Pada saat kami masih kecil ayah saya ditahan oleh Kempeitai Jepang, sehingga
Ibu harus berjuang sendiri mencari nafkah untuk membesarkan kami
anak-anaknya, satu hal yang tidak mudah mengingat pada jaman perang banyak
sekali orang kelaparan, karena tidak ada penghasilan. Tempat tidur yang kami
milikipun hanya satu saja dimana Ibu dengan seluruh anak-anaknya berbaring
diatas satu tempat tidur. Dan kalau salah satu dari kami menderita sakit,
Ibu selalu tidur di atas lantai untuk memberikan lebih banyak tempat kepada
anaknya yang sedang menderita sakit.

Ibu bekerja sebagai pencuci pakaian. Pagi-pagi sekali sebelum matahari
terbit ia sudah bangun untuk mencuci pakaian. Satu pekerjaan yang berat,
karena semuanya harus di cuci dengan tangan. Ia bekerja tujuh  hari seminggu
dengan tiada mengenal lelah.

Uang yang Ibu dapatkan hanya cukup untuk makan sehari-hari, bahkan
kadang-kadang inipun masih kurang, sehingga seringkali kami tidur dengan
tanpa makan malam. Walaupun kami telah tidur ibu masih tetap bekerja terus,
dibawah remang-remang lampu cempor minyak, karena tidak ada listrik dirumah
kami. Ia harus menggosok pakaian sampai dengan jauh malam. Tetapi walaupun
Ibu harus kerja berat, ia tidak pernah mengeluh.

Kami anak-anaknya tidak pernah memiliki sepatu dan kakak saya pada bulan
berikutnya harus masuk sekolah. Ibu berusaha ingin membelikan sepasang
sepatu untuk kakak saya. Kebenaran tetangga kami seorang penjual barang
rombengan (tukang loak), kepada dia Ibu memesan sepasang sepatu, walaupun
sepatu bekas dan juga agak kebesaran, tetapi daripada tidak punya sepatu
sama sekali. Harganyapun telah ditetapkan, tetapi karena Ibu belum punya
uang, ia diberi kesempatan untuk mengumpulkannya terlebih dahulu, setelah
jumlah uangnya lengkap ia boleh menembus sepatu bekas tersebut.

Ibu ingin uang itu cepat terkumpul sehingga ia bekerja lebih banyak dan
lebih berat lagi. Ia harus menggosok pakaian kadang-kadang hingga jam dua
pagi sedangkan jam lima pagi ia sudah harus bangun lagi untuk mencuci
pakaian. Bahkan untuk dapat menabung ini Ibu telah beberapa kali melakukan
puasa agar uangnya bisa lebih cepat terkumpul.

Akhirnya Ibu jatuh sakit, karena pekerjaannya yang terlalu berat dan juga
karena seringnya berpuasa, walaupun ia sakit, ia tetap bekerja terus,
sehingga pada saat ia menggosok pakaian, karena kelelahan ia lelap sejenak.
Akibatnya sangat fatal bagi Ibu, pakaian langganan yang sedang ia gosok
menjadi hangus oleh strikaan panas.

Ibu menangis, ia bukan menangis karena sakit, ia bukan menangis karena harus
bekerja berat, ia menangis, karena uang celengan yang tidak seberapa
jumlahnya yang seyogiyanya untuk membeli sepatu anaknya harus digunakan
untuk mengganti pakaian yang hangus kena strikaan. Sehingga terpaksa, pada
saat kakak saya mengikuti perayaan Natal di sekolah, dimana hampir semua
murid memakai pakaian maupun sepatu baru, kakak saya sebagai anak
satu-satunya yang tidak memakai sepatu dan kemeja tambalan.

Ketika pulang sekolah kakak saya menangis ia tidak mau pergi ke sekolah
lagi, karena ia telah menjadi ejekan dari kawan-kawan sekolahnya sebagai
satu-satunya anak yang tidak pakai sepatu. Masih ingat oleh saya wajah Ibu,
sambil memeluk anaknya ia membelai kepala kakak saya, mengalir butir air
matanya keluar, tak sepatah katapun yang ia ucapkan, tetapi terbayang
diwajahnya betapa pedih dan betapa sakitnya perasaan Ibu saya pada saat tsb.
Apakah Anda bisa membayangkan berapa banyak orangtua menjelang Natal atau
tahun baru ini yang mungkin mengalami perasaan dan nasib yang sama seperti
Ibu saya, karena mereka tidak mampu membelikan pakaian maupun sepatu untuk
anaknya?

Mang Ucup
Emai: [EMAIL PROTECTED]
Homepage : www.mangucup.net

-- 
Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.430 / Virus Database: 268.13.27/517 - Release Date: 3-11-2006
16:30
 



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to