Masih dalam pelajaran biologi, terjadi perdebatan sengit di antara kami tentang teori yang memaksakan pendapat bahwa manusia berasal dari nenek moyang semacam lutung, kami terperangah oleh argumentasi Lintang:
"Persoalannya adalah apakah Anda seorang religius, Darwinian, atau sekedar seorang oportunis? Pilihan yang tidak memilih adalah oportunis! Yaitu mereka yang berubah-ubah sikapnya sesuai situasi mana yang akan lebih menguntungkan mereka. Lalu pilihan itu seharusnya menentukan prilaku dalam menghargai hidup ini. Jika Anda seorang Darwinian, silakan berprilaku seolah tak ada tuntutan akhirat, karena bagi Anda kitab suci yang memaktub bahwa manusia berasal dari Nabi Adam adalah dusta. Tapi jika Anda seorang religius maka Anda tahu bahwa teori evolusi itu palsu, dan ketika Anda tak kunjung mempersiapkan diri untuk dihisab nanti dalam hidup setelah mati, maka dalam hal ini Anda tak lebih dari seorang sekuler oportunis yang akan dibakar di dasar neraka!" Itulah Lintang dengan pandangannya. Pikirannya memang telah sangat jauh meninggalkan kami. Dan dengarlah itu, bicaranya lebih pintar dari bicara seluruh menteri penerangan yang pernah dimiliki di republik ini.