*www.kompas.com* <http://www.kompas.com/>


*Indonesia Kurang Manfaatkan Investasi Pertanian di Afrika *
*JAKARTA, MINGGU* - Indonesia masih belum dapat memanfaatkan peluang
investasi di bidang pertanian di benua Afrika padahal sejumlah negara
seperti Sudan, Tanzania, dan Mesir telah membuka pintu dengan lebar bagi
para investor tanah air. "Kita harus membuka mata dan menyadari bahwa Afrika
adalah pasar potensial untuk berinvestasi bagi Indonesia," kata Menteri
Pertanian (Mentan) Anton Apriyantono pada konferensi pers mengenai hasil
kunjungan kerja ke Sudan, Tanzania, dan Mesir di Jakarta, Sabtu (28/4).

Menurut dia, banyak negara di Afrika yang menyadari bahwa agar dapat maju
maka negaranya harus mampu membangun iklim investasi yang baik yang terbuka
bagi negara lain.

Mentan juga mengatakan, bila investor Indonesia tidak bisa menangkap peluang
tersebut dengan agresif maka pihak negara lain yang akan mengambilnya dan
menjadi "market leader" di kawasan tersebut. "Harus kita akui, di bidang
pertanian Indonesia masih kurang mampu untuk bersaing secara ketat dengan
negara-negara maju," ujarnya.

Ia mengungkapkan, selain untuk membuka pintu investasi, Departemen Pertanian
dalam kunjungan tersebut membawa sejumlah pelaku usaha agribisnis tanah air
yang telah menjalin kerja sama dengan pihak dari ketiga negara yang
dikunjungi. Bulan Mei atau Juni, Deptan akan mengirim Tim Ahli Pertanian
terpadu ke Sudan untuk merumuskan secara teknis operasional proyek kerjasama
pembangunan pertanian prioritas di negara tersebut.

Selain itu, lanjut Mentan, untuk bidang peternakan pihaknya akan menugaskan
tim ahli yang juga berfungsi untuk mengkaji peluang Sudan dalam penyediaan
kebutuhan ternak dan daging Indonesia.

Sementara itu, Deptan dengan pendanaan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)
akan menugaskan tim evaluasi yang berencana memperkuat pusat pendidikan dan
pelatihan (Pusdiklat) yang dibangun pemerintah Indonesia di Tanzania pada
tahun 1996. "Kegiatan Pusdiklat tersebut masih berjalan namun perlu
direvitalisasi sehingga di samping memfasilitasi Diklat tingkat nasional
juga sebagai Pusdiklat di kawasan Afrika Timur," ungkap Anton seraya
menyebutkan menteri pertanian dari kedua negara telah sepakat untuk
mengaktifkan kembali berbagai Diklat dan program magang petani Indonesia
bagi petani Tanzania.

Dengan Mesir, Indonesia memprioritaskan kerja sama pengembangan kapas tanah
air. Kapas merupakan salah satu komoditi andalan Mesir yang menduduki
peringkat empat besar produsen kapas dunia setelah China, Amerika Serikat,
dan India. (ANTARA/IMA)


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to