Fitrah Kesucian Nafs

Sebagaimana telah disebutkan  pada uraian terdahulu bahwa pada 
dasarnya nafs itu diciptakan Tuhan dalam keadaan sempurna (Q/91:7-8), 
tapi ia dapat tercemar menjadi kotor jika tidak dijaga (Q/91:9-10). 
Tentang Nafs yang masih suci disebutkan dalam surat al Kahfi/18:74, 
dalam rangkaian kisah Nabi Musa dengan Nabi Hidir yang teks ayatnya 
telah ditulis pada bagian depan.

Kalimat zakiyyah pada ayat tersebut diatas (äÝÜÓÇ ÒßíøÜÉ  ) merupakan 
sifat dari nafs, sehingga nafs zakiyyah artinya jiwa yang suci. Dalam 
konteks ayat tersebut, pemilik nafs yang suci itu adalah seorang anak 
kecil seperti yang juga    disebut dalam surat Maryam :19  ÛáÇãÇ ÒßíøÇ
 . Jadi nafs yang secara fitri masih suci adalah nafs dari anak yang 
belum mukallaf, yang oleh karena itu belum berdosa.

Fakhr ar Razi mengutip perbedaan makna dari kalimat ÒßíøÉ dan  ÒÇßíÉ. 
Sebagian mufassir memandang sama arti dari dua kalimat itu, tetapi 
sebagian membedakannya., antara lain Abu `Amr ibn al A'la yang 
membedakan arti dari dua kalimat itu.  Menurutnya, nafs za kiyah 
(dengan alif) adalah jiwa yang suci secara fitri, yakni belum pernah 
melakukan dosa, sedang nafs zakiyyah adalah  jiwa yang suci setelah 
melalui  proses tazkiyyat an nafs dengan bertaubat dari perbuatan 
dosa.

Kesucian nafs bersifat maknawi, maka kotornyapun juga bersifat 
maknawi. Seseorang dapat memelihara  kesucian nafsnya manakala ia 
konsisten dalam jalan takwa, sebaliknya  nafs berubah menjadi kotor 
jika pemiliknya menempuh jalan dosa atau fujur Surat as Syams/91:7-
10  menyebutkan bahwa sungguh rugi orang yang telah mengotori jiwanya 
(æÞÏ ÎÇÈ ãä ÏÓøÜÇåÇ). Kata dassa  berasal dari kata Ï Óø  íÏ Óø yang 
arti lughawinya menyembunyikan sesuatu di dalam sesuatu. Dalam 
konteks ayat ini, artinya orang mengotori jiwanya dengan  perbuatan 
dosa yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Oleh karena itu 
sebagian mufassir berpendapat bahwa ayat Qur'an ini (Q/91: 10) 
berkenaan dengan nafs nya orang saleh yang melakukan kefasikan, bukan 
jiwa orang kafir, karena orang saleh, meski ia melakukan perbuatan 
dosa , tetapi ia malu dengan perbuatannya itu sehingga ia lakukan 
dengan cara sembunyi-sembunyi., berbeda dengan orang kafir yang 
merlakukannya dengan terang-terangan.

2). Usaha Penyucian Nafs (Tazkiyyat an Nafs)
Al Qur'an mengisyaratkan bahwa jiwa yang tercemar masih dapat 
diusahakan untuk menjadi suci  kembali, baik dengan usaha sendiri, 
melalui pendidikan atau karena anugerah dan rahmat Allah seperti yang 
diisyaratkan oleh surat Q/9:103, Q/3:164 .

artinya : Sungguh  Allah telah memberi karunia kepada orang-orang  
yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul 
dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat 
Allah , membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al 
Kitab dan al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu 
mereka adalah benar-benar  dalam kesesatan yang nyata (Q/3: 164).

Ayat Al-Qur'an tersebut mengisyaratkan bahwa orang yang sesat  masih 
dimungkinkan untuk  dibersihkan jiwanya. Usaha atau proses penyucian 
jiwa itu disebut tazkiyyat an Nafs.

Tazkiyyat bisa dilakukan karena dorongan sendiri, atau didorong oleh 
orang lain, melalui dakwah, pendidikan atau bahkan paksaan. Menurut 
Al-Qur'an surat Fatir/35: 18 manusia dapat secara sadar melakukan  
suatu perbuatan yang dimaksud untuk menyucikan jiwanya.,  Perbuatan 
yang dapat mensucikan jiwa seseorang menurut Al-Qur'an  adalah:

a). pengeluaran infak harta benda, tersebut dalam surat Q/92: 18 
takut terhadap azab Allah dan menjalankan ibadah salat, tersebut 
dalam surat Q/35: 18 , menjaga kesucian kehidupan seksual, tersebut 
dalam surat Q/24:30: menjaga etika pergaulan , seperti yang 
diisyaratkan dalam surat an Nur/24 : 27- 29  Al Qur'an juga 
mengisyaratkan bahwa proses tazkiyyah itu bisa  terjadi melalui 
ajakan orang lain. Ada empat ayat yang menyebutkan bahwa apa yang 
dilakukan oleh para Rasul kepada ummatnya dengan mengajarkan al Kitab 
dan al Hikmah adalah merupakan pekerjaan  yang membuat umatnya 
tersucikan jiwanya., yakni surat al Baqarah/2:129, 151, Q/3: 164, dan 
Q/62:2.

artinya : Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang 
beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari 
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat 
Allah, membersihkan (jiwa) mereka , dan mengajarkan kepada mereka al 
Kitab dan al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu 
mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata (Q/3:164) 
      
Tentang makna tazkiyyat an Nafs, para mufassir mempunyai pandangan 
yang berbeda-beda :

1. Tazkiyyah dalam arti para Rasul mengajarkan kepada manusia, 
sesuatu yang jika     dipatuhi, akan menyebabkan jiwa mereka 
tersucikan dengannya.

2. Tazkiyyah dalam arti mensucikan manusia dari syirik, karena syirik 
itu oleh al Qur'an    dipandang sebagai sesuatu yang bersifat najis.

3. Tazkiyyah dalam arti mensucikan manusia dari syirik dan sifat 
rendah lainnya.

4. Tazkiyyah dalam arti mensucikan jiwa dari dosa.

5.  Tazkiyah dalam arti mengangkat manusia dari martabat orang 
munafik ke martabat   mukhlisin.

Disamping tazkiyah sebagai usaha, Al-Qur'an juga mengisyaratkan 
adanya anugerah Allah kepada manusia berupa tazkiyyah. Dalam surat  
Al Nur/24:21 disebutkan bahwa seandainya bukan karena anugerah Allah 
maka seseorang selamanya tidak bisa mensucikan jiwanya, dan Allah 
memberikan anugerah itu kepada orang yang dikehendakinya. Dalam surat 
al Nisa/4:49, ketika al Qur'an mencela tingkahlaku manusia yang 
merasa dirinya telah suci, juga ditegaskan bahwa Allah lah yang 
membersihkan jiwa dari orang-orang yang dikehendaki Nya

artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap 
dirinya bersih. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki 
Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun (Q/4:49)

Wassalam,
agussyafii

==============================================
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
http://mubarok-institute.blogspot.com atau [EMAIL PROTECTED]
==============================================





Kirim email ke