Sekedar kasih contoh saja sedikit. Kalau di Philadelphia (dan mungkin juga di kota lainnya di AS), istri kedua, ketiga dan selanjutnya biasanya hanya dinikah secara agama. Lalu kalau anak mereka lahir, di akte kelahiran akan ditulis nama ayah dan ibunya. Hanya pada waktu pengisian formulir akte akan ditanya : apakah si ibu menikah dengan si ayah bayi itu? Kalau jawabannya tidak, akte kelahiran biasanya akan keluar lebih lama daripada bila si ayah dan ibu menikah (sekitar 2 bulan), kalau ayah dan ibu si bayi menikah paling dalam waktu 2-3 minggu sudah keluar. Saya pernah membantu seorang ibu Indonesia yang akte kelahiran anaknya tidak keluar-keluar setelah si bayi berusia lebih dari 3 bulan, tidak tahunya karena salah isi kolom itu dan si ayah (mereka tak menikah) kebetulan tidak hadir di rumah sakit. Kata petugas yang saya telp, waktu tunggu itu diperlukan kalau-kalau ada "tuntutan" dari si ayah biologis, yang tidak setuju namanya dimasukkan ke akte.
Saya punya teman, seorang wanita berkulit hitam berumur 31 tahun yang punya 8 anak (bulan ini akan melahirkan anak kesembilan). Dia istri kedua dari seorang pria yang punya 4 istri dan sekitar 40 anak. Tapi tampaknya mereka happy-happy saja (setidaknya sekitar 4 tahun saya kenal mereka). Alasan si ibu mau jadi istri kedua: karena jumlah pria muslim yang mampu secara ekonomis di Amerika tidak sesuai dengan jumlah muslimahnya. Pria muslim banyak, tapi sebagian besar dari mereka ada di penjara jadi kan tidak bisa menghidupi keluarga? Itu kata si ibu itu lho dan saya pikir ada betulnya. Dan si ibu itu (waktu itu janda dengan 5 anak dari 4 lelaki berbeda) lah yang melamar pria yang sekarang jadi suaminya ini. Kalau poligami yang model seperti ini, saya bisa sepakat. Meski saya kasihan juga lihat anak-anaknya sering rindu pada ayahnya yang pulang paling banter seminggu sekali (karena si ayah mesti kerja 7 hari seminggu, dan harus gantian ke istri2nya yang lain) salam, Indah RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > dimana menyekolahkan anak, bagaimana berbelanja, > kemana berekreasi saja suami isteri sakinah akan berunding. > > masak mengambil anggota keluarga baru tidak berunding? > > dalam sistem sosial kita sekarang, memiliki isteri lagi pasti > tidak akan adil. wong kantor kita yang swasta saja cuma > mengenal tunjangan untuk 1 isteri dan 2 anak. lebih dari itu > kantor tak mau menanggung. > > kalau tunjangan itu dikasih ke isteri tua, isteri muda pasti marah. > begitu juga sebaliknya. bagaimana bisa adil? > Begitulah Mas. Juga di Eropa, polygami akan menimbulkan problem administrasi negara yang tak tanggung tanggung. kalau kami menikah, langsung kami mendapat tunjangan dalam bentuk keringanan fiskal. Potongan gaji kita berkurang. tapi ini hanya sekali. kalau kita menikah lagi, kedua kali, maka negara emoh mau kasih keringan pajak. Juga anak kita akan mendapat tunjuangan negara disini. Banyak lho. Sampai anak selesai sekolah. bayi juga langsung dapat hadiah dari kotapraja: beberapa pak pampers, baju bayi, dlsb. Tetapi kalau bayi dari istri kdeua lahir, negara tak mau tahu. Lha bagaimana suami mau adil? Appartmenet rata rata untuk warga papan bawah (kebanyakan orang), hanya kira kira 35 - 55 meter persegi. Cukup untuk suami, istri dan satu atau dua anak. Lha lalu istri kedua suruh tidur dimana? di balkon? kalau winter gimana? kan dingin? Kalau mendaftarkan kependudukan, hanya ada satu kolom untuk istri. Buat pak Züleyman hanya ada satu Mrs Züleyman bagi negara. Kalau ada Mrs Züleyman lagi dicatatkan, negara akan tanya "lho yang pertama kemana? mati?" Begitu juga menyekolahkan anak. Anak anak pak Züleyman adalah si Züleyman kecil kecil. kalau ada lagi mendaftarkan sekolah, anak anak pak Züleyman dari ibu baru, lalu direktor sekolah tanya "lha anak anak yang dulu kemana? mati?" Syusyaahhh mas. Makanya jutaan Muslim disini semua alim alim, cukuip dehh satu permaisuri. salah salah polisi datang... Salam danardono test'; "> --------------------------------- Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed]