ini salah satu penggalan cerita dari tema mesjid nu dan muhammadiyah
yang direbut organisasi lain.

btw, kiai nuril arifin dulu merupakan komandan pasukan berani mati
pembela gus dur. sekarang dia memimpin pengajian tasawuf di daerah
rawamangun.



>ceritanya gini bos.
>muhammadiyah punya tk aisiyah, lokasinya di 
>prambanan jogja, tanahnya yang dipakai tk itu 
>adalah tanah dari desa yang belakangan diketahui 
>tanah itu punya kraton. Masalahnya timbul waktu 
>gempa tk asiyah itu roboh, dan mas hidayat 
>nurwahid mantan ketua umum PKS itu mau bikin 
>yayasan diatas tanah itu,ada masjid, balai 
>kesehatan dan TK juga (katanya yayasan itu 
>berafiliasi ke PKS). sekarang masing-masing 
>ngotot mau mendirikan bangunan diatas tanah itu. 
>dan yang paling seru menurut info yang valid 
>akhirnya pertarungan ini terjadi antara ketua mpr dan mantan ketua mpr.
>
>so, ini urusannya bukan sekedar urusan masjid 
>saja, tp ada berbagai sentimen, dari mulai 
>politik, sosial smp eksistensi. piye mas.
>rizal


At 04:25 PM 3/1/2007, you wrote:

>Mas Ananto,
>
>Kalau boleh tahu, persiapan NU dalam melayani 'tantangan' itu seperti
>apa?
>
>1. Konsolidasi kedalam. Misal, meningkatkan pengetahuan dengan
>mengirim santri-santrinya untuk memperdalam ilmu dan pengetahuan ke-
>Islamannya kepelbagai pusat-pusat studi Islam terbaik, baik di dalam
>maupun ke luar negeri?
>2. Latihan kanuragan. Sebagaimana dulu pernah dilakukan di Jawa Timur?
>3. Atau bagaimana?
>
>Please donk. Lagian hare gene masih main label-labelan. Bahkan
>suadaranya sendiri dibilang 'garis keras'. Saya tahunya malah garis
>lurus tuh :-)
>
>DT
>
>--- In 
><mailto:ppiindia%40yahoogroups.com>ppiindia@yahoogroups.com, 
>Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > NU Layani 'Tantangan' Kelompok Islam Garis Keras
> > Selasa, 27 Februari 2007 20:02
> >
> > Jakarta, *NU Online*
> > Genderang perang mulai ditabuh Nahdlatul Ulama (NU) untuk
>menghadapi gerakan
> > dari kelompok Islam garis keras yang muncul akhir-akhir ini.
>Organisasi
> > kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia ini siap
>melayani 'tantangan'
> > kelompok Islam radikal yang sudah sangat meresahkan warga
>*nahdliyin *(sebutan
> > untuk warga NU) itu.
> >
> > Pada Sabtu (25/2) lalu, Pimpinan Pusat (PP) Lembaga Dakwah
>Nahdlatul Ulama
> > (LDNU) mengeluarkan maklumat yang berisi tentang peneguhan kembali
>terhadap
> > ajaran dan amaliyah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) yang selama ini
> > dijalankan oleh warga nahdliyin. Sebanyak 8 ketua Pengurus Wilayah
>LDNU
> > se-Indonesia menandatangani maklumat yang merupakan respon atas
>tuduhan
> > sesat terhadap ajaran dan amaliyah NU itu.
> >
> > "…kami menyadari dengan sepenuh hati, bahwa dewasa ini telah tumbuh
>dan
> > berkembang gejala pemikiran dan gerakan ke-Islam-an (*al-harakah
> > al-islamiyyah*) melalui praktek-praktek keagamaan yang dapat
>melunturkan
> > nilai-nilai *Ahlussunnah Wal Jamaah *ala NU, maka dengan ini kami
> > menyatakan: …Senantiasa menjalankan amaliah ibadah Ahlussunnah wal
>Jama'ah
> > ala NU, melestarikan praktek-praktek dan tradisi keagamaan
>*salafush shalih*;
> > sepert salat-salat sunnat, salat tarawih 20 rakaat; wirid, salawat,
>qunut,
> > talqin, ziarah qubur, tahlil, manaqib, ratib, maulid Nabi, haul, dan
> > istighotsah; serta toleran terhadap tradisi budaya yang sesuai
>dengan
> > nilai-nilai Islam sebagai bagian dari dakwah Ahlussunnah wal
>Jama'ah ala
> > NU," demikian salah satu poin dalam maklumat tersebut.
> >
> > Ketua Umum PP LDNU KH Nuril Huda kepada *NU Online* menyatakan,
>gerakan
> > kelompok garis keras itu sudah melewati batas toleransi. Karena
>mereka tidak
> > lagi sebatas mengambilalih masjid-masjid milik warga nahdliyin,
>melainkan
> > sudah berani menghasut dan menuduh NU adalah sesat.
> >
> > "Masjid-masjid NU mulai diambilalih. Muncul banyak buku-buku yang
>menghujat
> > ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah ala NU. Salat tarawih 20 rakaat;
>wirid,
> > salawat, qunut, talqin, ziarah qubur, tahlil, maulid Nabi,
>istighotsah dan
> > lain-lain dianggap ajaran sesat. Ini sudah tidak bisa ditoleransi
>lagi,"
> > terang Kiai Nuril di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta,
>Selasa (27/2).
> >
> > Apalagi, lanjut Kiai Nuril, gerakan mereka sudah sangat luas dan
>hampir
> > merata di seluruh daerah, tidak hanya daerah yang berbasis
>nahdliyin. Jika
> > NU tak segera mengambil sikap tegas, maka bukan mustahil tradisi
>keagamaan
> > yang dijalankan warga nahdliyin selama ini akan hilang.
> >
> > Tak hanya itu. Hal yang paling dikhawatirkan NU, menurut Kiai
>Nuril, adalah
> > keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan
> > Pancasila dan UUD 1945 pun ikut terancam. Pasalnya, kuat disinyalir,
> > kelompok Islam garis keras tersebut berkeinginan menjadi Indonesia
>sebagai
> > negara Islam.
> >
> > Karenanya, selain peneguhan kembali terhadap ajaran dan amaliyah
>Aswaja ala
> > NU, dalam maklumat tersebut juga ditegaskan bahwa NU tetap pada
>komitmennya
> > untuk setia menjaga keutuhan NKRI. NU tak ingin ada pihak-pihak
>tertentu
> > yang mencoba mengusik keberadaan persatuan dan kesatuan bangsa
>Indonesia.
> >
> > Ditambahkan Kiai Nuril, sebagai tindak lanjut atas maklumat
>tersebut, setiap
> > PW LDNU se-Indonesia akan menguatkan barisan dalam rangka
>menghadapi gerakan
> > kelompok Islam garis keras tersebut. "Kita sudah tetapkan ada lima
>zona
> > konsolidasi NU. Antara lain, zona Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa
>Tenggara
> > Barat dan Kalimantan. Masing-masing zona ini akan menghimpun dan
> > mengkonsolidasikan seluruh PW LDNU di provinsi yang berada di
>wilayahnya,"
> > jelasnya.
> >
> > Keberadaan zona-zona tersebut, kata Kiai Nuril, diharapkan dapat
>menata
> > dengan rapih gerakan dakwah NU di daerah-daerah. Dengan demikian,
> > masjid-masjid NU serta ajaran dan amaliyah NU dapat
>terjaga. "Walaupun
> > berbeda prinsip, tapi kita ingin sama-sama saling menghormati dan
>menghargai
> > keyakinan masing-masing. Tidak ada lagi tuduhan bahwa NU adalah
>sesat dan
> > sebagainya," pungkasnya. (rif)
> >



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke