http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/
tgl/30/time/161914/idnews/823851/idkanal/4

Kamis, 30/08/2007 16:19 WIB
Venezuela Usir Exxon dan Conoco
Nurul Qomariyah - detikfinance

Caracas - Pemerintah Venezuela mengusir ExxonMobil dan 
ConocoPhillips. Kedua perusahaan minyak itu telah menolak untuk 
menyerahkan 60% saham di ladang minyaknya di Venezuela kepada BUMN 
minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA).

Kedua perusahaan minyak itu secara tegas menolak UU yang disahkan 
oleh Presiden Vanezuela Hugo Chavez. Pembentukan UU tersebut 
ditujukan Presiden Chavez dalam rangka melakukan nasionalisasi besar-
besaran.

Dibawah UU tersebut, Exxon dan Conoco harus menyerahkan paling tidak 
60% sahamnya ke pada PDVSA.

Menteri Energi Venezuela, Rafael Ramirez menegaskan, kedua perusahaan 
itu harus segera pergi dan pemerintah tidak akan mendapatkan 
kompensasi apapun. 

Ramirez selanjutnya menegaskan, pihaknya akan kembali bernegosiasi 
dengan kedua perusahaan minyak itu agar mau menaati aturan.

"Kami sedang bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan yang tidak 
bersedia menerapkan UU, sebelum mengambil keputusan untuk mengusir 
mereka dari sini," tegasnya seperti dikutip AFP, Kamis (30/8/2007).

Ia menegaskan, era keterbukaan minyak sudah berakhir, dan tidak ada 
kompensasi untuk keduanya.

"Kami sejak tahu lalu telah secara tegas menyatakan, sangat mudah, 
kami tidak tertarik untuk bekerja dengan perusahaan-perusahaan yang 
tidak mau menerima UU kami," tegas Ramirez.

Namun ia menegaskan, bagi perusahaan-perusahaan yang bersedia 
bekerjasama dengan PDVSA akan diperbolehkan untuk tinggal di 
Venezuela paling tidak untuk 25 tahun.

Venezuela merupakan satu-satunya negara Amerika Latin yang menjadi 
anggota OPEC. Venezuela saat ini merupakan salah satu produsen minyak 
terbesar dunia dan suplier utama minyak ke AS.

Produksi minyak Venezuela saat ini mencapai 3 juta barel per hari, 
dan separonya mengalir ke AS. Total cadangan minyak di Venezuela 
diperkirakan mencapai 230 miliar barel, namun baru 78 miliar yang 
terbukti.
(qom/ir)

Kirim email ke