JAWA POS Senin, 25 Juni 2007, Heboh Memo De Soto soal Palestina
Nama Alvaro de Soto mungkin agak asing bagi kita. Apalagi jika dikaitkan dengan tragedi yang kini sedang menimpa dunia Arab, khususnya perang saudara di Palestina. Namun, nama de Soto belakangan menjadi perbincangan cukup hangat di media-media besar Inggris terkait dengan tragedi Palestina. De Soto merupakan diplomat ulung dan kawakan asal Peru yang sudah lebih dari 25 tahun mengabdi di organisasi dunia PBB. Dua pekan lalu, dia membuat sedikit kehebohan di badan dunia itu. Yaitu, ketika laporan rahasianya setebal 53 halaman, semacam memorandum akhir tugas yang diberi judul End of Mission Report (May 2007), dipublikasikan oleh koran The Guardian (edisi 13/06/2007: Secret UN report condemns US for Middle East failures). Sebagaimana dikutip koran dan edisi yang sama, de Soto menyatakan, "international hostility to the Palestinian Hamas movement could have grave consequences by persuading millions of Muslims that democratic methods do not work." Bahwa sikap permusuhan dunia internasional (baca: Barat) terhadap Hamas bisa membangkitkan ketidakpercayaan jutaan kaum muslim terhadap demokrasi (anti-Hamas rhetoric undermines democracy). *** Dalam laporannya, de Soto menuding kebijakan PBB di Palestina telah gagal karena tunduk pada kepentingan Israel dan AS. Dia mengecam kelompok perunding "Kuartet" (AS, Rusia, Uni Eropa, dan PBB) serta mendesak agar badan dunia itu keluar dari kelompok "Kuartet". De Soto juga mengecam sanksi ekonomi yang dijatuhkan Israel , AS, serta UE atas Hamas. Menurut dia, pengesahan sanksi itu oleh "Kuartet" telah menghancurkan rakyat Palestina. De Soto mengungkapkan, tindakan masyarakat internasional (baca: Barat) yang dimaksudkan untuk mewujudkan kesatuan Palestina yang berdampingan secara damai dengan Israel , dalam kenyataannya, justru menimbulkan dampak yang bertolak belakang. Mengapa? Sebab, kebijakan Israel secara keji dirancang untuk mendorong berlanjutnya kekerasan di wilayah Palestina. Ironisnya, kata de Soto , para pembuat kebijakan AS pun tunduk dan patuh serta tanpa malu-malu menjadi kaki tangan Israel . Karma Nabulsi, fellow di Oxford University, dalam artikelnya di The Guardian (edisi 18/06/2007: The people of Palestine must finally be allowed to determine their own fate) mengutip pernyataan de Soto yang mungkin akan membuat kita sedikit terperangah: "The US clearly pushed for a confrontation between Fatah and Hamas, so much so that, a week before Mecca, the US envoy declared twice in an envoys meeting in Washington how much ¢I like this violence¢, referring to the near-civil war that was erupting in Gaza in which civilians were being regularly killed and injured." Jelas, menurut de Soto , AS memang secara sengaja mendorong terjadinya konflik antara Hamas dengan Fatah. Sepekan sebelum "Perjanjian Makkah" (Februari 2007) antara kedua faksi Palestina itu, wakil AS dalam pertemuan di Makkah dua kali menyatakan senang melihat terjadinya kekerasan di Gaza yang mengakibatkan jatuhnya korban di kalangan warga sipil Palestina. Perjanjian Makkah memang mengundang kegelisahan rezim Israel . Hal itu terlihat dari laporan berbagai sumber berita Israel bahwa "perjanjian tersebut telah merusak persiapan pertemuan segi tiga" Menlu AS , PM Israel, dan presiden Otorita Palestina. Jadi, kita bisa menyimpulkan bagaimana sosok rezim Bush yang sedang berkuasa di AS saat ini. Mereka merasa puas melihat kesengsaraan dan penderitaan warga sipil Palestina. Itulah yang melatarbelakangi keputusan de Soto untuk mundur sebagai utusan khusus PBB. Sebab, di satu sisi, dia diberi mandat untuk mendorong terciptanya perdamaian. Di sisi lain, ada kekuatan besar (AS dan Israel ) yang justru menjadi penghalang. *** Hanya sehari setelah laporan rahasia de Soto dipublikasikan The Guardian, perang saudara di Palestina mencapai klimaks. Yaitu, dikuasainya Jalur Gaza oleh pasukan Hamas dan Tepi Barat oleh Fatah. Skenario berjalan seperti yang diperkirakan de Soto sebulan lalu. Presiden Otorita Palestina Mahmud Abbas memecat PM Ismail Haniyah (dari Hamas) dan mengangkat Salam Fayyad (Fatah) sebagai PM baru. Lalu, dukungan Barat pun dengan cepat mengalir ke Abbas. Kini , Israel (yang sepenuhnya didukung rezim Bush) mulai melancarkan aksi militer untuk menghabisi Hamas di Gaza. Semua rentetan kejadian itu hanya menegaskan kebenaran prediksi de Soto bahwa PBB tidak lebih dari alat Israel dan AS (Bush) -meski dibantah Sekjennya yang asal Korea, Ban Ki-moon- dan bahwa demokrasi tak lebih dari sekadar "jualan" (dan "bualan") Bush guna mendukung proyek perang melawan terorismenya. Bagaimana bisa dipercaya bahwa AS bersungguh-sungguh akan mendorong demokratisasi di Timur Tengah, jika dalam praktiknya mereka justru menghancurkan benih-benih demokrasi yang mulai tumbuh di Palestina? Dalih yang selalu dipakai adalah Hamas merupakan gerakan radikal yang menolak berdamai dengan Israel , sehingga sah dihancurkan. Terminologi radikal memang sudah sangat terdistorsi sedemikian rupa. Karena itu, siapa pun yang bersikap kritis -apalagi anti- terhadap rezim Israel dan AS dengan sendirinya mudah dicap sebagai radikal dan bahkan teroris (!) Sebaliknya, mereka yang tunduk, patuh dan menghamba pada kepentingan politik Israel serta AS akan langsung dicap sebagai moderat dan demokrat. Benarkah Hamas menolak perdamaian dengan Israel ? Berkali-kali para petinggi Hamas, seperti Khaled Meshal dan Ismail Haniyah, menegaskan bahwa Hamas bersedia berunding dengan Israel, asalkan Israel juga bersedia mengakhiri penjajahan atas wilayah Palestina. Sebuah prasyarat yang jelas sangat logis. Namun, opini yang dikembangkan justru sebaliknya. Hamas merupakan kelompok radikal yang berniat menghancurkan Israel . Itulah yang membuat de Soto lebih memilih mundur daripada harus terus melawan hati nuraninya. http://www.jawapos. co.id/index. php?act=detail_ c&id=291502 Satrio Arismunandar Producer - News Division, Trans TV, Floor 3 Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4026, Fax: 79184558, 79184627 http://satrioarismunandar6.blogspot.com http://satrioarismunandar.multiply.com "If you know how to die, you know how to live..." ____________________________________________________________________________________ Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097 [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/