http://serbaserbikehidupan.blogspot.com/2007/09/melampaui-pluralisme.html
   
  Buku “Melampaui Pluralisme: Etika alquran tentang Keanekaragaman Agama”” 
ditulis oleh Hendar Riyadi, dicetak oleh RMBooks & PSAP Januari 2007. Dalam 
kata pengantarnya, Professor Dr. Komarudin Hidayat menulis bahwa buku ini 
merupakan sebuah ijtihad untuk menciptakan hubungan yang konstruktif antarumat 
beragama yang selalu menyimpan potensi konflik. Di tengah-tengah era dimana 
konflik antar umat beragama semakin meningkat, yang bisa membahayakan integrasi 
negara, buku semacam ini sangatlah dibutuhkan.
Indonesia merupakan sebuah negara yang mengakui keberagaman agama yang dianut 
oleh pare penduduknya, paling tidak ada 6 agama: Islam dengan pengikut 
terbesar, kemudian Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu. Toleransi 
yang digembar-gemborkan harus diakui bahwa hal tersebut tidak berjalan dengan 
sebagaimana mestinya. Contoh terburuk dari ketidaktoleran ini bisa kita 
sebutkan sebagai konflik di Ambon beberapa tahun lalu, juga di Poso, dan di 
beberapa tempat lain. Jika memang semangat toleransi itu ada di dalam hati 
setiap warga negara Indonesia, dimanapun mereka berada, tidak akan mudah para 
provokator merasuki cara berpikir orang-orang dan menyebabkan konflik berdarah 
karea perbedaan agama. 
Orang-orang yang sulit mempraktekkan toleransi itu tentu karena mereka yakin 
bahwa apa yang dituliskan di dalam kitab suci yang mereka percayai benar—bahwa 
hanya agama merekalah yang benar. Untuk itulah, untuk menumbuhkan semagat 
toleransi, harus ada cara baru dalam membaca dan memahami ayat-ayat kitab suci. 
Semangat inilah yang mendasari Hendar Riyadi melakukan riset dan menghasilkan 
buku “Melampaui Pluralisme”.
Untuk menghasilkan interpretasi ayat-ayat Alquran yang inklusif, Hendar Riyadi 
menawarkan metodologi yang berbeda dari yang digunakan oleh para ahli tafsir 
klasik: metode penafsiran yang integratif. Metode ini didasarkan pada beberapa 
teori penafsiran. Baik yang berkembang dalam tradisi keilmuan Islam maupun yang 
berkembang dalam tradisi teori hermeneutika kontemporer. Yang paling penting 
untuk digarisbawahi adalah Alquran harus dibaca secara utuh, secara totalitas, 
dan bukan sebagian-sebagian.
Selain metodologi, Hendar Riyadi juga menawarkan untuk menggunakan perspektif 
yang berbeda: perspektif etika relijius. Etika relijius yang dimaksudkan di 
sini adalah pertimbangan-pertimbangan atau keputusan-keputusan moral yang 
didasarkan pada pandangan dunia Alquran , konsep-konsep teologis, serta 
kategori-kategori filsafat dan dalam beberapa hal merujuk pada etika sufistik.
Dalam postingan sebelum ini, yang berjudul ‘Toleransi’ dan ‘Toleransi 2’ aku 
telah menyebut beberapa bagian buku ini. Bagi pengunjung blogku, bisa juga 
membaca ulasanku tentang buku yang sama di alamat berikut ini:

http://afeministblog.blogspot.com/2007/05/going-beyond-pluralism.html

Terima kasih.
LL 18.01 010907


Minds are like parachutes, they only function when they are open. 
  (Sir James Dewar)
visit my blogs please, at the following sites
http://afemaleguest.blog.co.uk
http://afeministblog.blogspot.com
http://afemaleguest.multiply.com

THANK YOU
Best regards,
Nana


       
---------------------------------
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke