dalam bentuk fisik? wah itu akan mudah hancur! yang abadi adalah apa yang 
ditinggalkan Muhammad kepada ummatnya, Al Qur'an dan Hadist, itulah kebesaran 
Islam yang sesungguhnya. Otentik sepanjang zaman, tak lekang oleh panas, tak 
lapuk oleh hujan!

Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:            Sudah lihat peninggalan Rowami, 
mana ada peninggalan Islam?
   
    ----- Original Message ----- 
  From: sFe 
  To: ppiindia@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Saturday, November 03, 2007 6:00 PM
  Subject: [zamanku] Kebesaran Bangsa Yunani, Yahudi, dan Masehi Hanyalah Mitos
  

  Kebesaran Bangsa Yunani, Yahudi, dan Masehi Hanyalah Mitos
   
  Banyak penulis tentang Barat menyatakan, bahwa kebesaran kebudayaan Barat 
adalah karena pengaruh Yunani dan Romawi. Dengan demikian, seolah dua bangsa 
itu mempunyai nilai besar dalam membentuk peradaban dunia Barat saat ini. 
Betulkah demikian?
   
  Menurut Roger Garaudy, kebesaran bangsa Yunani hanyalah hanyalah cerita 
sejarah yang dibuat karena ketidakpahaman. Hal yang sama juga tentang 
keunggulan bangsa Yahudi.
   
  “Mitos keistimewaan Yunani hanya dapat terjadi karena kebodohan yang 
disengaja atau penolakan terhadap asal-usul dan sejarah kota Athena pada zaman 
Pericles. Mitos keistimewaan bangsa Yahudi juga disuburkan oleh kebodohan yang 
disengaja serta penolakan yang sama, ” tegas Garuady. (Roger Garaudy, Promesses 
de ‘Islam, Paris: 1981).
   
  Dalam Al-Qur’an memang Allah Swt menyebutkan, bahwa bangsa Israel- sebagai 
asal-usul bangsa Yahudi- telah dilebihkan atas segala umat (QS. 2: 47). Ayat 
ini tidak menunjukkan bahwa bangsa Yahudi menjadi bangsa yang lebih luhur 
dibanding bangsa lain selama-lamanya.. Mereka yang dipuji Allah punya keluhuran 
adalah bangsa Yahudi pada masa Nabi Musa ‘alaihi al-salam (as).
   
  Bangsa Yahudi menjadi unggul ketika mereka taat dan mengikuti ajaran Nabi 
Musa setelah dikejar dan dintimidasi oleh Fir’aun. Tapi, setelah mereka 
membangkang dan melakukan penyimpangan (tahrif), mereka dikutuk Allah. “Jadilah 
kamu kera yang hina, ” demikian firman-Nya pada Al-Baqarah: 65.
  Inilah afirmasi Allah yang paling tegas kepada para pengkaji sejarah dan 
peradaban, bahwa bangsa Yahudi pasca Nabi Musa menjadi banga yang terhina, 
dicaci, dimusuhi dan diusir karena sikap dan perbuatannya yang menolak 
kebenaran dan rasis. Bangsa ini pada masa Hitler juga menjadi sasaran empuk.
   
  Mitos yang dibesar-besarkan juga terjadi pada agama Kristen (Masehi), agama 
yang dianut hampir di semua negara benua Eropa, kendati benua ini tidak pernah 
melahirkan agama besar. Agama ini bermula di Antokia, Turki (Asia), kemudia 
menyebar di Isdkandaria, Mesir (Afrika).
   
  Garaudy mengungkapkan, agama Masehi mengambil bahan dan tradisi Yahudi dan 
Yunani, negara tetangga terdekat Turki- dari hubungannya bangsa Timur. Selain 
itu, agama ini juga dipengaruhi oleh biksu-biksu Budha yang dikirim oleh 
Ashoka, seorang Maharaja India dari Dinasti Maurya (261 SM) sebelum lahirnya 
Nabi Isa as.
   
  ”Keturunan para biksu itu terdapat masyarakat Essena, dan mereka itu 
mempunyai pandangan-pandangan dan perilaku tang sangat mirip dengan panadangan 
serta perilkau masyarakat Gua Qumran atau masyarakat Injil Thomas yang 
ditemukan di Mesir, ” papar Garaudy, intelektual Muslim asal Perancis, yang 
pernah jadi atheis.
   
  Sangat wajar bila kemudian Islam mengkritik peradaban, moral, dan keyakinan 
Yahudi, Kristen, dan tentunya Barat. Sebab, dalam pandangan Islam, kedua agama 
yang turut melahirkan peradaban Barat selama ini salah dan telah diselewengkan 
oleh para penganutnya.
  * * * * *
  Kendati kritik dan kebenaran Islam disampaikan ribuan tahun yang lalu oleh 
Nabi Muhmmad dan para sahabatnya, lalu dilanjutkan generasi sesudahnya, tetap 
saja mereka tidak terima.
   
  Seorang pentolan orientalis William Montogomerry Watt dalam bukunya “Islamic 
Fundamentalism and Modernity, menyatakan, ayat-ayat Al-Qur’an yang menuduh 
bangsa Yahudi melakukan perubahan kitab sucinya merupakan tuduhan paling 
serius. ”Namun tidak ada kejelasan dan apakah yang dimaksud perubahan di sini 
adalah perubahan pada teks atau hanya pada makna, ” papar Watt.
   
  Tapi, lanjut dia, ketidakpastian ini tetap tidak mengurangi kemanjuran dan 
kebenaran teori Al-Qur’an itu dalam menghadang Yahudi dan Kristen berdebat atau 
berdialog dengan umat Islam mengenai dasar Bibel.
   
  Sungguh aneh dan tidak ilmiah bila di kemudian hari mereka tetap megaku 
sebagai agama yang benar. Karena mengetahui agama mereka salah, maka agar 
mendapat pengakuan kebenaran dari yang lain (Islam) merekapun menyebarkan paham 
semua agama benar (plularisme agama). (dina)
  Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com    
 
---------------------------------
    
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.15.19/1106 - Release Date: 11/2/2007 
9:46 PM
  

                         

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke