*http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=131814*<http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=131814>
**
*Migren Berhubungan dengan Kerusakan Otak*
**

*WASHINGTON--MIOL*: Orang yang menderita sakit kepala sebelah (migren) juga
mungkin menderita sebagian kerusakan otak karena sel-sel otak menggembung
dan menjadi haus akan oksigen, temuan yang mungkin membantau menjelaskan
mengapa penderita migraine memiliki resiko lebih tinggi untuk terserang
stroke.

"Kerusakan otak serupa dapat terjadi akibat gegar otak dan kondisi
pascastroke," kata peneliti tersebut dalam jurnal Nature Neuroscience
terbitan pekan ini.

Mereka mengatakan temuan itu menunjukkan penderita sakit kepala sebelah tak
boleh sekedar mengkonsumsi penghilang rasa sakit tapi mesti meminum obat
yang mencegah migren, yang seringkali diawali oleh 'aura' --serangkaian
gangguan pandangan yang dapat meliputi kilatan cahaya atau bintik-bintik
hitam.

"Penelitian yang dilakukan pada tikus itu, juga menunjukkan pemberian
oksigen mungkin membantu mengurangi kerusakan otak," kata Takahiro Takano,
Maiken Nedergaard dan rekan mereka di University of Rocherster di New York,
yang bekerja sama dengan satu tim dari kelompok farmasi Denmark, Novo
Nordisk.

Mereka mengkaji suatu proses yang disebut depresi penyebaran cortical, yang
dikenal dengan sebutan CSD, suatu gelombang perubahan pada sel-sel yang
berkaitan dengan migraine, stroke dan trauma kepala.

Mereka menggunakan mikrosoft dua-photon dan sensor oksigen microelectrodes
untuk meneliti otak tikus hidup sementara meneliti proses itu.

Mereka melihat pembengkakan terjadi dan sel-sel otak jadi haus akan oksigen.
Sel-sel syaraf rusak --terutama dendrites, jaringan tipis dan panjang yang
membentang dari satu sel syaraf ke sel syaraf lain.

28 juta penderita

"Penelitian ini mungkin memiliki dampak klinis langsung, kaerna beberapa
jalus pekerjaan mendukung pendapat bahwa CDS merupakan dasar syaraf migren
dengan aura, dan gelombang spontan CSD mungkin memberi sumbangan pada luka
tambahan pada stroke dan luka otak traumatis," tulis para peneliti tersebut.

Migren adalah bentuk sakit kapal parah yang membuat orang jadi lemah, dan
menyerang 28 juta orang di Amerika Serikat saja.

Dua studi, termasuk satu studi yang disiarkan pekan lalu dalam Archives in
Internal Medicine, memperlihatkan bahwa orang yang menderita sakit kepala
sebelah lebih mungkin untuk terserang sakit jantung.

Suatu studi pada 2004 dalam British Journal mendapati bahwa penderita
migraine dua kali lebih mungkin untuk mengalami stroke dibandingkan dengan
orang yang tak menderita sakit kepala sebelah.

Perempuan lebih mungkin untuk terserang rasa sakit tertentu migren.

Penglbatan nyeri biasa seringkali memiliki dampak kecil pada sakit kepala
sebelah tapi satu klas obat yang disebut triptans, yang juga disebut
serotonin agonists, dan obat ergotamine, dapat digunakan untuk mencegah
dampak terburuk jika pasien mengkonsumsi pada saat tanda pertama muncul.

"Memberikan ikut banyak dosis oksigen kelihatannya mempersingkat rentang
gelombang dampak otak yang terlihat pada CSD," kata para peneliti itu.

Mereka menyatakan migren dan sejumlah pasien sakit kepala kadangkala dirawat
dengan oksigen bertekanan tinggi.

"Tidak jelas apakah dampak migren itu permanen," kata para peneliti
tersebut.

Beberapa studi telah menunjukkan dampak itu permanen, sedangkan yang lain
telah memperlihatkan tak ada perbedaan dalam ingatan dan dampak kognitif
lain pada pasien migren. (Ant/OL-06)


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to