KENIKMATAN “YE-ZET, EM-E, DAN A-GIM” ( I )
   
  “…proses eksploitasi terletak pada persoalan jender, khususnya kaum perempuan 
sebagai titik pangkal perdebatan.”
   
  AhaÂ… Lagi-lagi sebuah kemunafikan terkuak dalam kasus video porno yang 
diperankan oleh seorang aktor “wakil rakyat terhormat” dan seorang biduan 
dangdut di “republik dangdut” ini. “Ye-Zet dan Em-E” sekarang sedang “naik-naik 
daunnya” untuk melejitkan popularitas individualnya. Cara paling mudah 
ketimbang berkoar-koar dengan mengatasnamakan seorang politisi, ataupun 
berjuang tampil di depan penonton dengan nyanyian atau goyangan dangdut yang 
melelahkan, plus dengan ancaman bakal dihujat sebagai pelestari pornoaksi. 
   
  Hampir sebagian besar konsentrasi publik terfokus untuk mengikuti 
perkembangan kasus “kenikmatan” ini. Bahkan di salah satu warnet di Jakarta, 
sekumpulan anak muda berlomba saling adu cepat untuk mencetak gambar tersebut 
dengan printer berwarna, atau menyimpannya dalam flash-disk. Sebagian lainnya 
sibuk mengutak-atik dan mencari-cari berbagai situs yang menyajikan gambar 
mereka berdua secara lebih jernih dan jelas.
   
  Di sisi lain, kasus ini menjadi perbincangan serius oleh sebagian kalangan 
dengan mengatasnamakan agama, moral, etika, hingga persoalan analisa politik 
yang berkembang. Semua campur aduk dalam ruang kebebasan berwacana, termasuk 
obrolan santai untuk mengisi pembicaraan lepas. Tukang bakso, penjual mi 
tek-tek, ibu rumah tangga, kondektur bis kota, supir angkot, copet, jambret, 
PSK pinggir jalan, pedagang, eksekutif muda, pengusaha, waria, mahasiswa, 
pelajar SMU, sampai para petinggi Golkar dan pejabat negara; semuanya membahas 
video “kenikmatan” ini.
   
  Partai Golkar tak perlu repot-repot lagi untuk berkampanye tidak langsung 
meningkatkan simpatisan publik kepada partai ini. Dan bapak wakil presiden 
(MJK) yang juga sebagai ketua umumnya, tak usah dibebankan lagi dengan urusan 
kualitas kadernya. “Ye-Zet” telah memberikan suatu “kontribusi besar dan tak 
ternilai” untuk popularitas partai Golkar memenangi Pemilu 2009 nanti. Tidak 
ada kader partai berlambang pohon beringin ini yang berani seperti “Ye-Zet”. 
   
  Itulah perbedaan telak antara “permainan” wong cilik dengan pejabat 
“gede-an”, khususnya dalam soal “jajanan nikmat” ini. Kalau seorang kuli 
bangunan mencari-cari di daerah Bongkaran atau Kali Jodo, orang berkelas 
seperti “Ye-Zet” bisa mencari artis atau juga bintang sinetron. Kalau seorang 
kuli bangunan mau “jajan” kayak begituan, uangnya berasal dari jerih payah 
keringatnya. Kaum elit hanya dengan mengeluarkan traveller cheque, yang uangnya 
berasal dari jabatannya, korupsi, intrik, dan percaloan kebijakan negara. 
(bersambung)
   
  2006, Leonowens SP

 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to