Gumam Kembara 
   
   
  108. REL ANYER-PANARUKAN
   
   
  masih terlalu pendek rel anyer-panarukan. ini bisa kupastikan 
  jika ingin mengukur jauh-jalan kembara enggang 
  manis-pahit langit bumi mengajarku makna cinta dan bagaimana mencintai
  topan laut topan gunung mengaduk hutan membimbingku bangkit dari kejatuhan
  sementara kehilangan demi kehilangan melukai kenang 
  darah parutnya kujadikan cat melukis kanvas impian kujaga nyalanya
   
   
  desember mengakhiri tahun seperti satu stasiun 
  darimana kereta berangkat kembali paralel dengan gerak roda keabadian
  bulan dan bulan adalah tatanan mengatur nalar memudahkan perhitungan
  agar kita tak menjadi keledai tapi mencoba menjadi manusia maksimal
  kereta dan stasiun. ini bisa kupastikan
  terlalu tak imbang membandingkan kembaraku 
  sejak tahun dahulu indonesia kutinggal 
   
   
  kau pun enggan membicarakannya, bukan? takut  pada bayangan keganasan
  berlindung pada legalitas cermin pertarungan dahsyat tak kunjung reda
  sejenak bisa menyelubung hakekat. sejenak saja mungkin  setengah abad
  akupun sudah tak ada.sementara masa silam itu masih menuba udara negeri 
  tahun kelak dan kelak lagi, hitam dan putih peristiwa akan tergelar di 
matahari
  yang kemudian menyebut nama-nama, tingkat dan jenis kemanusiaan kita
  kau mungkin sudah tak ada
   
   
  ketakutan membuat kita kerdil ingkar diri 
  surut ke belakang tak terbela selaksa teori akademisi yang juga diuji
  katingan dan mentaya -- sungai-sungai pengasuh 
  arusmu mengajarku  bagaimana mencintai  memburu muara
  kupastikan rel anyer-panarukan tak sebanding lika-liku jalan kembara
  -- tidakkah ini bukti indonesia dan republik masih jauh di mata?!
   
   
  ala icé
  ala dué
  ala telo*]
  kupanggil roh-roh suci 
  hadir kembali 
  kupanggil indonesia
  kuserukan republik
  bangkit
  menghalau segala munafik
  kepicikan dan khianat
  menuba angkasa
   
   
  ala icé 
  ala dué
  ala telo
  kutabur beras kuning
  garam berabu
  kutabur beras merah 
  ke segala penjuru
  kutabur juga di rel ini
  rel anyer-panarukan
  kupanggil roh yogya 
  dan pulau-pulau 
  kuminta mereka kembali
   
   
  ala icé
  ala dué 
  ala telo
  kutabur beras merah kuning garam berabu
  menyerukan kebangkitan menyulut cahaya**]
   
   
  Paris, Desember 2006.
  -----------------------------
  JJ. Kusni
   
  Catatan:
  *]. kata-kata pembukaan upacara mantera orang Dayak Katingan ketika 
berhubungan dengan roh nenek moyang mereka.  
  **] varian dari puisi lisan [sansana kayau] Dayak Katingan "panutung 
matanandau pambelum", penyulut matahari kehidupan, mangalasut hambaruan, 
menghangatkan jiwa.

 Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to