Abadikan Buah Pikiranmu
  Oleh : Mochammad Moealliem
   
  Anda tahu kenapa fir'aun membangun piramida yang tinggi besar itu? Yang masih 
menjadi misteri hingga saat ini, makam raja-raja Mesir yang telah dibangun 
sebelum rajanya meninggal, setiap piramida menghabiskan waktu 20 tahun untuk 
membangunnya. Apakah fir'aun sudah gila dengan membangun kuburnya hingga 
membunuh beberapa pekerja yang membuat makamnya yang istimewa? Benar mungkin 
dia sudah gila, tetapi kenapa masih menjadi raja jika gila? Huch mungkin orang 
sekarang bisa menjawab " Kok jauh-jauh fir'aun mas!, DPR kita aja banyak yang 
gila".
   
  Jika ada pemimpin yang gila perang, pemimpin yang gila perempuan, pemimpin 
yang gila korupsi, tak jauh beda fir'aun gila dengan keabadian. Adakah 
keabadian itu? Menurut nalar fir'aun bahwa setelah mati ada kehidupan, maka 
untuk kekayaan dan kemewahannya dia membuat piramida yang waktu itu tergolong 
bangunan yang sangat canggih, insinyurnya handal, bentuk yang sangat sempurna, 
hingga bisa mengukur, jikalau mayat ditaruh didalam piramida akan abadi sebab 
suhu udaranya stabil. Anda tahu berapa umur piramida? Umurnya sekitar 4500 
tahun sampai saat ini.
   
  Maklum jika fir'aun mengaku menjadi tuhan, sebab peradabannyalah waktu itu 
yang sangat maju, fir'aun yang penulis bicarakan disini adalah fir'aun di zaman 
nabi Musa, sebab fir'aun banyak sekali, ada juga yang beriman. Nah fir'aun itu 
merasa adi kuasa dibanding kerajaan-kerajaan didunia, yach mungkin saat ini ada 
neo fir'aun, "Al Faroinah al jadidah" menurut istilah Dr.Moh Imaroh. 
Perhitungan hari atau kalender juga ditemukan yang kemudian diambil oleh eropa, 
ilmu perbintangan, ilmu pertanian, perairan, mereka mengusai. Namun aneh juga 
kalau ada tuhan yang mati, kalau tuhan saja tidak dapat menyelamatkan dirinya, 
apalagi untuk menyelamatkan orang lain.
   
  Fir'aun mengira harta bendanya bisa untuk bekal kehidupan yang ada setelah 
mati, maka mereka membikin makam yang akan menampung mayatnya, hartanya, 
makanan kesukaannya, dan segala yang dibutuhkan untuk hidup dilain ruang, bukti 
empirik bisa anda lihat dimakam-makam raja-raja Mesir, banyak juga ditemukan 
piramida-piramida yang dijebol pencuri untuk mengambil barang berharga yang ada 
dialamnya. Ternyata bukan hanya fir'aun yang mempercayai kehidupan setelah 
mati, mayoritas kepercayaan dan agama yang ada konsep hidup setelah mati.
   
  Penulis hanya akan menelusuri dalam Islam saja. Dalam Alqur'an banyak cerita 
tentang surga dan neraka, tentang kehidupan yang lebih lama, yang mungkin kini 
banyak orang tidak peduli dengan hal itu meski dalam hati kecilnya terbesit 
ketakutan. Ada yang mengira kehidupan itu harus berbekal uang yang banyak 
hingga bersusah payah untuk korupsi, ada juga yang mengira untuk kehidupan itu 
membutuhkan banyak perempuan hingga repot-repot selingkuh, dan lain sebagainya.
   
  Jika kita pergi keluar negeri kita harus menukar uang kita dengan uang yang 
ada dinegara yang akan kita kunjungi, begitu pula jika kita akan pergi keluar 
dunia, kita harus menukarkan harta kita dengan harta yang bisa laku di negeri 
luar dunia. Manusa bisa masuk surga ketika telah melewati hidup, begitupun 
masuk neraka juga setelah melalui hidup. Ruh kita tak akan bisa beramal baik 
dan buruk jika tidak dirangkai dengan jasad kita, sementara rangkaian itu 
terbatas pada kekuatan jasad kita. Ruh akan kuat bertahan abadi, namun jasad 
hanya kurang dari seabad.
   
  Keabadian hakiki adalah keabadian Allah semata, dan keabadian selain Allah 
adalah keabadian terbatas, seperti keabadian ruh, surga, neraka, dan yang lain. 
Keabadian yang ada pada selain Allah hanya sepanjang masa, yaitu masa yang 
hanya diketahui Allah semata, dan Allah abadi tanpa masa. Keluasan alam raya 
adalah luas yang tidak kita ketahui batasnya, namun keluasan Allah adalah 
keluasan yang tiada batasnya. Kalam kita adalah kalam yang berupa huruf dan 
suara, tapi Kalam Allah tiada berupa huruf dan suara.
   
  Perbuatan manusia akan diberi nilai selagi masih terangkainya ruh dalam 
jasad, setelah ruh berpisah dengan jasad, maka tiada lagi yang dapat berbuat, 
hanya menerima balasan sesuai nilai yang telah terdaftar dalam daftar tabungan 
kita. Namun Allah memberikan tiga dispensasi pada umat Islam, bahkan meskipun 
dia sudah mati masih bisa mendapat nilai, apakah tiga keabadian itu?
   
  Nabi Muhammad bersabda : "Idzâ mâta al insânu inqoto'a anhu 'amaluhu illa min 
tsalasin, illa min shodaqotin jâriyatin aw ilmin yuntafau bihi aw waladin 
shôlihin yad'u lahu" .
   
  HR. Muslim, hadith no: 4310, HR. Abu Dawud,: 2882, HR. Tirmidzi,: 1432, HR. 
Nasai,: 3666, HR.: Ahmad bin Hanbal : 9079, HR,: Baihaqi : 13011
   
  "Ketika manusia telah meninggal dunia, maka terputuslah darinya amal 
perbuatannya, kecuali tiga hal, 1. Shodaqoh jariyah, 2. Ilmu yang dimanfaatkan, 
3. Anak sholih/sholihah yang mendoakannya."
   
  Tiga imam madzhab terpercaya (Maliki, Hanafi, Hanbali) berpendapat bahwa doa 
kepada orang yang mati adalah sampai pada yang dituju, begitupun penulis 
berpendapat seperti mereka, dasar yang penulis pakai adalah hadith yang penulis 
sebut diatas, bahwa doa seoarang anak sholeh bisa membantu orang tuanya yang 
sudah meninggal, apalagi kalau masih hidup, tentunya lebih sampai. Maka dari 
itu mari kita doakan orang tua kita, dan jangan menunggu meninggal. Jika anda 
tidak bisa berdoa yang panjang, cukup bacalah fatihah sebagai hadiah untuk 
orang tua. 
   
  Hadith diatas penurut pemahaman penulis mencakup tiga kategori manusia, 
pertama, adalah kategori orang kaya, keabadian bisa diciptakan dengan shodaqoh 
jariyah, sedekah yang mengalir, maksudnya apa yang disedekahkan bisa terus 
menerus bermanfaat, seperti halnya waqaf untuk madrasah, waqaf untuk masjid, 
wakaf untuk kepentingan Allah, Membangun Panti asuhan, dan sebagainya, selagi 
apa yang disedekahkan masih dipakai pada jalan Allah maka, orang yang 
bersedekah akan terus mendapat point pahala.
   
  Kedua, Golongan orang berilmu, Keabadian amal bisa diciptakan dengan 
keilmuan-keilmuan yang diciptakan dan dimanfaatkan demi Allah, Contohnya 
seperti Tafsir Tobari, tafsir Qurtuby, tafsir Ibnu Katsir, Shohih Bukhori, 
Shohih Muslim, Mereka mengarangnya bukan demi harta, bukan demi kemulyaan, 
bukan demi apa-apa, hanya demi Allah. Berbeda dengan orang-orang saat ini 
mengarang buku hanya untuk meraih dunia.
   
  Bagi golongan orang-orang yang tidak berharta dan tidak berilmu, mereka juga 
masih bisa menciptakan keabadian amal, pada golongan ketiga, dengan anaknya 
yang sholih/sholihah yang mau mendoakannya. Bisa dikatakan bahwa masyarakat 
muslim punya kunci untuk membangun keabadian, dari segala bentuk lapisan, baik 
yang kaya harta, kaya ilmu dan kaya anak, bahkan jika bisa membangun tiga hal 
itu semuanya, maka ibarat mendapat subsidi dari tiga arah. Alangkah bahagianya 
orang yang mampu bersedekah jariyah, berilmu yang bisa dimanfaatkan, dan punya 
anak yang sholeh yang mau mendoakannya. 
   
  Kapankah kita bisa besedekah jariyah? Kapankah kita bisa punya ilmu yang 
bermanfaat? Kapankah kita menjadi anak yang mendoakan orang tua? Sedekah ketika 
kaya dengan harta, sedekah ketika pandai dengan ilmu, sedekah ketika 
berkeluarga adalah mendidik anak agar sholeh/sholihah. Semoga kita bisa 
melakukan ketiganya.
   
  Alliem,
  Kamis,  13 Desember 2006
  Berusaha Mengabadikan Buah Pikiran


              ----====o0o===----
  Kunjungi
  http://www.muallim.tk
  Kritikmu harapanku
   
  Ngobrol bareng aku, silahkan gabung di
  http://tech.groups.yahoo.com/group/kang_guru/ 
  Bersama menuju bahagia








 
---------------------------------
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke