*http://www.tniad.mil.id/news.php?id=899*<http://www.tniad.mil.id/news.php?id=899>

*PERTEMUAN KEPALA DESA DI KONTINGEN INDONESIA*

Pertemuan kepala desa diselenggarakan di *Mako Satgas TNI*, Sabtu 2 Juni
2007. Kepala desa yang hadir, berasal dari dua belas desa yang berada pada
Area of Responsibility di wilayah kontingen Indonesia. Kegiatan pertemuan
tersebut untuk menerima masukan dari mereka terkait kegiatan kontingen
Indonesia.

Komandan Sektor Timur, Brigjen Martin Ambrosio, beserta staf yang terkait
masalah Cimic (civil military coordination) ikut hadir. Saat ini bantuan
kemanusiaan dan kesehatan menjadi fokus perhatian bagi misi Unifil. Kedua
kegiatan tersebut berada dibawah kendali dari perwira cimic.

Pada awal kedatangan pasukan Indonesia, setiap kepala desa sudah dikunjungi
secara pribadi oleh Dansatgas Indonesia. Kunjungan yang bersifat silaturahmi
tersebut, selain memperkenalkan keberadaan pasukan Indonesia juga mengali
informasi tentang sikap dan emosi penduduk Lebanon Selatan. Hal ini tentunya
sebagai data Geografi, Demografi dan Kondisi sosial. Tentunya data awal
adalah untuk mengambil langkah yang tepat sesuai situasi masyarakat lokal.
Dari data ini dibuat peta grafis. Kerjasama dan respon yang positif telah di
perlihatkan dan keberadaan kontingen Indonesia diterima secara luas oleh
penduduk Lebanon.

Sebelum acara pertemuan dimulai, kepala desa Talussa, Ahmad Hussein,
memberikan rasa tali asih kepada Kol Surawahadi, sebagai tanda ikatan yang
tulus dari seluruh masyarakat desa. Menurut interpreter lokal yang bekerja
di Konga XXIII-A, Shalma Dalbus, pemberian tali asih berbentuk bunga segar,
jarang terjadi. Pertanda masyarakat menyukai keberadaan kontingen Indonesia.

Agenda kegiatan adalah sambutan oleh Dansatgas, Dansektor dan koordinator
Civil Affairs, Mr Daljet Bagga. Dengan menggunakan interpreter, Brigjen
Martin, menyampaikan keberadaan Unifil dan tujuannya. Namun dari para kepala
desa yang hadir mengungkapkan rasa ketidak-sukaan atas beberapa kontingen
dalam melakukan patroli di wilayah mereka. Penduduk setempat, merasa diawasi
oleh kontingen-kontingen tersebut. Budaya masyarakat Lebanon dalam
mengungkapkan perasaannya dilakukan secara langsung. Sehingga didepan
Jendral Spanyol tersebut, para kepala desa, menyampaikan uneg-uneg nya. Dan
mengapa kontingen lain tidak meniru cara patroli yang dilaksanakan oleh
pasukan Indonesia.

Jihad Hammoud, kepala desa dari Markabe mengekpresikan bahwa peranan yang
dilakukan oleh kontingen Indonesia harus diketahui oleh Unifil. Tegur sapa
dan berbaur dengan masyarakat lokal, adalah keinginan kami. "Karena Unifil
berada dinegara kami dan kami akan juga melindungi Unifil bila dapat
melakukan code of conduct seperti pasukan Indonesia, ujar Jihad kepada
Dansektor Brigjen Martin.

Pertemuan yang dikoordinir oleh perwira cimic sektor, Mayor Gomez,
menghargai atas kinerja satgas Indonesia. Tidak ada kontingen di sektor
timur yang menerima apresiasi secara bulat dari kepala desa yang berada di
wilayah tanggung jawabnya. Di sektor timur terdapat empat kontingen, setiap
kontingen tersebut memiliki daerah operasi dan tanggung jawab. Indonesia,
India, Nepal dan Spanyol, sedangkan Malaysia dan Polandia berada di sektor
timur juga namun tidak memiliki daerah tanggung jawab. Malaysia dengan
kekuatan 360 orang bertugas sebagai pasukan reaksi cepat (Quick Reaction
Force), Polandia berkuatan 1 kompi sebagai polisi militer dibawah kendali
batalyon Spanyol.

Pertemuan diliput oleh wartawan beberapa Lebanon, yang tertarik atas kenerja
yang dilakukan pasukan Indonesia. Selesai pertemuan Dansektor, Brigjen
Martin, tidak memberikan konferensi pers. Sehingga wartawan melakukan
wawancara terhadap para kepala desa. Selesai kegiatan dilakukan makan siang
dan foto bersama. Sebelum meninggalkan markas Indonesia, kepala desa
menerima Al Quran sebagai ikatan rasa persaudaraan dari kontingen Indonesia.
(Satgas Konga XXIII-A/Dispenad)


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to