Watak Syahwat (Manajemen Syahwat 2)

Karena syahwat merupakan fitrah manusia dan manusia merasa indah jika 
syahwatnya terpenuhi maka syahwat menjadi penggerak tingkah laku. 
Jika seseorang sedang lapar atau haus maka tingkahlakunya selalu 
mengarah kepada tempat dimana dapat diperoleh makanan dan minuman. 
Jika yang sedang dominant syahwat seksual maka perilakunya juga 
selalu mengarah kepada hal-hal yang memberi kepuasan seksual. 
Begitulah seterusnya, perilaku manusia sangat dpengaruhi oleh syahwat 
apa yang sedang dominant dalam dirinya; syahwat seksual, syahwat 
politik, syahwat pemilikan, syahwat kenyamanan, syahwat harga diri , 
syahwat kelezatan dan lain-lainnya.. Syahwat itu seperti anak-anak, 
jika dilepas maka ia akan melakukan apa saja tanpa kendali, karena 
anak-anak hanya mengikuti dorongan kepuasan, belum mengerti tanggung 
jawab.Jika dididik, jangankan anak-anak binatangpun tingkahlakunya 
bisa dikendalikan. Syahwat yang dimanjakan akan mendorong pada pola 
hidup glamour dan hedonis.

Mengendalikan syahwat
Dalam agama Budha  dikenal adanya ajaran bagaimana mengendalikan 
syahwat dengan konsep samsara. Rumusannya adalah sebagai berikut: 
(Hidup adalah samsara (sengsara/penderitaan), Samsara disebabkan 
karena adanya keinginan, untuk menghilangkan samsara dilakukan dengan 
cara meng­hilangkan keinginan, dan untuk menghilangkan keinginan harus 
mengikuti metode delapan jalan kebenaran, yaitu ; pengertian yang 
benar, pikiran yang benar, ucapan yang benar, berbuatan yang benar, 
mata pencaharian yang benar, usaha yang benar, perhatian yang benar 
dan semedi (perenungan) yang benar.)

Sedangkan  dalam Islam metode pengendalikan  syahwat, d1lakukan 
secara sistemik dalam ajaran yang terkemas dalam syari`ah dan akhlak.

1. Pengendalian syahwat seksual dilakukan dengan anjuran menikah, 
menutup aurat tubuh, larangan pergaulan bebas antar jenis, 
dan "puasa" (puasa mata, telinga dan perut). Hidup melajang tidak 
direkomendasi meski hak azasi.

2. Pengendalian syahwat perut dilakukan dengan anjuran; jangan makan 
kecuali lapar dan berhenti makan sebelum kenyang, disamping puasa 
wajib dan puasa sunat.

3. pengendalian syahwat kekayaan dilakukan dengan pola hidup 
sederhana dan kewajiban membayar zakat, dan anjuran infaq dan 
sadaqah. Sederhana tidak identik dengan miskin, sederhana adalah 
mengkonsumsi sesuai dengan standar kebutuhan universal. Jadi orang 
boleh punya sebanyak-banyaknya tetapi yang dikonsumsi (makanan, 
pakaian, kendaraan, rumah dsb) adalah sekedar yang dibutuhkan menurut 
standar kebutuhan uversal. Banyak orang kaya hidupnya sederhana dan 
tak jarang orang miskin hidup bermewah-mewah.

4. Syahwat politik dikendalikan dengan penekanan bahwa pada 
hakikatnya seorang pemimpin adalah pelayan dari orang banyak yang 
dipimpin (sayyid al qaum khodimuhum). Politik adalah medan 
pengabdian, pemimpin adalah pejuang yang berpegang pada prinsip untuk 
memberi perlindungan dan kesejahteraan orang banyak yang dipimpin. 

5. Syahwat gengsi dikendalikan dengan kesadaran akan fungsi, bahwa 
mobil adalah alat transportasi, pakaian adalah pelindung badan dan 
penutup aurat, rumah adalah tempat tinggal dan istirahat, harta 
adalah alat untuk menggapai keutamaan.



Wassalam,
agussyafii

==============================================
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui 
http://mubarok-institute.blogspot.com dan [EMAIL PROTECTED]
==============================================

Kirim email ke