anarkismenya bakunin itu anti kekerasan lho. dia sistemnya model modelnya orang 
samin.

salam,
Ari Condro

  ----- Original Message ----- 
  From: Alpha Bagus Sunggono 
  To: ppiindia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, April 30, 2007 1:29 PM
  Subject: [ppiindia] Timur Tengah bukan penemu konsep 'Terorisme'


  Tulisan di bawah ini menunjukkan bahwa
  konsep Terorisme mulai Timbul bukan dari
  Timur Tengah (yang sering dihubungkan dengan
  suatu agama - yaitu - Islam), namun dari
  Negara maju , yaitu Perancis.

  -------

  Munculnya terorisme

  Meski istilah teror dan terorisme baru mulai populer
  abad ke-18, namun fenomena yang ditujukannya bukanlah
  baru. Menurut Grant Wardlaw dalam buku Political
  Terrorism (1982), manifestasi terorisme sistematis
  belum muncul sebelum Revolusi Perancis, tetapi baru
  mencolok sejak paruh kedua abad ke-19. Dalam suplemen
  kamus yang dikeluarkan Akademi Perancis tahun 1798,
  terorisme lebih diartikan sebagai sistem rezim teror.

  Istilah itu lebih merefleksikan perilaku Pemerintahan
  Teror (Reign of Terror) yang berlangsung antara
  tanggal 5 September 1793 sampai 27 Juli 1794.
  Pemerintahan represif yang berdiri berdasarkan Dekrit
  5 September 1793 itu bermaksud untuk menghukum dan
  membunuh mereka yang melawan Revolusi Perancis (1789).

  Titik balik perkembangan terorisme mulai muncul
  pertengahan abad ke-19 di Rusia ketika muncul
  organisasi Narodnaya Volya (Perjuangan Kita) pimpinan
  Mikhail Bakunin. Semula organisasi yang dianggap
  sebagai organisasi terorisme modern pertama ini
  menentang Tsar, tetapi karena gagal menghancurkan
  basis kekuasaan Tsar, lalu mengampanyekan anarki dan
  konsep nihilisme.

  Dialektika perkembangan terorisme semakin menarik
  karena terorisme yang semula digunakan untuk melawan
  pemerintah dan negara, seperti dalam kasus Narodnaya
  Volya, justru kemudian balik digunakan negara dan
  penguasa untuk menindas masyarakat.

  Di pihak lain, organisasi terorisme telah bermunculan
  di mana-mana di dunia, dengan pelbagai alasan.
  Terorisme benar-benar menjadi gejala global. Gerakan
  kelompok terdahulu sering kali memberi inspirasi bagi
  pembentukan dan kegiatan kelompok yang lebih kemudian.

  Bahkan, di kalangan kelompok terorisme itu terdapat
  jalinan kerja sama. Richard Deacon dalam The Israeli
  Secret Service menyatakan, Tentara Merah Jepang
  (Sekigun) mendukung operasi gerilyawan Palestina
  dengan tenaga personal. Tahun 1971, Sekigun mengirim
  Nona Fusako Shigenobu, salah seorang perempuan yang
  menjadi tokoh "Komisi Arab Sekigun."

  Secara kualitatif, terorisme sudah banyak berubah
  dibandingkan dengan di masa lalu, terutama karena
  kemajuan teknologi. Pembajakan pesawat yang menjadi
  salah satu aktivitas teroris yang paling dramatis,
  banyak sekali terjadi abad ke-20, lebih-lebih tahun
  1960-an dan 1970-an.

  Tidaklah berlebihan kalau Grant Wardlaw menyatakan,
  terorisme merupakan sebuah komoditas yang bisa
  diekspor, terrorism is now an export industry. Memang,
  terorisme ibarat industri yang bisa dikembangkan di
  mana-mana. Tetapi industri itu, menurut Collin Wilson
  dan Donald Seamen, sebagai the world's most sinister
  growth industry, industri kekejaman dunia yang paling
  berkembang.

  Sedangkan pelaku teror atau terorisme, menurut
  analisis Anthony Storr, umumnya penderita psikopat
  agresif. Gangguan psikologis yang parah membuat pelaku
  aksi teror menjadi manusia yang kehilangan nurani,
  bersikap kejam, agresif, sadistis, dan tanpa ampun.
  Seluruh perasaan takut seolah dibunuh habis, termasuk
  perasaan takut terhadap kematian atas dirinya sendiri,
  apalagi kematian orang lain.

  Bahkan, pengamat masalah terorisme Uri Ra'anan dalam
  buku Hydra of Carnage, International Linkages of
  Terrorism (1986), mengingatkan kemungkinan kaum
  teroris membikin bom nuklir yang bisa dibawa-bawa
  dalam koper (suitcase nuclear bomb), atau bahan
  ledakan nuklir sederhana yang bisa dipasang di jantung
  sebuah kota dan meledakkannya. Benar-benar seram!
  (Rikard Bagun)

  http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/2002-November/000629.html


   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke