Posting yang semalam saya kirim tapi tidak muncul di milis, jadi saya
kirim ulang.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

LAPORAN DAN RENCANA KERJA
TIM MEDIS & RELAWAN PERMATA-INTI
BENCANA GEMPA BENGKULU


Kondisi Daerah Bencana

Daerah bencana meliputi Pesisir Selatan Sumatera Barat, Kabupaten
Mukomuko, Bengkulu Utara dan Kepulauan Mentawai. Daerah ini terletak
di pinggir pantai Barat Sumatera yang langsung berhadapan dengan
Samudera Hindia. Sebagian besar wilayah merupakan perkebunan kelapa
sawit dan karet yang sangat luas.
Daerah pemukiman berupa sekelompok rumah yang diselingi hutan atau
perkebunan. Banyak terdapat desa-desa kecil di atas perkebunan. Pusat
kota terdapat di pesisir pantai, yang paling besar adalah Painan
(Sumbar), Lubuk Pinang (Mukomuko) dan Mukomuko.

Jarak waktu dari Padang-Mukomuko maupun dari Bengkulu-Mukomuko kurang
lebih sama, yaitu kurang lebih 8 jam dengan kendaraan. Tersedia travel
di jam-jam tertentu dan carter mobil. Sementara sampai 15 September
2007, kapal laut ke Mentawai baik dari Padang maupun Painan masih
sulit.Nelayan takut melaut.
Ada penerbangan dengan pesawat smack di jam-jam tertentu dari Padang.

Di Kota Mukomuko sendiri listrik menyala dari genset karena banyak
tiang listrik yang rubuh. Air PAM mati, dan di beberapa tempat air
sama sekali tidak ada. Telekomunikasi kadang bisa, kadang tidak. Yang
cukup stabil adalah XL.


Pola Bencana

Gempa bumi 12 September 2007 dengan kekuatan 7.9 SR, telah menggoncang
sepanjang pesisir daerah bencana dengan pola yang acak. Ada daerah
yang sangat parah kerusakanannya, ada juga yang tidak. Berdasarkan
data Posko Penanganan Bencana Alam Bengkulu terdapat 840 rumah roboh,
2573 rusak berat dan 5000-an rusak sedang dan ringan.

Dua hari pasca bencana pertama masih terjadi gempa susulan dengan
intensitas tinggi. Memasuki hari ketiga intensitas makin menurun.
Nemun demikian BMG masih memberlakukan situasi waspada sampai 14 hari
sejak gempa pertama.


Kondisi Masyarakat dan Pengungsian

Masyarakat di daerah bencana sebagian besar adalah pemukim transmigran
dari Jawa yang telah menetap hampir 20 tahun. Umumnya mereka bertani
dengan taraf hidup menengah.

Saat bencana terjadi, penduduk yang hidup di pesisir pantai lari ke
tempat yang lebih tinggi dan mengungsi di desa-desa yang ada di
perkebunan sebelah atas. Mereka membangun tenda-tenda darurat baik di
sepanjang jalan depan rumah mereka maupun di lapangan terbuka.

3 hari pasca bencana mereka mengeluhkan bantuan yang belum sampai atau
tidak memadai. Situasi ini membuat emosi psikis mereka mudah stres dan
marah. Di Lais, terjadi pencegatan mobil bantuan secara paksa oleh
masyarakat.

Masyarakat yang tinggal di tenda sudah mulai terserang penyakit
seperti diare, ISPA, demam, maag dan stres. Mereka berhenti bekerja
atau sekolah karena masih takut berpisah dengan keluarga. Isue gempa
susulan dan tsunami sampai dua minggu ke depan masih sangat kuat
mempengaruhi mereka.

Untuk mencapai tempat-tempat pengungsian dibutuhkan survey terlebih
dahulu dan seorang guide yang memahami jalan. Tempat pengungsian
terletak di bukit-bukit di tengah hutan tanpa ada listrik.


Tentang Bantuan

Masyarakat membutuhkan tenda, alas tidur, selimut, beras, makanan
instan, air, lotion anti nyamuk, serta perlengkapan higienis.

Pola penyaluran bantuan dari pemerintah adalah dengan memusatkan
penyaluran bantuan di kantor bupati untuk disalurkan melalui perangkat
pemerintah dengan truk. Karena medan yang cukup jauh dan sulit di
daerah kebun sawit, maka penyaluran ini tersendat-sendat.

Sampai hari ini masing-masing posko pengungsi diberi jatah 2 karung
beras per hari. Padahal rata-rata pos pengungsian berisi 30-40 keluarga.

Sasaran Bantuan PERMATA dan Perhimpunan INTI
(Lihat Attachment Jadwal dan Peta)

Setelah survey, terdapat beberapa daerah yang akan menjadi sasaran
bantuan:
1. Bantuan Logistik bagi pesisir Selatan Sumbar. Bantuan ini
akan disalurkan melalui Posko Bupati Painan.
2. Bantuan Logistik bagi Kecamatan Mukomuko. Bantuan ini akan
disalurkan melalui Posko Bupati Mukomuko.
3. Bantuan Medis dan pengobatan gratis bagi Kecamatan Mukomuko
yang sementara ini akan dibagi menjadi lima target. Target 1 Lubuk
Pinang, Target 2 SP 3 Desa Selagan Jaya, Target 3 SP 6 Desa Agung
Jaya, Target 4 SP 2 Desa Pondok Makmur, dan Target 5 RSUD Mukomuko.



Profil Tim

Tim yang akan beroperasi di lapangan adalah gabungan dari Persatuan
Masyarakat Indonesia Tionghoa Peduli Bencana (PERMATA), Perhimpunan
Indonesia Tionghoa (INTI) dan Paguyuban Santo Yusuf. PERMATA dan INTI
berkantor pusat di Jakarta, sementara Paguyuban Santo Yusuf berpusat
di Padang.

PERMATA dan INTI sudah berulang kali memberikan bantuan medis dan
lainnya di lokasi bencana seperti Aceh, Meulaboh, Nias, Padang,
Pangandaran, Jogjakarta, Sikka NTB, Flores NTT, Sinjai Sulawesi
Selatan. Perhimpunan INTI juga rutin menggelar pengobatan gratis di
sekitar Jabodetabek dan Jawa Barat dua kali dalam sebulan.

Tim terdiri dari dokter umum, dokter bedah, relawan, dokumentasi dan
PERS.
Adapun untuk bencana Bengkulu ini, tim menurunkan dua orang tim
advanced sebagai surveyor dan pembuka jalan yang datang pada 14
September 2007.
Dan pada 17 September 2007 akan bergabung 13 dokter bedah dan umum,
serta 7 relawan. Sementara dari Paguyuban Santo Yusuf 10 orang
termasuk supir dan juga relawan. Tim ini datang dengan 3 mobil ELF, 1
mobil boks dan 1 ambulance.

Tim akan membentuk sebuah posko yang sekaligus merupakan penginapan
yang akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Semua kegiatan tim akan dikoordinasikan dengan perangkat pemda dan
polres setempat.


Mukomuko, 15 September 2007
Lisa Suroso




Kirim email ke