<http://bp0.blogger.com/_nP4kAi1PBGU/RYnN_d_YTPI/AAAAAAAAAAM/PsErgAhabok/s1600-h/honesty-kills-corruption.gif>Korupsi masih menjadi salah satu pintu penghalang paling besar dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar sebenarnya yang dikorupsi dan bagaimana cara memerangi, atau minimal mengurangi, tingkat korupsi.
Dari laporan satu studi terbaru<http://www.economist.com/finance/displayStory.cfm?story_id=5627785>yang disponsori pihak World Bank, Ben Olken, alumni dan junior fellow pada Harvard Uniersity, menemukan bahwa secara rata-rata sebesar 28 persen dari tingkat pengeluaran bantuan proyek dari World Bank di Indonesia adalah hilang. Dengan kata lain hampir sepertiga dari bantuan dikorupsi. Estimasi mutakhir ini kira-kira sama dengan angka "kebocoran" sebesar 30 persen yang pernah diungkapkan oleh almarhum Prof Soemitro Djojohadikusumo<http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/sumitro-djojohadikusumo/index.shtml>dalam Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ke-12 di Surabaya. Dari keduanya bisa disimpulkan bahwa secara garis besar tidak ada perubahan dalam tingkat korupsi di Era Orde baru dan Era Reformasi di Indonesia, terlepas dari berbagai jargon dan upaya pemberantasan yang dilakukan pasca Reformasi 1998. Selanjutnya klik disini<http://mimodjo.blogspot.com/2006/12/bagaimana-memerangi-korupsi.html>. -- http://mimodjo.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed]