Quote:
"..
*JAKARTA (Suara Karya): Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu kembali
menegaskan
bahwa kenaikan harga sembako menjelang dan setelah Idul Fitri merupakan
kejadian rutin
sehingga tak perlu dikhawatirkan. Ibu-ibu rumah tangga bahkan diimbau untuk
tidak panik
dan melakukan aksi borong.
.."
*

 Jangan marah/komplen.. kenaikan harga itu biasa koq.. :-p
Matamu.. :-|

Wassalam,

Irwan.K

---------- Forwarded message ----------
From: Sunny <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sep 21, 2007 1:15 PM
Subject: Mendag: Kenaikan Harga Itu Kejadian Rutin

Refleksi: *Konsumen, eh rakyat NKRI lapisan bawah atau yang
dimarginalisasikan oleh politik ekonomi negara. Harap sadar dan jangan
ngomel banyak bila daya membeli Anda tidak memungkinkan memperoleh
bahan-bahan keperluan hidup sehari-hari yang dibutuhkan, karena
harganya melangit ke angkasa nan biru. Ini adalah kejadian rutin! *

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=182631


*POKOK
Mendag: Kenaikan Harga Itu Kejadian Rutin*
*Mari Elka Pangestu*

**
*Jumat, 21 September 2007
JAKARTA (Suara Karya): Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu kembali
menegaskan bahwa kenaikan harga sembako menjelang dan setelah Idul Fitri
merupakan kejadian rutin sehingga tak perlu dikhawatirkan. Ibu-ibu rumah
tangga bahkan diimbau untuk tidak panik dan melakukan aksi borong. *

 *Mendag mengatakan hal itu dalam keterangan pers usai rapat kabinet
terbatas membahas persiapan Lebaran di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis
(20/9). "Ibu-ibu tidak usah khawatir. Stok cukup. Setelah Lebaran, pedagang
masih banyak mudik, sehingga mungkin berpengaruh pada harga. Tapi itu bisa
diantisipasi," kata Mari. *

*Mendag juga mengemukakan bahwa kenaikan harga sembako dan daging saat ini
sebenarnya tidak terlalu tinggi, karena telah terjadi sejak awal tahun. Dia
mengaku, terjadi kenaikan harga sekitar 20 persen untuk beberapa komoditas,
seperti cabai, sayuran, dan komoditas lain yang tidak tahan lama. Guna
mengantisipasinya, Depdag menyiapkan posko di sejumlah titik untuk memantau
pasar, mencari tahu penyebab kenaikan dan segera mengatasinya. "Semua aman
termasuk stok daging, ayam, dan telur. Produksi dan rencana produksi dari
produsen aman sampai akhir tahun," ujarnya. *

*Mengomentari hal itu, pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada, Revrisond
Baswir, mengatakan pernyataan pemerintah bahwa kenaikan harga merupakan hal
lazim dan berlangsung setiap menjelang Lebaran membuktikan bahwa pemerintah
tidak peka terhadap penderitaan rakyat. *

*"Kalau disebut kenaikan harga itu biasa dan lazim, itu hanya pembelaan
terhadap kebijakan yang diambil, dan politis sekali. Kenaikan harga sudah
menyusahkan rakyat, memang biasa bagi penganut neoliberal," kata Revrisond.
Pemerintah tidak bisa memberi kehidupan yang layak bagi rakyatnya. *

*Revrisond menambahkan, kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok itu bukan
hanya sebagai bukti tidak adanya keberpihakan terhadap rakyat, tetapi juga
bukti rakyat tidak penting dalam kebijakan yang diambil. Pemerintahan yang
demikian, katanya, sudah melenceng dari tata aturan perekonomian menurut
konstitusi. *

*"Melihat tim ekonomi sekarang, tidak ada jaminan bahwa harga akan kembali
normal. Yang ada hanyalah harga akan terus naik dan berfluktuasi yang
sebenarnya tidak ada kendali," ujar dia. *

*Pemerintah yang tidak mengindahkan kesulitan rakyat, kata Revrisond, tidak
akan dipercaya rakyat. Patut disadari bahwa rakyat sangat mudah melakukan
tindakan di luar dugaan, termasuk tindakan anarkis sekalipun. "Pemerintah
yang tidak memperhatikan penderitaan rakyat pada waktunya akan
dilengserkan," kata Revrisond. *

*Dia yakin, rakyat akan merapatkan barisan untuk mendobrak pola kepemimpinan
pemerintahan sekarang. Jika sudah seperti itu, negara ini akan kacau dan
bisa timbul kerusuhan. "Pemerintah tidak peka lagi pada isu di sekitarnya.
Sebab, kebijakan pemerintah dikawal oleh pendukung ekonomi neoliberal," kata
dia. *

*Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman tetap
yakin bahwa kunci stabilisasi harga ada di tangan Bulog. Jika fungsi Bulog
dikembalikan seperti semula, kenaikan harga bisa diantisipasi dan
distabilisasi. *

*"Saya minta badan penyangga seperti Bulog harus difungsikan seperti dulu,
supaya bisa mengatur hilir mudik kebutuhan pokok. Sekarang ini, kita tahu
fungsi Bulog tidak seperti dulu. Bulog sekarang perum yang bisa memperoleh
laba. Harusnya dia, menjadi lembaga nondepartemen yang mengendalikan harga,"
kata Irman. *

*Dengan kembalinya fungsi Bulog, ujar dia, pasar tidak bisa dibiarkan
berjalan sesuai kehendak pelakunya. Mereka harus dikelola. Sebab, munculnya
permainan spekulan di pasar dikarenakan adanya peluang bagi mereka untuk
bermain. *

*"Spekulan itu orang yang memanfaatkan situasi. Kalau Bulog jalan, saya kira
spekulan tidak bisa bermain lagi. Untuk menghentikan spekulan tidak bisa
melalui imbauan, tapi harus dengan langkah konkret," ujar Irman Gusman lagi.
*

*Dia menambahkan, kenaikan harga menjelang puasa dan Lebaran sudah menjadi
siklus tahunan. Sebab, setiap bulan puasa dan menjelang Lebaran kebutuhan
pokok meningkat. "Itulah yang kemudian mendorong naiknya harga dan
berakumulasi kepada kenaikan harga lain. Karena kebutuhan itu tidak terukur.
Karena itu, ke depan harus diantisipasi, harus ada data kebutuhan pokok dan
berapa lonjakannya supaya supply dan demand bisa seimbang, terkontrol dan
bisa dikendalikan," kata Irman Gusman. *

*Namun, Irman menegaskan, untuk mengatasi kenaikan harga sebenarnya
pemerintah sudah berupaya mengantisipasi. Namun apa mau dikata jika cara
berpikir pasar berbeda dengan pemerintah. *

*Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud mengatakan, kenaikan harga barang menjelang
puasa dan Lebaran tidak bisa dihindari, karena kebutuhan masyarakat
meningkat. *

*"Hukum pasar memang seperti itu, kalau supply and demand tidak seimbang,
harga pun akan naik. Di Arab Saudi pun, di Mekkah misalnya, setiap kali
menjelang musim haji harga-harga meningkat karena kebutuhan juga maningkat,"
kata Aksa kepada Suara Karya. *

*Namun, kata Aksa, pergerakan harga itu masih bisa dikendalikan apabila
cadangan cukup. Yang terjadi di Indonesia, supply and demand tidak seimbang,
sehingga butuh waktu untuk mengantisipasinya. *

*Seperti juga Irman, Aksa Mahmud berpendapat, kenaikan harga tidak terlepas
dari permainan spekulan. Karena para spekulan memainkan hukum pasar, mereka
sulit ditindak secara hukum.* (Indra/Kartoyo DS)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke