Saya adalah Muslim. Dan Islam itu sebenarnya hanya
satu.

Tidak pantas seorang seperti Gunawan menulis:
==
> > Agama akan tetap bertahan dalam hidup manusia,
> tapi layakkah ia dibela? 
==

Kemudian menjelek2an "kekerasan" Islam sambil memuja2
atheist.

Kalau saya biar kata GM itu doktor atau apa tidak akan
taklid/membebek begitu saja pada pernyataannya.
Apalagi jika argumennya tidak memiliki bukti yang
kuat.

Kaum atheist malah lebih parah lagi, pada rezim
Atheist Uni Soviet membantai jutaan orang. Demikian
pula rezim Atheist Komunis China dan Polpot di
Kamboja.

Kalau kita lihat di ensiklopedi, "kekerasan Islam"
yang digembar-gemborkan GM nyaris tidak terlihat.

http://en.wikipedia.org/wiki/Death_toll
No      Lowest Estimate         Highest Estimate        Event   
Location        From    To   
1       60,000,000      72,000,000      World War II    Asia, Europe,
Africa, Pacific         1939    1945
2       40,000,000      40,000,000      Three Kingdoms War      China   184
280
3       36,000,000      36,000,000      An Shi Rebellion        China   756
763
4       30,000,000      60,000,000      Mongol Conquests        Asia,
Europe, Middle East     1207    1279
5       25,000,000      25,000,000      Manchu conquest of Ming
Dynasty         China   1616    1644
6       20,000,000      50,000,000      Taiping Rebellion       China   1851
1864
7       20,000,000      20,000,000      Second Sino-Japanese War 
China   1931    1945
8       15,000,000      66,000,000      World War I. (High estimate
includes Spanish flu deaths)    Europe  1914    1918
9       10,000,000      10,000,000      Warring States Era      China 
BC475   BC221 
10      7,000,000       20,000,000      Conquests of Timur the Lame 
Middle East, India, Asia, Russia        1369    1405

Dari 10 perang terbesar korbannya tidak ada yang
Muslim pembantainya. Ummat lain. Justru ada Muslim
yang jadi korban.

Kemudian lihat artikel dari Universitas Hawaii yang
menggambarkan pembantaian jutaan manusia oleh rezim
ATHEIST US:
http://www.hawaii.edu/powerkills/NOTE4.HTM

Diperkirakan 54 juta lebih nyawa melayang akibat rezim
Atheist US:

==
http://www.hawaii.edu/powerkills/USSR.CHAP.1.HTM
R.J. Rummel:
Probably 61,911,000 people, 54,769,000 of them
citizens, have been murdered by the Communist
Party--the government--of the Soviet Union.
==

Jadi kesannya Gunawan itu terlalu menggembar-gemborkan
"kekerasan Islam", padahal fakta di atas berbicara
lain...:)

Yang penting fakta, bukan tulisan "sastra" dari
seorang penyair yang tidak berdasar...:)

Salam

--- bachtiar adhi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> waduh pak nizami ini kok maen hantam kromo....
>    
>   lha kalo gt panjenengan itu masuk kelompok mana ?
> fundamentalis ?
> 
> A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>           Dari tulisannya kelihatan Gunawan kalau
> tidak atheis
> ya masuk dalam kelompok JIL (Jaringan Islam
> Liberal).
> 
> Gunawan hanya melihat "kekerasan" Islam di Iraq dan
> Afghanistan. Tapi Gunawan tidak mampu melihat
> kekerasan para penjajah seperti Uni Soviet yang
> menjajah Afghanistan atau AS beserta Nato yang
> menggempur dan membantai penduduk Afghanistan.
> 
> Gunawan juga tidak mampu melihat serangan AS dan
> sekutunya ke Iraq di mana saat ini menurut BBC 650
> ribu warga Iraq tewas sejak pendudukan AS.
> 
> Jika ummat Islam membela diri terhadap serangan itu,
> maka orang2 macam Gunawan ini akan melihatnya
> sebagai
> "kekerasan" ummat Islam
> 
> Melihat banyaknya tulisan Gunawan, saya tidak heran
> kalau dia senang ada orang Atheis...:)
> 
> --- Setyo Budiantoro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > TEMPO
> > Edisi. 23/XXXIIIIII/30 Juli - 05 Agustus 2007 
> > Catatan Pinggir 
> > 
> > 
> > Atheis 
> > 
> > 
> > Agama akan tetap bertahan dalam hidup manusia,
> tapi
> > layakkah ia dibela? 
> > 
> > Christopher Hitchens baru-baru ini menarik
> perhatian
> > ketika bukunya terbit dengan judul God Is Not
> Great:
> > Religion Poisons Everything. Penulis Inggris
> > ini—yang
> > yakin bahwa Tuhan tidak akbar dan bahwa agama
> adalah
> > racun—tak bersuara sendirian di awal abad ke-21
> ini.
> > Di tahun 2004 terbit The End of Faith, oleh Sam
> > Harris, yang tahun lalu mempertegas posisinya
> dengan
> > menyerang agama Kristen dalam Letter to a
> Christian
> > Nation. Yang juga terkenal adalah karya Richard
> > Dawkins, seorang pakar biologi, The God Delusion,
> > yang
> > mengutip satu kalimat pengarang lain: ”Bila
> > seseorang
> > menderita waham, gejala itu akan disebut gila.
> Bila
> > banyak orang menderita waham, gejala itu akan
> > disebut
> > agama.” 
> > 
> > Saya belum khatam membaca buku-buku itu, tapi saya
> > telah merasa setengah terusik, tersinggung,
> > berdebar-debar, terangsang berpikir, tapi juga
> > gembira. Baiklah saya jelaskan kenapa saya
> gembira:
> > kini datang beberapa orang atheis yang sangat
> fasih
> > dengan argumen yang seperti pisau bedah. Dengan
> > analisa yang tajam mereka menyerang semua agama,
> > tanpa
> > kecuali, di zaman ketika iman dikibarkan dengan
> rasa
> > ketakutan, dan rasa ketakutan dengan segera diubah
> > jadi kebencian. Dunia tak bertambah damai
> karenanya.
> > Maka siapa tahu memang dunia menantikan Hitchens,
> > Harris, dan Dawkins. Siapa tahu para atheis inilah
> > yang akan membuat kalangan agama mengalihkan fokus
> > mereka dan kemudian berhenti bermusuhan. 
> > 
> > Apalagi ada benarnya ketika Christopher Hitchens
> > bicara tentang iman dan rasa aman. Sepekan sebelum
> > 11
> > September 2001, hari yang bersejarah itu, ia
> ditanya
> > dalam sebuah wawancara radio: ”Bayangkan Anda
> berada
> > di sebuah kota asing di waktu senjakala, dan
> > sejumlah
> > besar orang datang ke arah Anda. Akan lebih merasa
> > amankah Anda, atau justru merasa kurang aman, bila
> > Anda tahu orang-orang itu baru selesai berkumpul
> > untuk
> > berdoa?” 
> > 
> > Hitchens, yang pernah berada di Belfast, Beirut,
> > Bombay, Beograd, Bethlehem, dan Baghdad, menjawab,
> > ”Kurang aman.” 
> > 
> > Ia tak bicara dari khayal. Ia telah menyaksikan
> > permusuhan antara orang Katolik dan Protestan di
> > Ulster; Islam dan Kristen di Beirut dan Bethlehem;
> > orang Katolik Kroasia dan orang Gereja Ortodoks
> > Serbia
> > dan orang Islam di bekas Yugoslavia; orang Sunni
> dan
> > Syiah di Baghdad. Beribu-ribu orang tewas dan
> cacat
> > dan telantar.
> > 
> > Maka bagi Hitchens, agama adalah ”sebuah pengganda
> > besar”, an enormous multiplier, ”kecurigaan dan
> > kebencian antarpuak”. 
> > 
> > Tapi menarik bahwa Hitchens tak menyatakan agama
> > sebagai sumber sikap negatif itu. 
> > 
> > Dalam hal ini ia berbeda dari Sam Harris. Bagi
> > Harris,
> > konflik antara umat Katolik dan Protestan yang
> > berdarah di Irlandia—yang bermula baru di abad
> > ke-17—bersumber pada teks Alkitab, tak ada
> > hubungannya
> > dengan politik pertanahan di wilayah kekuasaan
> > Inggris
> > masa itu. Harris tak melihat endapan sejarah dalam
> > tiap tafsir atas akidah—dan dalam hal ini ia mirip
> > seorang fundamentalis Kristen atau Islam.
> > Pandangannya
> > yang menampik sejarah akan bisa mengatakan bahwa
> > doktrin Quran itulah yang membuat sejumlah orang
> > menghancurkan Menara Kembar New York dan membunuh
> > hampir 3.000 manusia pada 11 September 2001.
> Harris
> > tak akan melihat bahwa hari itu ”Islam” identik
> > dengan
> > amarah karena ada kepahitan kolonialisme di Timur
> > Tengah, Afrika, dan Asia, dan kekalahan dunia Arab
> > di
> > Palestina.
> > 
> > Dari sini, memang ada benarnya apologi yang
> terkenal
> > itu: bukan agamanya yang salah, melainkan
> > manusianya. 
> > 
> > Tapi persoalan tak selesai di situ. Orang-orang
> > atheis
> > semacam Hitchens akan bertanya: Jika faktor
> manusia
> > yang menyebabkan keburukan tumbuh dalam suatu
> umat,
> > berarti tak ada peran agama dalam memperbaiki umat
> > itu. Jika demikian, jika akidah ditentukan oleh
> > sejarah, dan bukan sebaliknya, apa guna agama bagi
> > perbaikan dunia?
> > 
> > Mungkin sebuah nol. Bahkan melihat begitu banyak
> > pembunuhan dilakukan atas nama agama hari-hari
> ini,
> > orang memang mudah sampai kepada atheisme Hitchens
> > dan
> > kesimpulannya: agama meracuni segala hal. 
> > 
> > Tapi kita dapat juga sampai pada kesimpulan yang
> > lain:
> > jangan-jangan agama memang tak punya peran bagi
> > perbaikan dunia. Perannya memang bisa lain sama
> > sekali—terutama bila dilihat dari awal lahirnya
> > agama-agama.
> > 
> > Dalam ceramahnya yang diselenggarakan oleh MUIS
> > (Majlis Ugama Islam Singapura) bulan Juni yang
> lalu,
> > Karen Armstrong mengatakan sesuatu yang tak lazim:
> > agama lahir dari sikap jeri (recoil) atas
> kekerasan.
> > Juga Islam, yang kini tak urung dihubungkan dengan
> > bom
> > bunuh diri, konflik berdarah di Irak, Afganistan,
> > dan
> > Pakistan. Agama ini hadir sebagai pembangun
> > perdamaian
> > di sekitar Mekah, di tengah suku-suku Arab yang
> > saling
> > galak. 
> > 
> > Tapi mungkin juga Karen Armstrong bisa
> menelusurinya
> > lebih jauh: jika agama memang lahir dari rasa jeri
> > akan kekerasan, rasa jeri itu bertaut dengan
> > kesadaran
> > akan ketakberdayaan. Agama sebab itu tak merasa
> > kuasa
> > untuk memperbaiki dunia; ia justru berada di
> kancah
> > yang tersisih, menemani mereka yang daif—sebuah
> > posisi
> > yang kian tampak dalam keadaan manusia teraniaya.
> > 
> > Tapi kini, dalam mencoba menyaingi gagahnya
> > modernitas, agama cenderung melupakan ”empati
> > asali”-nya sendiri. Orang-orang Islam merayakan
> > Hijrah
> > bukan dengan rasa setia kawan dan bela rasa kepada
> > mereka yang diteror, walaupun Hijrah bermula dari
> > nasib sekelompok minoritas yang dikejar-kejar.
> Orang
> > merayakan Hijrah lebih sebagai kemenangan. Mungkin
> > dengan tendensi itu, pengalaman kedaifan sendiri
> > terlupa: pekan lalu atas nama ”Islam” orang-orang
> > mengancam para biarawati Karmel yang hendak
> > berkumpul
> > untuk berdoa di lembah Cikanyere di wilayah
> Cianjur.
> > 
> > 
> > Dalam keadaan lupa kepada yang tak berdaya itulah
> > agama bisa jadi tenaga yang dahsyat. Tapi ia juga
> > bisa
> > jadi tenaga yang tak tahu batas. Di saat seperti
> > itu,
> > bukankah para atheis perlu datang dan bersuara? 
> > 
> > Goenawan Mohamad 
> > 
> > 
> > 
> > 
> >
>
__________________________________________________________
> > Looking for a deal? Find great prices on flights
> and
> > hotels with Yahoo! FareChase.
> > http://farechase.yahoo.com/
> > 
> 
> ===
> Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
> Kirim email ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
>
__________________________________________________________
> Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! -
> their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo!
> Games.
> http://sims.yahoo.com/ 
> 
> 
>          
> 
>        
> ---------------------------------
> Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with
> an Edge to see what's on, when. 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]


       
____________________________________________________________________________________
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's 
Comedy with an Edge to see what's on, when. 
http://tv.yahoo.com/collections/222

Reply via email to