KETIKA SEORANG PRESIDEN MENANGIS... Tidak ada yang luar biasa. Itu kesan yang saya rasakan, ketika muncul berita di media bahwa Presiden SBY menangis, mendengar kisah derita sejumlah warga yang jadi korban lumpur Lapindo. Para warga itu datang ke kediaman resmi Presiden di Cikeas dan mengadu di sana. Diberitakan, Presiden SBY juga berang karena banyak laporan atau problem warga yang ternyata selama ini tidak sampai ke Presiden. Soal seorang Presiden menangis mendengar penderitaan rakyat, bukan barang baru. Megawati ketika menjadi Presiden RI dulu juga menangis, mendengar kisah penderitaan rakyat Aceh yang jadi korban perang dan pelanggaran HAM. Tidak ada yang salah dengan menangis. Menangis adalah ungkapan emosi atau perasaan. Sebagai manusia biasa, Presiden boleh saja menangis. Bahkan aksi menangis ini bisa menjadi credit point secara politik, karena seolah-olah menunjukkan sang Presiden memiliki kepekaan terhadap penderitaan rakyat. Namun, masalahnya, aksi menangis itu justru bisa berbalik menjadi beban politik, jika Presiden kemudian gagal memberikan solusi yang adil, damai, dan menenteramkan rakyatnya. Aksi menangis ini justru akan dianggap teatrikal atau sandiwara, atau lebih konyol lagi: lelucon politik. Yang dibutuhkan rakyat adalah tindakan nyata dari Presiden untuk menyelesaikan masalah, yang berlarut-larut telah makin menyengsarakan rakyat, dan belum kelihatan titik terangnya. Bahkan masalah Lumpur Lapindo ini tampaknya justru makin melebar. Saya setuju bahwa masalah yang begitu berat (kasus Aceh, Lapindo, dan sebagainya) tidak bisa diselesaikan secara sederhana, seperti membalik telapak tangan. Namun, rakyat membutuhkan suatu guidance, suatu proses yang terlihat jelas mengarah ke penyelesaian masalah, sebelum mereka merasa tenang dan bisa diminta bersabar. Seperti orang berpuasa. Mereka harus menahan lapar dan haus sejak subuh, tetapi tahu pasti bahwa akhirnya, pada saat beduk maghrib bertalu, mereka boleh berbuka, meski cuma dengan seteguk air atau sebutir kurma. Nah, harapan semacam itulah yang harus terlihat di mata rakyat, meski mungkin belum ada solusi segera bagi problem-problem mereka. Jika Presiden SBY tidak menyadari hal ini, dan tidak bisa bersikap tegas atau mengambil langkah-langkah konkret yang perlu terhadap kasus Lapindo pasca kisah menangis tadi, ia justru akan semakin terjerat dalam lingkaran setan yang tak berujung. Akan muncul tuduhan macam-macam, entah benar entah tidak, bahwa ini sekali lagi cuma aksi tebar pesona atau persiapan menjelang pemilihan umum 2009. Presiden SBY, janganlah ragu-ragu melakukan apapun, untuk kebaikan rakyat! Kesempatan mungkin tidak akan datang dua kali. ***
Satrio Arismunandar Producer - News Division, Trans TV, Floor 3 Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4026, Fax: 79184558, 79184627 http://satrioarismunandar6.blogspot.com http://satrioarismunandar.multiply.com "If you know how to die, you know how to live..." ___________________________________________________________________________________ You snooze, you lose. Get messages ASAP with AutoCheck in the all-new Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_html.html [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/