JawaPos, Senin, 17 Des 2007,
 Kapolwil Tak Akan Lagi Beri Izin Sarimin
  Pentas si raja monolog Butet Kartaredjasa di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya 
Jawa Timur, Sabtu malam (15/12) berakhir dengan "pencekalan". Tak 
tanggung-tanggung, pernyataan itu meluncur spontan dari Kapolwiltabes Surabaya 
Kombespol Anang Iskandar setelah menyaksikan lakon Sarimin yang dibawakan 
Butet. 
 
 "Pertunjukan ini (Sarimin) tidak layak dipertontonkan kepada masyarakat. 
Jelas-jelas tidak mendidik. Saya akan evaluasi perizinannya," tegas Anang 
kepada wartawan.
 
 Saat memberikan penjelasan, Anang tampak emosional. Dia berkali-kali 
menyatakan bahwa pertunjukan yang mengkritik habis-habisan aparat penegak hukum 
-terutama kepolisian-itu tidak pada tempatnya disajikan di hadapan publik umum.
 
 "Kami bukannya alergi kritik. Tapi yang proporsional dong. Masak, polisi tidak 
ada sisi baiknya. Yang ditampilkan hanya sisi jeleknya saja. Ini tidak fair," 
ujarnya.
 
 Seperti diketahui, lakon Sarimin karya Agus Noor ditampilkan Butet di Gedung 
Cak Durasim, 14-15 Desember lalu. Sebelum di Surabaya, lakon yang sama 
dipentaskan Butet dkk di Jakarta , 14-18 November dan di Jogjakarta, 26-27 
November. Ribuan penonton menyaksikan lakon satire ini. Di antaranya mantan 
Gubernur DKI Sutiyoso, Adnan Buyung Nasution, Todung Mulya Lubis, dan Arifin 
Panigoro. Di Jogja, tampak Wali Kota Jogja Heri Yulianto, Bupati Sleman Ibnu 
Subianto, pejabat di Polda DIJ, dan sejumlah aktivis LSM. Sedangkan di 
Surabaya, terlihat ada Dekan Fisip Unair Prof Dr Hotman Siahaan, Gubes Emiritus 
Unesa Prof Dr Budi Darma, Chairman Jawa Pos Group Dahlan Iskan, Wawali Arif 
Afandi, penyair Zawawi Imron, Wakajati Jatim M. Hudi, dan Kapolwiltabes 
Surabaya Kombes Pol Anang Iskandar.
 
 "Di Jakarta dan Jogja, pentas kami tak ada masalah. Lha kok pas di Surabaya , 
Pak Kapolwil marah-marah. Tapi, itu hak dia untuk marah-marah. Mungkin dia 
tidak siap untuk dikritik," kata Butet menanggapi kekecewaan Anang Iskandar itu.
 
 Anang mengaku, dirinya senang dengan kesenian. Dia juga merasa terhibur dengan 
pementasan monolog Butet itu. Namun yang disesalkan, semestinya pementasan yang 
"menelanjangi" kinerja aparat kepolisian dan penegak hukum lainnya itu tidak 
layak disuguhkan ke publik. 
 
 "Pentas itu layaknya ditampilkan di depan para polisi. Kalau dia mau, ayo saya 
fasilitasi," tuturnya.
 
 Kepada panitia Anang sempat mempertanyakan izin keramaian  pertunjukan itu. 
Dia tampak merasa kecolongan. "Kalau sekali lagi lakon itu ditampilkan, pasti 
saya evaluasi perizinannya."
 
 Anang khawatir ada kesalahtafsiran terhadap kinerja polisi. Seolah-olah kerja 
polisi sehari-hari seperti yang digambarkan dalam lakon Sarimin itu: membalik 
fakta, bisnis perkara, dan hanya melayani tersangka berduit.
 
 "Saya akui, masih ada hal-hal seperti itu di kepolisian. Tapi, tidak bisa 
digeneralisasi. Apalagi kami sedang memperbaiki citra kepolisian," papar Anang. 
 
 Karena itu, Kapolwil akan mempertimbangkan secara khusus bila lakon Sarimin 
akan ditampilkan lagi di Surabaya. Begitu pula penampilan Butet di kota ini. 
"Kalau saya tahu yang ditampilkan seperti itu, pasti tidak akan saya beri 
izin," tandasnya.
 
 Butet Kartaredjasa tenang-tenang saja menanggapi reaksi Kapolwiltabes Surabaya 
terhadap penampilan monolognya. Seniman asal Jogjakarta itu menyesalkan sikap 
berlebihan Anang. "Reaksi berlebihan Pak Kapolwil itu menunjukkan bila aparat 
kepolisian belum siap bercermin. Melihat wajahnya sendiri lewat kesenian. Ini 
kesenian Bung, bukan demonstrasi," ujar dramawan yang kini sering dipanggil 
Presiden "SBY" (Si Butet Yogya) dalam acara Republik Mimpi di Metro TV itu. 
 
 Terhadap tawaran Kapolwil untuk tampil di depan jajaran kepolisian, Butet 
menyambut baik. "Tidak ada masalah. Setelah pentas, adakan diskusi dengan 
mengandang para praktisi hukum dan akademisi," tandas anak seniman serbabisa 
Bagong Kussudiardjo ini. (ari/ano/zul)


blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com 
   

       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke