Islam itu satu.

Cuma JIL itu memang memproklamirkan diri sebagai
Jaringan Islam Liberal. Coba lihat situsnya JIL
(Jaringan Islam Liberal) di:
www.islamlib.com

==
http://islamlib.com/id/tentangkami.php
2. Mengapa disebut Islam Liberal?

Nama "Islam liberal" menggambarkan prinsip-prinsip
yang kami anut, yaitu Islam yang menekankan kebebasan
pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik
yang menindas. "Liberal" di sini bermakna dua:
kebebasan dan pembebasan. Kami percaya bahwa Islam
selalu dilekati kata sifat, sebab pada kenyataannya
Islam ditafsirkan secara berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan penafsirnya. Kami memilih satu jenis tafsir,
dan dengan demikian satu kata sifat terhadap Islam,
yaitu "liberal". Untuk mewujudkan Islam Liberal, kami
membentuk Jaringan Islam Liberal (JIL). 
==

Nah JIL ini yang memecah-belah Islam dengan menamakan
diri mereka Islam Liberal dan Muslim yang berpegang
kepada Al Qur'an dan Hadits sebagai Islam
Fundamentalis:

==
http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=1261
Tapi berbeda dengan umumnya aktivis Islam
fundamentalis Indonesia berlatar belakang pendidikan
non-agama—yang biasanya memahami Islam melalui majalah
dan paling jauh (maaf) terjemahan buku-buku Islam
ideologis
==

Paham Liberal yang diusung JIL memang merupakan paham
dari AS yang merupakan nenek moyang dari Paham
Liberalisme. Lembaga AS, Asia Foundation mendanai JIL
(Majalah Hidayatullah) untuk itu:

==
http://harry.sufehmi.com/archives/2004-12-06-766/
Hidayatullah.com, Senin, 06 Desember 2004

Ulil Abshar: �1,4 milyar, Tapi Itu
Kecil�

Gemerincing dollar di balik program Liberalisasi Islam
di Indonesia sering hanya menjadi gosip. Tapi, tokoh
JIL, Ulil Abshar Abdala mengaku jujur pada
Hidayatullah tentang isu itu

Ulil Abshar Abdalla (Koordinator Jaringan Islam
Liberal)

Benarkah JIL didanai oleh The Asia Foundation? Benar,
berapa jumlahnya?

Setiap tahun kami mendapat sekitar Rp 1,4 milyar.
Selain itu, JIL juga mendapatkan dana dari
sumber-sumber domestik, Eropa, dan Amerika. Tapi yang
paling besar dari TAF. Tapi dana itu jauh lebih kecil
daripada dana yang diperoleh ormas-ormas Islam
lainnya.

Ormas mana?

Selain kami ada juga ormas Islam yang menerima dana
dari TAF program Islam and Civil Society. Mereka itu
adalah Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Universitas Muhammadiyah Solo, dan Departemen Agama.
Dana yang diterima JIL jauh lebih kecil daripada
mereka.

Ormas-ormas tersebut dipandang menggulirkan isu yang
sejalan dengan JIL?

Tidak juga, justru bermacam-macam. Ada isu toleransi,
kesetaraan gender, demokrasi, dan pluralisme. 
==

AS mempropagandakan paham Liberalismenya bukan hanya
melalui agama, tapi juga ekonomi (neoliberalis),
budaya (kelompok seniman pro pornografi), dsb. Intinya
agar masyarakat dunia menerima paham/ideologi AS yang
liberal. Misalnya untuk ummat Islam mereka tidak perlu
lagi menegakkan syariat Islam. Cukup menerima sistem
sekuler ala AS.

Dengan kucuran dana yang besar dari Asia Foundation,
dsb, banyak aktivis Islam Liberal yang mempromosikan
Islam Liberal lewat media massa, buku, dan milis2 di
internet. 

Semoga kita bisa mengetahui mana kelompok Islam
Liberal dengan Islam yang lurus.

Mudah2an ummat Islam tetap bersatu dalam menghadapi
mereka.

Salam

--- Hartati Nurwidjaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Saran saya sesama muslim sebaiknya dihentikan
> perdebatan dan ingat Ukhuwah Islamiyah semoga saling
> sabar dan menahan emosi.
>    
>   Wallhu'alam bisawab
> 
> bachtiar adhi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   oke kalo begitu....maka saat anda maen kategori
> JIL atau non JIL apa itu bukan pengkotak-2an alias
> 'menjilat' pernyataan anda bahwa Islam itu cm satu ?
> 
> 
> A Nizami wrote: Saya adalah Muslim. Dan Islam itu
> sebenarnya hanya
> satu.
> 
> Tidak pantas seorang seperti Gunawan menulis:
> ==
> > > Agama akan tetap bertahan dalam hidup manusia,
> > tapi layakkah ia dibela? 
> ==
> 
> Kemudian menjelek2an "kekerasan" Islam sambil
> memuja2
> atheist.
> 
> Kalau saya biar kata GM itu doktor atau apa tidak
> akan
> taklid/membebek begitu saja pada pernyataannya.
> Apalagi jika argumennya tidak memiliki bukti yang
> kuat.
> 
> Kaum atheist malah lebih parah lagi, pada rezim
> Atheist Uni Soviet membantai jutaan orang. Demikian
> pula rezim Atheist Komunis China dan Polpot di
> Kamboja.
> 
> Kalau kita lihat di ensiklopedi, "kekerasan Islam"
> yang digembar-gemborkan GM nyaris tidak terlihat.
> 
> http://en.wikipedia.org/wiki/Death_toll
> No Lowest Estimate Highest Estimate Event 
> Location From To 
> 1 60,000,000 72,000,000 World War II Asia, Europe,
> Africa, Pacific 1939 1945
> 2 40,000,000 40,000,000 Three Kingdoms War China 184
> 280
> 3 36,000,000 36,000,000 An Shi Rebellion China 756
> 763
> 4 30,000,000 60,000,000 Mongol Conquests Asia,
> Europe, Middle East 1207 1279
> 5 25,000,000 25,000,000 Manchu conquest of Ming
> Dynasty China 1616 1644
> 6 20,000,000 50,000,000 Taiping Rebellion China 1851
> 1864
> 7 20,000,000 20,000,000 Second Sino-Japanese War 
> China 1931 1945
> 8 15,000,000 66,000,000 World War I. (High estimate
> includes Spanish flu deaths) Europe 1914 1918
> 9 10,000,000 10,000,000 Warring States Era China 
> BC475 BC221 
> 10 7,000,000 20,000,000 Conquests of Timur the Lame 
> Middle East, India, Asia, Russia 1369 1405
> 
> Dari 10 perang terbesar korbannya tidak ada yang
> Muslim pembantainya. Ummat lain. Justru ada Muslim
> yang jadi korban.
> 
> Kemudian lihat artikel dari Universitas Hawaii yang
> menggambarkan pembantaian jutaan manusia oleh rezim
> ATHEIST US:
> http://www.hawaii.edu/powerkills/NOTE4.HTM
> 
> Diperkirakan 54 juta lebih nyawa melayang akibat
> rezim
> Atheist US:
> 
> ==
> http://www.hawaii.edu/powerkills/USSR.CHAP.1.HTM
> R.J. Rummel:
> Probably 61,911,000 people, 54,769,000 of them
> citizens, have been murdered by the Communist
> Party--the government--of the Soviet Union.
> ==
> 
> Jadi kesannya Gunawan itu terlalu
> menggembar-gemborkan
> "kekerasan Islam", padahal fakta di atas berbicara
> lain...:)
> 
> Yang penting fakta, bukan tulisan "sastra" dari
> seorang penyair yang tidak berdasar...:)
> 
> Salam
> 
> --- bachtiar adhi wrote:
> 
> > waduh pak nizami ini kok maen hantam kromo....
> > 
> > lha kalo gt panjenengan itu masuk kelompok mana ?
> > fundamentalis ?
> > 
> > A Nizami wrote:
> > Dari tulisannya kelihatan Gunawan kalau
> > tidak atheis
> > ya masuk dalam kelompok JIL (Jaringan Islam
> > Liberal).
> > 
> > Gunawan hanya melihat "kekerasan" Islam di Iraq
> dan
> > Afghanistan. Tapi Gunawan tidak mampu melihat
> > kekerasan para penjajah seperti Uni Soviet yang
> > menjajah Afghanistan atau AS beserta Nato yang
> > menggempur dan membantai penduduk Afghanistan.
> > 
> > Gunawan juga tidak mampu melihat serangan AS dan
> > sekutunya ke Iraq di mana saat ini menurut BBC 650
> > ribu warga Iraq tewas sejak pendudukan AS.
> > 
> > Jika ummat Islam membela diri terhadap serangan
> itu,
> > maka orang2 macam Gunawan ini akan melihatnya
> > sebagai
> > "kekerasan" ummat Islam
> > 
> > Melihat banyaknya tulisan Gunawan, saya tidak
> heran
> > kalau dia senang ada orang Atheis...:)
> > 
> > --- Setyo Budiantoro wrote:
> > 
> > > TEMPO
> > > Edisi. 23/XXXIIIIII/30 Juli - 05 Agustus 2007 
> > > Catatan Pinggir 
> > > 
> > > 
> > > Atheis 
> > > 
> > > 
> > > Agama akan tetap bertahan dalam hidup manusia,
> > tapi
> > > layakkah ia dibela? 
> > > 
> > > Christopher Hitchens baru-baru ini menarik
> > perhatian
> > > ketika bukunya terbit dengan judul God Is Not
> > Great:
> > > Religion Poisons Everything. Penulis Inggris
> > > ini—yang
> > > yakin bahwa Tuhan tidak akbar dan bahwa agama
> > adalah
> > > racun—tak bersuara sendirian di awal abad ke-21
> > ini.
> > > Di tahun 2004 terbit The End of Faith, oleh Sam
> > > Harris, yang tahun lalu mempertegas posisinya
> > dengan
> > > menyerang agama Kristen dalam Letter to a
> > Christian
> > > Nation. Yang juga terkenal adalah karya Richard
> > > Dawkins, seorang pakar biologi, The God
> Delusion,
> > > yang
> > > mengutip satu kalimat pengarang lain: ”Bila
> > > seseorang
> > > menderita waham, gejala itu akan disebut gila.
> > Bila
> > > banyak orang menderita waham, gejala itu akan
> > > disebut
> > > agama.” 
> > > 
> > > Saya belum khatam membaca buku-buku itu, tapi
> saya
> > > telah merasa setengah terusik, tersinggung,
> > > berdebar-debar, terangsang berpikir, tapi juga
> > > gembira. Baiklah saya jelaskan kenapa saya
> > gembira:
> > > kini datang beberapa orang atheis yang sangat
> > fasih
> > > dengan argumen yang seperti pisau bedah. Dengan
> > > analisa yang tajam mereka menyerang semua agama,
> > > tanpa
> > > kecuali, di zaman ketika iman dikibarkan dengan
> > rasa
> > > ketakutan, dan rasa ketakutan dengan segera
> diubah
> > > jadi kebencian. Dunia tak bertambah damai
> > karenanya.
> > > Maka siapa tahu memang dunia menantikan
> Hitchens,
> > > Harris, dan Dawkins. Siapa tahu para atheis
> inilah
> > > yang akan membuat kalangan agama mengalihkan
> fokus
> > > mereka dan kemudian berhenti bermusuhan. 
> > > 
> > > Apalagi ada benarnya ketika Christopher Hitchens
> > > bicara tentang iman dan rasa aman. Sepekan
> sebelum
> > > 11
> > > September 2001, hari yang bersejarah itu, ia
> > ditanya
> > > dalam sebuah wawancara radio: ”Bayangkan Anda
> > berada
> > > di sebuah kota asing di waktu senjakala, dan
> > > sejumlah
> > > besar orang datang ke arah Anda. Akan lebih
> merasa
> > > amankah Anda, atau justru merasa kurang aman,
> bila
> > > Anda tahu orang-orang itu baru selesai berkumpul
> > > untuk
> > > berdoa?” 
> > > 
> > > Hitchens, yang pernah berada di Belfast, Beirut,
> > > Bombay, Beograd, Bethlehem, dan Baghdad,
> menjawab,
> > > ”Kurang aman.” 
> > > 
> > > Ia tak bicara dari khayal. Ia telah menyaksikan
> > > permusuhan antara orang Katolik dan Protestan di
> > > Ulster; Islam dan Kristen di Beirut dan
> Bethlehem;
> > > orang Katolik Kroasia dan orang Gereja Ortodoks
> > > Serbia
> > > dan orang Islam di bekas Yugoslavia; orang Sunni
> > dan
> > > Syiah di Baghdad. Beribu-ribu orang tewas dan
> > cacat
> > > dan telantar.
> > > 
> > > Maka bagi Hitchens, agama adalah ”sebuah
> pengganda
> > > besar”, an enormous multiplier, ”kecurigaan dan
> > > kebencian antarpuak”. 
> > > 
> > > Tapi menarik bahwa Hitchens tak menyatakan agama
> > > sebagai sumber sikap negatif itu. 
> > > 
> > > Dalam hal ini ia berbeda dari Sam Harris. Bagi
> > > Harris,
> > > konflik antara umat Katolik dan Protestan yang
> > > berdarah di Irlandia—yang bermula baru di abad
> > > ke-17—bersumber pada teks Alkitab, tak ada
> > > hubungannya
> > > dengan politik pertanahan di wilayah kekuasaan
> > > Inggris
> > > masa itu. Harris tak melihat endapan sejarah
> dalam
> > > tiap tafsir atas akidah—dan dalam hal ini ia
> mirip
> > > seorang fundamentalis Kristen atau Islam.
> > > Pandangannya
> > > yang menampik sejarah akan bisa mengatakan bahwa
> > > doktrin Quran itulah yang membuat sejumlah orang
> > > menghancurkan Menara Kembar New York dan
> membunuh
> > > hampir 3.000 manusia pada 11 September 2001.
> > Harris
> > > tak akan melihat bahwa hari itu ”Islam” identik
> > > dengan
> > > amarah karena ada kepahitan kolonialisme di
> Timur
> > > Tengah, Afrika, dan Asia, dan kekalahan dunia
> Arab
> > > di
> > > Palestina.
> > > 
> > > Dari sini, memang ada benarnya apologi yang
> > terkenal
> > > itu: bukan agamanya yang salah, melainkan
> > > manusianya. 
> > > 
> > > Tapi persoalan tak selesai di situ. Orang-orang
> > > atheis
> > > semacam Hitchens akan bertanya: Jika faktor
> > manusia
> > > yang menyebabkan keburukan tumbuh dalam suatu
> > umat,
> > > berarti tak ada peran agama dalam memperbaiki
> umat
> > > itu. Jika demikian, jika akidah ditentukan oleh
> > > sejarah, dan bukan sebaliknya, apa guna agama
> bagi
> > > perbaikan dunia?
> > > 
> > > Mungkin sebuah nol. Bahkan melihat begitu banyak
> > > pembunuhan dilakukan atas nama agama hari-hari
> > ini,
> > > orang memang mudah sampai kepada atheisme
> Hitchens
> > > dan
> > > kesimpulannya: agama meracuni segala hal. 
> > > 
> > > Tapi kita dapat juga sampai pada kesimpulan yang
> > > lain:
> > > jangan-jangan agama memang tak punya peran bagi
> > > perbaikan dunia. Perannya memang bisa lain sama
> > > sekali—terutama bila dilihat dari awal lahirnya
> > > agama-agama.
> > > 
> > > Dalam ceramahnya yang diselenggarakan oleh MUIS
> > > (Majlis Ugama Islam Singapura) bulan Juni yang
> > lalu,
> > > Karen Armstrong mengatakan sesuatu yang tak
> lazim:
> > > agama lahir dari sikap jeri (recoil) atas
> > kekerasan.
> > > Juga Islam, yang kini tak urung dihubungkan
> dengan
> > > bom
> > > bunuh diri, konflik berdarah di Irak,
> Afganistan,
> > > dan
> > > Pakistan. Agama ini hadir sebagai pembangun
> > > perdamaian
> > > di sekitar Mekah, di tengah suku-suku Arab yang
> > > saling
> > > galak. 
> > > 
> > > Tapi mungkin juga Karen Armstrong bisa
> > menelusurinya
> > > lebih jauh: jika agama memang lahir dari rasa
> jeri
> > > akan kekerasan, rasa jeri itu bertaut dengan
> > > kesadaran
> > > akan ketakberdayaan. Agama sebab itu tak merasa
> > > kuasa
> > > untuk memperbaiki dunia; ia justru berada di
> > kancah
> > > yang tersisih, menemani mereka yang daif—sebuah
> > > posisi
> > > yang kian tampak dalam keadaan manusia
> teraniaya.
> > > 
> > > Tapi kini, dalam mencoba menyaingi gagahnya
> > > modernitas, agama cenderung melupakan ”empati
> > > asali”-nya sendiri. Orang-orang Islam merayakan
> > > Hijrah
> > > bukan dengan rasa setia kawan dan bela rasa
> kepada
> > > mereka yang diteror, walaupun Hijrah bermula
> dari
> > > nasib sekelompok minoritas yang dikejar-kejar.
> > Orang
> > > merayakan Hijrah lebih sebagai kemenangan.
> Mungkin
> > > dengan tendensi itu, pengalaman kedaifan sendiri
> > > terlupa: pekan lalu atas nama ”Islam”
> orang-orang
> > > mengancam para biarawati Karmel yang hendak
> > > berkumpul
> > > untuk berdoa di lembah Cikanyere di wilayah
> > Cianjur.
> > > 
> > > 
> > > Dalam keadaan lupa kepada yang tak berdaya
> itulah
> > > agama bisa jadi tenaga yang dahsyat. Tapi ia
> juga
> > > bisa
> > > jadi tenaga yang tak tahu batas. Di saat seperti
> > > itu,
> > > bukankah para atheis perlu datang dan bersuara? 
> > > 
> > > Goenawan Mohamad 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > >
> >
>
__________________________________________________________
> > > Looking for a deal? Find great prices on flights
> > and
> > > hotels with Yahoo! FareChase.
> > > http://farechase.yahoo.com/
> > > 
> > 
> > ===
> > Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
> > Kirim email ke:
> > [EMAIL PROTECTED]
> > 
> >
>
__________________________________________________________
> > Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! -
> > their life, your story. Play Sims Stories at
> Yahoo!
> > Games.
> > http://sims.yahoo.com/ 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > ---------------------------------
> > Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with
> > an Edge to see what's on, when. 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been
> > removed]
> > 
> > 
> 
> ===
> Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
> Kirim email ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
>
__________________________________________________________
> Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's 
> Comedy with an Edge to see what's on, when. 
> http://tv.yahoo.com/collections/222
> 
> 
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Shape Yahoo! in your own image. Join our Network
> Research Panel today!
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 
> 
>
===========================================================================
> Lingkar Ilmuwan Sosial Indonesia (LISI) adalah forum
> untuk menggagas dan mempertukarkan ide-ide baru
> serta mengembangkan ilmu pengetahuan sosial. Dalam
> LISI, topik-topik diskusi ditinjau dan dianalisis
> dari beragam perspektif yang memungkinkan proses
> pembelajaran secara kolektif demi pengembangan
> wawasan anggota dan masyarakat Indonesia umumnya.
>
===========================================================================
> 1. Untuk berhenti berlangganan, kirimkan e-mail
> kosong ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 2. Untuk berlangganan, kirimkan e-mail kosong ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 3. Untuk menghindari penyebaran virus, pengiriman
> attachment file 
> tidak dimungkinkan melalui milis ini.
> 4. Bahasa Resmi LISI: Bahasa Indonesia dan Bahasa
> Inggris.
> 5. Netters LISI diminta sebisa mungkin menghindari
> "posting a la chating".
>
---------------------------------------------------------------------------
> Dear LISIers...."you may disagree with somebody's
> way of thinking...but please be careful of what you
> are writing in order not to hurt somebody's
> feelings...".. The moderator is always wishing you
> an enjoyable and inspiring discussion with
> LISI...:-) Selamat beradu argumentasi di tataran
> logika....:-)
>
---------------------------------------------------------------------------
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Hartati Nurwidjaya Papafragos
> Megara, greece
>        
> ---------------------------------
> Looking for a deal? Find great prices on flights and
> hotels with Yahoo! FareChase.
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]


       
____________________________________________________________________________________
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's 
Comedy with an Edge to see what's on, when. 
http://tv.yahoo.com/collections/222

Kirim email ke