saya juga kaget mengenai cerita-cerita di negeri tercinta atas penyebaran hiv 
lebih cepat di pulau cendrawasih apa itu benar ya? mungkin terdapat persoalan 
yang sama. isu iklan di media massa tentu bagaimana kita menanamkan kepada 
generasi dibawah kita bahwa terdapat porsi yang dipublikasikan media bukan 
untuk cernaan mereka sehingga kita harus selalu mengingatkan jika secara 
bersama menonton atau melihat publikasi tertentu. perlu dijelaskan bentuk 
publikasi A bukan cernaan untuk anaks dan publikasi boleh cuman perlu bertanya 
kepada orang yang lebih dewasa darimu (PG), bentuk C boleh kamu lihat karena 
memang itu porsi yang sesuai dengan umurmu. pokoknya kalau kita bersama 
generasi yang lebih muda selalu menjelaskan porsi yang tepat. rasanya generasi 
yang lebih muda cepat mengerti selama kita juga konsekwen melaksanakan semua 
aturan. iklan adalah usaha mensosialisasikan, mempromosikan, menyebar-luaskan 
produk tertentu dengan cara elegan, namun elegan mempunyai ukuran yang
 berbeda antara ustad, guru, pendeta, pejabat, pengusaha, pemasaran sehingga 
sulit untuk disamakan. coba buat iklan kondom yang islami gimana ya, kita 
cenderung mengkritik namun tidak ada solusi. 

Abu Rizal Bakri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:          wong itu kan propagandanya 
orang-orang barat ajeee... 

----- Original Message ----
From: Mohamad Ikhsan <[EMAIL PROTECTED]>
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, July 18, 2007 2:11:31 PM
Subject: [ppiindia] Re: Iklan Hidup Bebas Telah Merasuki TV Indonesia

http://news. bbc.co.uk/ 1/hi/health/ 2692573.stm

Polygamy linked to spread of HIV

Polygamy linked to spread of HIV
One in eight people in Mozambique has HIV
HIV charities in Mozambique are trying to change attitudes to polygamy
as part of efforts to stop the disease from spreading.

More than one in eight people across the country have HIV and rates of
infection are rising.

Experts believe the tradition of men having many wives is a major factor.

Polygamy is very prevalent here

Americo Miros,
Estamos
Workers with the charity Estamos are now trying to discourage men and
women from engaging in polygamy.

They are also trying to end another tradition which sees widows
marrying their brother-in-law when their husband dies.

Americo Miros, a worker with the charity in the north of the country,
said their efforts were aimed at stopping HIV from spreading further.

"In this area, we don't feel that we have a major problem with HIV at
the moment.

"However, we want to do everything we can to avoid HIV from coming
here and spreading to other communities, " he said.

Teen sex

"We are trying to change behaviour. Polygamy is very prevalent here so
we are trying to talk to the men and get them to change their
behaviour of having several wives.

"The other one is a traditional practise that when the husband dies
the wife goes with his brother. We are trying to end this practise too."

The charity is also working with young people to discourage them from
having sex at a very young age and to teach them about the risks of
contracting HIV.

"We want teenagers to stop engaging in sexual activities at a young
age," said Americo.

According to the charity, people living in rural areas are aware of
the risks of contracting the disease.

There have been many cases of people emigrating to Malawi, where one
in seven is infected, and returning home having contracted HIV.

"There is a lot of movement of people going to Malawi and coming
back," said Americo.

"HIV is a concern here because people are afraid that others will
bring it back from Malawi. So a lot of our work is focused on
prevention to prevent that from happening."

Changes under way

According to Americo, the charity is having some success.

"We are changing attitudes slowly. But we have also seen big
improvements with more men now using condoms."

In addition, more young people are abstaining from sex. Women are also
much more wary of being circumcised.

"Female circumcision is common here," Americo said. "But women are now
aware that they can catch HIV by using the same knife."

Americo acknowledged that many people living in rural areas of the
country are finding their traditions and normal way of life under
threat because of the spread of HIV.

"Life is changing. It is not the same as it used to be before," he said.

This story is featured in the radio programme Health Matters on the
BBC World Service.

Click here for listening times 
--- In [EMAIL PROTECTED] s.com, Abu Rizal Bakri <[EMAIL PROTECTED] .> wrote:
>
> Wah sepertinya ada yg tdk memahami makna poligami ya, poligami tidak
ada hubungannya dgn HIV lha yauwww... he he he...
> 
> 
> 
> 
> ----- Original Message ----
> From: Mohamad Ikhsan <mikhsan.modjo@ ...>
> To: [EMAIL PROTECTED] s.com
> Sent: Friday, July 13, 2007 2:26:16 PM
> Subject: [ppiindia] Re: Iklan Hidup Bebas Telah Merasuki TV Indonesia
> 
> Bukan hidup bebas, tapi hidup sehat. Kalau HIV merajarela, kasihan
> juga yang suka poligami bukan?
> 
> Salam, 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED] s.com, "mangucup88" <mangucup88@ ...> wrote:
> >
> > Iklan Hidup Bebas Telah Merasuki TV Indonesia
> > 
> > http://www.kabarind onesia.com/ berita.php? pil=10&dn= 20070706192507
> > Oleh : Merza Gamal
> > 
> > KabarIndonesia - Sebelum masa reformasi, kondom dikenal sebagai 
> > salah satu alat kontrasepsi dalam program Keluarga Berencana yang 
> > dicanangkan pemerintah. Iklan kondom di media televisi dialkukan 
> > dengan bahasa isyarat yang masih malu-malu. Namun di era ekonomi 
> > baru saat itu telah terjadi perubahan signifikan dalam penampilan 
> > iklan kondom. Jika dahulu digambarkan dengan seorang suami yang malu-
> > malu menangih sesuatu pada sang istri sebagai pasangan resminya, 
> > maka pada saat ini iklan kondom digambarkan tanpa malu-malu lagi. 
> > 
> > Sebuah iklan kondom di televisi menceritakan sekelompok laki-laki 
> > muda mengendarai beberapa motor. Kelihatannya mereka akan bersenang-
> > senang. Salah satu dari mereka mengajak untuk membeli antibiotik di 
> > sebuah toko obat. Pelayan di toko obat bertanya, antibiotik itu 
> > untuk apa? Para lelaki muda itu mejawab bersamaan : Supaya 
> > terhindari dari HIV. Lalu si pelayan di toko obat mengatakan yang 
> > bisa mencegah HIV bukan antibiotik tapi kondom. Dengan demikian 
> > fungsi kondom bukan lagi sebagai alat kontrasepsi untuk sebuah 
> > program Keluarga Berencana, namun sebagai sebuah alat penjaga 
> > kesehatan. 
> > 
> > Arti yang lain, iklan tersebut tidak mempersoalkan hubungan seks 
> > yang kemungkinan besar akan dilakukan para lelaki itu, dengan 
> > pasangan resminya atau bukan. Iklan itu lebih mementingkan kesehatan 
> > pelaku. Mencegah HIV yah dengan kondom bukan dengan antibiotik.
> > 
> > Memang itu iklan tersebut adalah sosialisasi dari pemakaian kondom 
> > sebagai salah satu pencegah penularan HIV. Kalau kita menilik lebih 
> > jauh, iklan tersebutkan memberi contoh kehidupan seks bebas. Tidak 
> > berbeda dengan iklan kondom komersil, dimana diperlihatkan seorang 
> > lelaki dan perempuan membeli kondom lebih dulu disebuah swalayan 
> > berbeda sebelum masuk di tempat semacam café/bar/diskotik. Kemudian 
> > ketika bertemu, duduk berangkulan lalu berdiri meninggalkan tempat 
> > tersebut sambil tetap berangkulan. Dan yang lebih mencengangkan lagi 
> > sebuah iklan kondom yang menggambarkan remaja ABG yang akan "hang 
> > out" dengan memakai helm sebagai simbol keamanan dan dibumbui dengan 
> > kata-kata "cewek-cewek sukanya yang aman" kemudian diikuti dengan 
> > penampilan kondom merk terkenal. 
> > 
> > Saya hanya bisa mengurut dada menyaksikan iklan-iklan tersebut yang 
> > mengartikan bahwa media televisi sudah mensosialisaikan kehidupan 
> > seks bebas di Indonesia. Dan yang lebih menyedihkan iklan-iklan 
> > tersebut bisa muncul kapan saja, bukan pada jam tayang tengah malam. 
> > 
> > Saya punya anak-anak yang masih kecil-kecil dan sangat mudah meniru 
> > hal-hal yang belum konsumsi mereka. Saya atau istri saya mungkin 
> > bisa mematikan televisi jika sedang berada di rumah atau pada acara-
> > acara jam dewasa. Tapi sehari itu ada 24 jam dan tidak setiap saat 
> > kami bisa mengontrolnya. Dan jika anak dilarang sama sekali tidak 
> > menonton TV, apakah itu sebuah tindakan yang bijak, sementara semua 
> > teman sebayanya juga sedang senang-senangnya menonton TV??? 
> > 
> > Apakah memang pada era ekonomi baru saat ini, kegiatan ekonomi harus 
> > bebas nilai??? Apakah nilai kesehatan lebih tinggi dari nilai moral 
> > (yang diajarkan oleh agama manapun) dalam menjual sebuah produk 
> > ekonomi????? ? Mungkinkah saya harus seperti Ebiet G Ade untuk 
> > menanyakan pada rumput yang bergoyang??? Sedangkan rumput pun sudah 
> > sulit ditemukan saat ini......... 
> > 
> > Penulis: MERZA GAMAL (Pengkaji Sosial Ekonomi Islami)
> > 
> > Blog: http://www.kuis- bola.blogspot. com/ 
> > Email: redaksi@
> > Big News Today..!!! Let's see here:
> > www.kabarindonesia. com
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>
____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
> Get the free Yahoo! toolbar and rest assured with the added security
of spyware protection.
> http://new.toolbar. yahoo.com/ toolbar/features /norton/index. php
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>

__________________________________________________________
Need a vacation? Get great deals
to amazing places on Yahoo! Travel.
http://travel.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



         

       
---------------------------------
 Did you know? You can CHAT without downloading messenger.  Click here

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke