Sri Haryono <sri.haryono@ bataindonesia. com> wrote: 
 
CERAMAH TAUFIK KIEMAS DI RSIS-SINGAPURA

Selasa, 11/9/07, saya menghadiri ceramah Taufik Kiemas, suami mantan Presiden 
Megawati, dalam acara seminar yang diadakan RSIS ( Rajaratman School of 
International Studies) tempat saya kuliah. Seminar merupakan bagian dari mata 
kuliah yang wajib saya ikuti.

Taufik Kiemas datang atas undangan Indonesian Center RSIS yang dipimpin oleh 
Prof. Dr. Leonard Sebastian (Indonesianis Singapura). Tampak hadir menyertai

Taufik para petinggi PDIP, di antaranya Pramono Anung, Sutradara Ginting, Puan 
Maharani dan beberapa yang tidak saya kenal.

Dalam kesempatan itu Taufik memaparkan dua hal pokok. Pertama, soal 
perkembangan PDIP dan persiapan menghadapi Pemilu 2009. Kedua soal terorisme 
dan sektarianisme di Indonesia . Pada poin pertama Taufik, dengan bahasa 
Indonesia yang diterjemahkan oleh seorang translator, memaparkan tentang 
cita-cita PDIP untuk membangun Indonesia sebagai rumah besar nasionalisme yang 
bertujuan mempertahankan Pancasila, NKRI dan mewujudkan pluralisme. "Mustahil 
nasionalisme tanpa pluraslisme, " tukas Taufik.

Untuk mewujudkan rumah besar itu, PDIP harus bekerjasama dengan pihak 
eksternal. Dalam hal ini ia menyebut Golkar untuk dalam negeri dan Amerika 
Serikat yang dianggap memiliki kemampuan campur tangan terhadap negara lain.

"Saya tidak butuh orang-orang golkar. Yang saya butuhkan adalah Partai Golkar 
yang berhaluan pluralis," ujar Taufk.

Sikap itu juga disampaikan saat Taufik dan kawan-kawan berkunjung ke Amerika 
Serikat (AS). Menurut Taufik, saat di AS ia menegaskan kembali tentang sikap 
PDIP sebagai partai oposisi di Indonesia dan sebagai partai nasionalisme yang 
menjunjung tinggi pluralisme.

Saat membahas bagian kedua dari ceramahnya tentang pluralisme dan terorisme di 
Indonesia , ia menyebutkan bahwa nasionalisme/ pluralisme di Indonesia sedang 
menghadapi apa yang ia sebut sektarianisme. Sektarianisme inilah yang menjadi 
kelompok teroris. Persoalannya, menurut Taufik, bila kelompok teroris membentuk 
kelompok tersendiri akan lebih mudah untuk menumpasnya, tapi kini kelompok 
teroris itu telah masuk ke dalam partai politik sehingga lebih sulit dideteksi. 
Dan tanpa tedeng aling ia menyebut PKS.

Lebih lanjut ia menjelaskan, karena itulah mengapa kelompok nasionalis yang 
memperjuangan pluralisme di Indonesia bersatu melawan PKS dalam Pilkada di DKI 
Jakarta . Karena hanya dengan bersatu padu itulah mereka dapat mengalahkan PKS 
di sejumlah daerah. "Tampaknya melihat kaum pluralis bersatu mereka takut 
juga," tandas Taufik.

Ia juga sempat menyitir pidato Pak Hidayat Nur Wahid, yang saya tidak tahu 
dimana, bahwa Pak Dayat berbicara tentang nasionalisme dan pluralisme, 
seolah-olah ia lebih nasionalis dari orang nasionalis sendiri.

Terus terang, mendengar paparan Taufik itu dada saya langsung bergemuruh. 
Tadinya tidak ada niat saya untuk bertanya. Saya datang hanya untuk 
menggugurkan kewajiban kuliah saja. Dan kita juga sama-sama tahulah kualitas 
Taufik, jadi saya pikir tak ada sesuatu yang bisa diambil. Di samping, 
kedatangan saya juga untuk menjaga hubungan baik saya dengan Andi Widjajanto 
(anak Theo Syafei yang sedang mengambil Phd. Di Singapura) teman sekelas saya 
di satu mata kuliah. Saya juga tahu Andi kini menjadi salah satu advicer 
penting di PDIP terkait persoalan militer.

Pada saat masuk sesi tanya jawab, reflek saya angkat tangan. Saya katakan, 
sebelum masuk ke pertanyaan saya ingin menanggapi dulu apa yang disampaikan 
Taufik tentang PKS. Saya perlu meluruskan masalah ini ke audience karena yang 
hadir adalah para mahasiswa RSIS dari berbagai negara. Apa jadinya jika mereka 
beranggapan bahwa setiap muslim harus dicurigai sebagai teroris sebagaimana 
yang disampaikan Taufik. Lebih berbahaya kalau mereka beranggapan PKS adalah 
supporter teroris di Indonesia .

Dengan sedikit emosi saya katakan, PKS adalah a small party in Indoensia, only 
7 percent. PKS dibentuk oleh para generasi muda Indonesia yang mecoba mencari 
solusi terhadap berbagai persoalan di Indonesia . Mereka bercita-cita ingin 
membangun apa yang mereka sebut "The New Indoensia"/ Indonesia Baru. Dan perlu 
dicatat, mereka adalah lulusan universitas secular di Indonesia, seperti UI, 
UGM, ITB dan IPB.

Lalu saya jelaskan, tampaknya cita-cita mereka ini ditangkap oleh sebagian 
masyarakat Indonesia berpendidikan dan menginginkan perubahan. Karena itu 
terbukti, PKS unggul di Jakarta . Di sini saya memberi penekanan: " Jakarta 
adalah tolok ukur politik di Indonesia . Jika Anda ingin mengatahui the real 
politics in Indonesia dan proses demokratisasi di Indonesia, look at Jakarta !" 
Sebab jika Anda melihat Indonesia secara keseluruhan, maka sesungguhnya 
sebagian besar masyarakat Indonesia berpendidikan rendah yang mudah dibohongi 
oleh para elit partai.

Setalah itu barulah saya masuk ke pertanyaan sederhana: Apa konsep PDIP untuk 
membangun Indonesia . Pertanyaan itu tak dijawab secara baik oleh Taufik, 
karena mungkin ia keburu kaget ada orang PKS terselip di antara hadirin. 
Setelah tahu saya orang PKS pernyataannya menjadi melunak, ia katakan syukurlah 
kalo ternyata PKS sudah berubah.

Alhamdulillah, tampaknya hadirin mendapatkan informasi lain tentang PKS, hal  
itu terlihat dari pertanyaan2 yang terlontar, baik dari orang Indonesia sediri, 
Singaporean, Malaysian, semua tampak bernada positif terhadap PKS. Beberapa 
kawan dari Indonesia dan beberapa negara menghampiri saya mengomentari 
penjelasan singkat saya itu.

Menurut saya, ceramah Taufik Kiemas di RSIS itu tak boleh dianggap angina lalu. 
Boleh jadi inilah gambaran sikap PDIP sendiri dan sikap partai-partai lain 
secara umum terhadap PKS. Sikap ini tampaknya akan melatari kebijakan partai 
untuk menghadapi Pemilu 2009. Isu terorisme, sektarianisme adalah isu usang 
namun efektif untuk menjatuhkan citra partai Islam. Sebagaimana tudingan 
militer secular Turki yang menuding Justice Party di Turki memiliki hidden 
agenda islamisme.

Wallahu a'lam

SUHUD ALYNUDIN
50 Nanyang Crescent Graduate Hall #03-18 Singapore 637598
Phone: +65-81716441
-- 
The Canggih Corporation

===========================================================

 
Satrio Arismunandar 
Producer - News Division, Trans TV, Floor 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4026,  Fax: 79184558, 79184627
 
http://satrioarismunandar6.blogspot.com
http://satrioarismunandar.multiply.com  
 
"If you know how to die, you know how to live..."


      
____________________________________________________________________________________
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!   
http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke