-- 
TW Yunianto
Mobile Comm Researcher
Telkom School of Technology
E Buildings Kav. 203
Telekomunikasi, Dayeuhkolot, Bandung 40257
Ph. +62-22-7564108
Mob. +62-8562231510/+62-22-91293382
www.twyunianto.co.nr


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to