Memang semua kita yang mendengar atau melihat kasus ini di TV takkan 
habis pikir. Saya setuju komentar dalam acara republik Mimpi hari 
Minggu yl di Metro TV, bahwa menghilangkan satu generasi takkan 
merubah sikap dan watak lembaga pendidikan ini. Hanya perombakan 
tuntas struktur atau malah pembubaran (tapi jangan sampai merugikan 
para siswa), satu satunya jalan yang ada.

TETAPI, marilah kita sadari, bahwa setiap lembaga dalam suatu 
masyarakat, hanya mungkin tumbuh dan berkembang apabila sesuai 
dengan masyarakat dimana lembaga tersebut tumbuh, ini bak tanaman. 

Jadi, lembaga yang penuh obsesi kekuasaan dan kekerasan ini, tanpa 
mengedepankan kinerja rational dan kekuatan daya pikir (research dan 
survey maupun innovasi), HANYA dapat tumbuh dalam masyarakat macam 
bangsa kita dimasa ini: hidup keseharian penuh jalan buntu, 
frustasi, pamer kekuasaan, ketimpangan sosial..

Lembaga semacam ini, TAK mungkin muncul dalam masayarakat yang sudah 
dewasa macam Jepang, Korea, Singapura, Austria, swiss, negara negara 
Skandinavia..

Perhatikanlah, bagaimana baju seragam, dalam bentuk apapun, sangat 
disukai dinegeri ini...

Salam

Danardono



--- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> 
> saya tidak habis pikir mengapa pemerintah atau negara harus 
melempar
> tanggung
> jawab terhadap kasus yang terjadi di IPDN, karena pada dasarnya 
SYSTEM
> PENDIDIKAN
> yang terbentuk di IPDN atau STPDN (dulu)  sebelumnya di buat oleh 
NEGARA,
> jadi dengan
> sendirinya negaralah yang harus bertanggung jawab terhadap 
konsekwensi yang
> terjadi
> akibat penerapan system tersebut.  Karea kita tahu bahwa system 
yang dibuat
> pasti mempunyai
> tujuan tertentu, sehingga kalau system pendidikan di ipdn tetap 
berjalan
> dari awal pembentukannya
> maka artinya tujuannya sudah tercapai, tapi konsekwensinya harus 
ditanggung
> oleh negara.
> 
> kasus ipdn ini, kelihatanya pemerintahan SBY bersikap pilon, 
seakan-akan
> kejadiannya
> tidak berhubungan dengan kebijakan yang menghasilkan system 
pendidikan yang
> menghasilkan
> suatu effek yang sangat buruk.  pemerintah (negara) seharusnya 
bertanggung
> jawab terhadap system
> ini.  para pakar tata negara pasti tahu tentang hal ini,
> 
> Pada kesimpulannya para praja senior yang telah melakukan 
kekerasan tidak
> bisa dihukum karena
> tindakan mereka termasuk dalam system pendidikan yang diciptakan 
oleh
> pendiri  sekolah tersebut
> dan para siswa atau praja yang tewas atau mengalami cedera harus
> mendapatkan kompensasi
> dari negara (pemerintah) ...  ... dikawatirken  pemerintah atau
> penyelenggarah negara sekarang bukanlah
> negarawan yang bertanggung jawab terhadap negara dan rakyatnya, 
tetapi
> pejabat pilon  yang
> tidak mendidik rakyat dan pemerintahan untuk menghindari 
hukum  .....
> 
> salam
> yustam
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ______________________________________________________________
> 
> Disclaimer :
> - This email and any file transmitted with it are confidential and
> are intended solely for the use of the individual or entity whom
> they are addressed, if you are not the original recipient, please
> delete it from your system.
> - Any views or opinions expressed in this email are those of the
> author only.
> ______________________________________________________________
>


Kirim email ke