*Debat Pencantuman Kata "Tuhan" dalam Konstitusi UE*

Oleh: Christoph Heinzle dari *Hamburg*

Sejumlah negara dapat menerima pencantuman kata "Tuhan" dalam perjanjian
dasar Uni Eropa yang baru. Tapi permintaan pencantuman tersebut sejauh ini
tidak mendapat suara mayoritas dari negara-negara anggota Uni Eropa.

Sampai satu bulan mendatang berlangsung pembicaraan antara menteri luar
negeri Uni Eropa tentang perjanjian baru Eropa. Dalam pertemuan puncak Uni
Eropa tanggal 18 dan 19 Oktober mendatang pembicaraan tersebut diharapkan
selesai. Ketua Parlemen Eropa Hans-Gert-Pöttering sekali lagi mengingatkan
negara-negara anggota Uni Eropa untuk mengakhiri pembicaraannya dengan
cepat. Sekaligus politisi dari Partai Kristen Demokrat Jerman, CDU itu
mengkritik keputusan menghapus lambang Uni Eropa dari perjanjian Uni Eropa
yang baru. Termasuk pula lambang agama, tepatnya lambang Kristen dan Yahudi.
"Eropa memiliki tradisi Kristen". Inilah hal yang juga dijelaskan Perdana
Menteri negara bagian Jerman Bayern Edmund Stoiber, yang akan meletakkan
jabatannya dalam perayaan hari jadi ke-60 tahun organisasi pemuda Partai Uni
Kristen CSU dan CDU, dan meminta pencantuman Tuhan dalam perjanjian dasar
Eropa. Permintaan yang sejauh ini tidak mendapat suara mayoritas dari
negara-negara anggota Uni Eropa.

Meskipun secara statistik lebih dari 80 persen warga Eropa merasa dirinya
tergabung dalam Gereja atau kelompok keagamaan, kata Tuhan tidak berhasil
dicantumkan secara resmi dalam konstitusi Eropa yang baru. Prinsip pemisahan
negara dan gereja selama bertahun-tahun telah menimbulkan perdebatan tentang
pencantuman kata Tuhan dalam undang-undang dan sekarang dalam kesepakatan
konstitusi yang dipersingkat, perdebatannya semakin mencuat

"Akhirnya hal itu gagal di tangan Perancis dan Belgia. Dua negara yang
memiliki prinsip laisisme, yakni pemisahan negara dan agama dalam
undang-undangnya dan tidak ingin menerima bahwa secara tidak langsung lewat
Uni Eropa terdapat keterikatan dengan Tuhan."

Jo Leinen, anggota parlemen Eropa dari partai sosial demokrat dan ketua
dewan konstitusi Eropa mengalami secara langsung perdebatan antara penentang
dan pendukung pencantuman kata Tuhan dalam undang-undang. Jerman, Spanyol,
Italia dan negara lainnya dapat menerima pencantumannya dalam preambul
Undang-undang, tapi akhirnya parlemen Eropa memutuskan hal yang sebaliknya.
Meskipun demikian politik di tingkat Eropa bukan berarti tidak berketuhanan
atau anti agama. Keinginan gereja untuk terwakili dengan ruang kantor
sendiri di Brussel dikabulkan. Konsitusi baru Eropa yang akan dirumuskan
hingga akhir tahun ini, mencerminkan nilai keagamaan dan nilai-nilai Kristen
seperti solidaritas dan keadilan sosial. Hal yang diyakini Hans-Gert
Pöttering Ketua Parlemen Eropa dari partai Kristen Demokrat Jerman

"Siapapun yang menginginkan disebutkannya prinsip Ketuhanan atau juga
penyebutan warisan Kristen Yahudi selain pencerahan, filosofi Yunani atau
juga hukum romawi sebaiknya tidak menyerah. Harus dikatakan, bahwa
norma-norma kristiani, gambaran sosok Kristen yang ada sekarang pada
undang-undang juga terkandung dalam perjanjian."

Penyebutan secara khusus agama mayoritas di Eropa, yakni agama Kristen
dengan jumlah pemeluknya sekitar 75 persen dengan sengaja dihindari.
Demikian dikatakan Jo Leinen dari Dewan Konstitusi Eropa. Islam, Yahudi dan
kelompok agama lainnya diharapkan tidak merasa didiskriminasi

"Menurut pandangan saya sudah sewajarnya jika hal itu dibahas lebih lanjut,
karena kami di masa lalu dan di masa depan akan memiliki keragaman dalam
kesatuan ini. Dan kami tidak ingin mengecualikan siapapun. Itu juga sudah
diformulasikan dengan baik, warisan budaya dan religiositas tergantung dari
mana orang menarik inspirasi dari pandangan agamanya dan warisan humanis
dari revolusi Perancis dan masa pencerahan. Itu adalah tiga komponen yang
mewakili model nilai-nilai Eropa dan ditemukan kembali dalam perjanjian
Eropa yang baru."

Lebih penting dari pencantuman keterikatan akan Tuhan bagi Hans Gert
Pöttering yang beragama Katholik adalah kebutuhan nilai-nilai agama yang
dijalankan sehari-hari pada kehidupan politik Uni Eropa, terutama jika
menyangkut masalah ethik

"Tentu saja hal itu memiliki peranan tidak langsung, tanpa orang berbicara
tentang masing-masing agama misalnya jika kita berbicara tentang keputusan
norma-norma seperti bagaimana kita menghadapi hidup, dengan orang-orang
lanjut usia, bagaimana kita menyikapi masalah teknologi gen? Di situ orang
akan mengambil keputusan yang berdasarkan gambaran manusia dan nilai-nilai
sehingga secara tidak langsung tentunya nilai religius memiliki arti."

Pada pintu masuk ke Parlemen Eropa di Brussel terdapat semua yang dapat
menarik hati para anggota parlemen. Sebuah toko buku, bank, sebuah jasa
pencucian pakaian dan sebuah fitness club. Dan sedikit tersembunyi, yang
dapat dicapai lewat lorong di sampingnya adalah ruangan ibadah. Di sana
diadakan doa bersama setiap hari Kamis, tapi tanpa terikat pada agama atau
kepercayaan tertentu. Juga lambang agama sengaja tidak dipasang di seluruh
bangunan. Meskipun demikian Ketua Parlemen Eropa Hans-Gert-Pöttering terus
berharap bahwa suatu hari nanti Uni Eropa masih akan mencantumkan kata Tuhan
dalam teks-teksnya

"Sebagai orang Kristen saya berkata: Kami selalu dibimbing dengan keyakinan
dan harapan. Oleh sebab itu kami juga melihat dengan yakin ke masa depan,
terutama masa depan Eropa."

Namun Jo Leinen dari komisi konstitusi melihat tidak ada peluang bahwa
negara-negara anggota Uni Eropa yang cenderung religius selama pembicaraan
saat ini dapat mencantumkan keinginannya itu dalam teks

"Terutama Polandia, tapi juga Italia sekali lagi mencoba keterkaitan dengan
Tuhan dapat dicantumkan dalam perjanjian-perjanjian Eropa. Frau Merkel yang
menjadi ketua dewan Eropa pada enam bulan pertama tahun ini, juga telah
melakukan berbagai konsultasi dengan berhasil, dimana tidak terdapatnya
sikap yang senada. Pertemuan puncak bulan Juni lalu telah menetapkan mandat
dengan jelas. Jadi, tidak ada lagi yang berubah. Bagi putaran ini tema
tersebut sudah tidak dapat lagi dihidupkan."


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke