mas agus,

saya ndak habis pikir dengan si bapak...
jika dia memang punya uang terbatas, nah kenapa ngajak anaknya belanja ke
Plaza Ciledug... kenapa ga Pasar Tradisional aja? atau ke pedagang kaki
lima?

kalau memang begitu, kenapa ga sekalian ke Plaza Senayan, mungkin di sana
buat beli es krim aja ga bisa....

salam,
ananto


On 12/5/07, Listy <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Itulah, gak si ini gak si itu.. seperti yg pernah aku posting
> sebelumnya, menggambarkan orang2.. "berantemmmm mulu, sepertinya masing2
> gak mau kalah, saling berebut, padahal apa yang diperebutkan juga gak
> jelas2 banget.."
>
> Mudah2an, banyak yg menyadari kekeliruan ini, rasanya kesejahteraan
> untuk bersama lebih pantas untuk diutamakan.. insya Allah..
>
> Permisi.. maaf ikut lancang nulis seperti ini.. hiks..
>
> _____
>
> From: ppiindia@yahoogroups.com <ppiindia%40yahoogroups.com> [mailto:
> ppiindia@yahoogroups.com <ppiindia%40yahoogroups.com>] On
> Behalf Of bsugih2001
> Sent: Wednesday, December 05, 2007 11:23 AM
> To: ppiindia@yahoogroups.com <ppiindia%40yahoogroups.com>
> Subject: [ppiindia] Re: Tangisan Pilu
>
> Kalau kita sering lihat kebawah, akan anda temui banyak " Ayah "
> dan " Ibu " di negara ini, Belon lagi kalau anda jalan2 ke pasar2
> yang ada di pinggiran kota, bagaimana sedih muka para pedagang yang
> kebetulan hari itu dagangannya tidak bisa habis terjual, Kadang2
> mereka terpaksa keliling ke kompleks perumahan yang ada
> disekitarnya, setelah pasarnya tutup dengan harapan agar dagangannya
> bisa habis terjual.
>
> Ada yang terpaksa jual diri, demi kehidupan keluarganya ( Ingat
> lagu " Kupu2 malam " nya Titiek puspa ).
>
> Indonesia, dengan mayoritas Muslim apakah " Ayah " dan " Ibu ",
> masih bisa merasakan Ukhwa Islamiah ?? yang mereka tahu adalah saat
> ini sekelompok Muslim hanya memperjuangkan masalah perda2 yang
> benafaskan Aurat, sibuk menutup rumah ibadah orang, sedangkan
> mereka2 tidak memerlukan itu. Yang mereka tahu adalah bagaimana
> menyekolahkan anak2nya agar dikemudian hari Cucu mereka tidak perlu
> lagi Gigit Jari melihat Tas Sekolah yang baru.
>
> Wahai para Muslim pejuang syariah, seharusnya anda malu sama
> kelompok Tzu Chi, dimana Pak. Habib sampai senyum lebar dan bahagia
> karena dapat sumbangan Madrasah silakan lihat sendiri dan nilai
> sendiri Siapa yang lebih memiliki sifat " Ukhwa "
>
> Peresmian Gedung Sekolah Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman
>
> http://www.tzuchi.or.id/images/Foto%20parung%202/parung1.html
> <http://www.tzuchi.or.id/images/Foto%20parung%202/parung1.html>
>
> Masih banyak lagi kegiatan mereka di Indonesia ini, silakan lihat
> sendiri di http://www.tzuchi.or.id/berita.html
> <http://www.tzuchi.or.id/berita.html>
>
> Inilah baru namanya Rahmatan Lil Alamin yang sebenarnya bagi Bangsa
> ini.
>
> --- In ppiindia@yahoogroups.com <ppiindia%40yahoogroups.com> <mailto:
> ppiindia%40yahoogroups.com> ,
> "agussyafii" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Tangisan Pilu
> >
> > Mendengarkan tangisan itu membuat hati saya terasa pilu. Sang anak
> > menangis sambil memegang tas sementara ayahnya membujuknya."Dek,
> > duitnya tidak cukup kalo buat beli buku, baju dan tas. Apakah adek
> mau
> > beli buku dan tas tapi nggak pake baju?" Kata Sang ayah.
> >
> > Anak itu terbujuk dan melepas tas itu, tak lama kemudian ayahnya
> > menggendong. Ditengah keramaian pengunjung Plaza Ciledug tak terasa
> > air mata menetes, melihat peristiwa itu. Ternyata masih ada seorang
> > ayah yang tak mampu membelikan tas sekolah untuk anaknya yang
> tercinta.
> >
> > Wassalam,
> > agussyafii
> >
> > ============================================================
> > Pengaruh terbaik dari orang baik menjadikan diri kita yang terbaik
> > silahkan kirimkan komentar di http://agussyafii.blogspot.com
> <http://agussyafii.blogspot.com> atau
> sms
> > di 0888 176 48 72
> > ============================================================
> >
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke