-----Original Message-----
From: 
Sent: 
To: 
Subject: Cinta tlah Cukup untuk Cinta [2]


 

Sequel 2 


 
Khan Ghozan bangun tidur agak terlambat dari biasanya, tapi waktu subuh
belum habis...
Setelah menjalankan kewajibannya,
Khan Gozan bersiap diri..
mandi pagi dan kemudian sebentar membaca koran harian al-jeddah yang
tersedia di depan pintu kamar kabin.
Khan Gozan menuju ruang break fast di kapal...
 
Sedikit pusing karena semalam ada ombak yang agak besar, Khan melangkah
agak gontai menuju ruang makan...
 
Sekilas ada harapan dalam dirinya,
"Siapa tahu, pagi ini bisa ketemu dengan sang putri"
Tetapi dibuangnya lamunan kosong itu.
 
Setelah mengambil sup sayur dan makanan pembuka, Khan melangkah menuju
meja makan yang ditata agak berpencaran.
 
Pandangan matanya tertumbuk ke sebuah meja makan agak pojok yang penuh
dengan beberapa orang laki-laki dan beberapa wanita.
 
"Sang putri dan seluruh keluarganya kemarin", gumam Khan dalam hati...
 
Sebagai seorang profesional yang terbiasa berhadapan dengan banyak
orang, Khan melangkahkan kaki menuju meja makan tersebut....
Dia tersenyum ke mereka semua,
kemudian meletakkan makanan di meja makan dan menarik sebuah kursi dari
meja sebelahnya.
Khan duduk di dekat salah seorang saudara laki-laki sang putri...
 
salah seorang saudara laki-laki sang putri membuka omongan memecah
keheningan yang sebelummnya...
"Kamu bekerja di Perusahaan al-kautsar mekkah al Mukarommah mr. Khan ?".
Khan mengangguk sambil mengeluarkan Name Card dari dalam sakunya.
Dan kemudian mengambil moment itu,
seluruh yang ada di meja itu dibagi satu persatu...
"Kalau pas semua saudara yang ada di sini lagi ada kerjaan atau mungkin
sedang jalan-jalan di kota Mekkah, silakan mampir ditempat saya", kata
Khan sambil mencuri pandang ke sang putri yang memang sedikit cuek dalam
keanggunannya. Tak ada respon dari sang putri.
"Sudah ada e-mail address-nya Mr.Khan ?", tanya saudara laki-laki sang
putri.
Khan mengangguk sambil menunjuk di Name Card-nya.
"Boleh saya tahu e-mail adress saudara-saudara semua ?", tanya Khan.
"Saya punya beberapa artikel yang menarik tentang kejadian yang
kemarin", tawar Khan sembari berharap, moga-moga bisa memperoleh e-mail
address sang putri.
"kejadian yang mana ?", sahut salah seorang saudara laki-laki yang
lainnya.
"kejadian runtuhnya gedung WTC di New York yang kemarin itu. saya ada
beberapa foto ekslusif yang saya peroleh dari salah seorang teman di
Amerika sana".
 
Pancingan Khan rupanya membuahkan hasil,
4 dari 6 saudara wanita yang ada termasuk sang putri, memberikan e-mail
adress-nya pada Khan.
2 dari 8 saudara laki-laki yang ada, juga memberikan e-mail addressnya.
 
"Insya alloh, setiba saya di Mekkah, akan saya kirimkan foto-foto
ekslusif itu", janji Khan.
 
Apalagi yang menghalangi Khan untuk bisa berhubungan dengan sang putri?.
No Hp sudah diperolehnya kemarin justru dari Abahnya sendiri, dan kini
alamat e-mail sudah diperolehnya dari sang putri sendiri.
 
Mulailah pembicaraan yang santai,
obrolan yang hangat terjadi antara Khan dan saudara-saudara sang putri
termasuk dengan sang putri sendiri...
Eta adalah seorang yang fasih berbahasa Inggris, dia lulusan Economy
Accounting di salah satu Universiti terbaik di Jeddah dan sekarang
bekerja di sebuah perusahaan Amerika di Jeddah. Berumur kurang lebih 27 tahun.
Berperawakan tidak terlalu tinggi, kulit putih, senang berkerudung,
meskipun gaya bicaranya yang bebas ala Amerika.
Wajahnya imut, tulang pipinya sedikit menonjol, senyumnya yang paling
indah untuk dilihat, sebab bibirnya yang mungil ......
dengan pandangan matanya yang tajam serta tampak sekali bahwa dia adalah
orang berpendidikan tinggi yang memiliki wawasan yang luas dan memiliki
cara berpikir yang logis serta cerdik.
Meski orang tuanya lahir di Iraq, tetapi didikan barat telah cukup lama
diterima dari abahnya, sebab sang Syech sendiri sudah lama tinggal di
Jeddah.
 
Tak terasa, kapal sudah mendarat di pelabuhan di Jeddah,
 
Khan harus segera kembali ke Mekkah tempat ia bekerja.
Pekerjaan sudah menumpuk.
 
Sekilas ia menengok ke belakang,
seolah mengucapkan selamat tinggal pada sang putri.
 
"Entahlah...kapan lagi bisa bertemu dengan sang putri", kata Khan dalam
hati ......

bersambung...

Kirim email ke