Di tengah melonjaknya harga beras di mana impor beras adalah satu "solusinya", Bulog mengadakan "Operasi Pasar" untuk "menurunkan" harga beras.
Anehnya harga beras OP Bulog justru lebih mahal dari harga beras di pasar. Bulog menjual berasnya dengan harga Rp 4.500/kg, sementara saat itu istri saya membeli beras di pasar dengan harga Rp 4.200/kg dengan kualitas yang cukup baik. Tak heran jika beras OP Bulog tidak laku. Apalagi timbul kesan bahwa beras Bulog itu bulukan dan berkutu karena terlalu lama di gudang. Walhasil harga beras tetap melonjak. Karena seharusnya harga beras OP Rp 3.000 atau lebih rendah dari harga pasar, Bulog justru menjualnya lebih tinggi. Bulog pun mengimpor 14 ribu ton beras dari luar negeri dengan nilai sekitar rp 52 milyar. Walhasil pemerintah menurut saya perlu mengganti Kabulog yang ada agar strategi Bulog untuk menstabilkan harga beras di pasar berjalan baik. Jika perlu dari militer yang jujur dan mengetahui seluk-beluk soal logistik dan mampu menindak para spekulan beras. Apalagi mantan Kabulog sebelumnya seperti Beddu Amang, Rahardi Ramelan, dan Bustanul Arifin terjerat kasus korupsi. Dengan produksi beras 32 juta ton per tahun, seharusnya beras di dalam negeri sudah cukup bagi Indonesia. Yang perlu dibenahi adalah distribusinya. Untuk itu perlu Kabulog yang cakap dan jujur. === Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits? Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] http://www.media-islam.or.id __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com