Pijakan Seorang Muslim di Tengah Gelombang Fitnah
Jumat, 11.02.2007, 10:47am (GMT)


    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Al-Karim
   
  “Takutlah kalian kepada fitnah yang tidak hanya menimpa orang-orang yang 
zholim diantara kalian secara khusus”. (QS. Al-Anfal : 25).
   
  Ayat ini merupakan pokok penjelasan dalam fitnah. Karena itu Imam Al-Bukhary 
dalam shohihnya memulai Kitabul Fitan (kitab Penjelasan fitnah-fitnah) dengan 
penyebutan ayat ini:
   
  Firman Allah Ta’ala : “Takutlah kalian kepada fitnah…”  ini menunjukkan 
wajibnya atas seorang muslim untuk berhati-hati menghadapi fitnah dan 
menjauhinya dan tentunya seseorang tidak bisa menjauhi fitnah itu kecuali 
dengan mengetahui dua perkara :
   
  1)     Apa-apa saja yang dianggap fitnah di dalam syari’at Islam.
  2)     Pijakan, cara atau langkah dalam meredam atau menjauhi fitnah tersebut.
   
  Kemudian Ibnu Katsir –rahimahullahu- dalam menafsirkan ayat ini, beliau 
berkata : “Ayat ini walaupun merupakan pembicaraan yang ditujukan kepada para 
shahabat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam, akan tetapi ayat 
ini berlaku umum pada setiap muslim karena Nabi shollallahu ‘alaihi wa alihi wa 
sallam mentahdzir (memperingatkan) dari fitnah”.
   
  Kalimat fitnah dalam konteks ayat, datang dalam bentuk nakirah sehingga 
mempunyai makna yang umum menyangkut segala sesuatu yang merupakan fitnah bagi 
manusia.
   
  Imam Al-Alusy ketika menafsirkan kalimat fitnah dalam ayat ini, beliau 
berkata : “Fitnah ditafsirkan (oleh para ‘ulama salaf) dengan beberapa perkara, 
diantaranya Mudahanah dalam amar ma’ruf dan nahi mungkar, dan diantaranya 
perselisihan dan perpecahan, dan diantaranya meninggalkan pengingkaran terhadap 
bid’ah-bid’ah yang muncul dan lain-lainnya”. Kemudian beliau berkata : “Setiap 
makna tergantung dari konsekwensi keadaannya”.
   
  Dan dikatakan di dalam ayat “takutlah kalian …” ini menunjukkan bahwa fitnah 
itu buta dan tuli tidak pandang bulu dan dapat menimpa siapa saja. Berkata Imam 
Asy-Syaukany dalam tafsirnya : ”Yaitu takutlah kalian kepada fitnah yang 
melampaui orang-orang yang zholim sehingga menimpa orang sholih dan orang 
tholih (tidak sholih) dan timpahan fitnah itu tidak khusus bagi orang yang 
langsung berbuat kezholiman tersebut di antara kalian”.
   
  Defenisi Fitnah   
  Fitnah dalam syari’at Islam mempunyai beberapa makna :
   
    
   Bermakna syirik, seperti dalam firman Allah Ta’ala :
   
  “Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah dan sampai agama semuanya 
untuk Allah”. (QS. Al-Baqarah : 93). Yaitu hingga tidak ada lagi kesyirikan. 
   
  Dan Allah berfirman :
   
  “Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh”. (QS. Al-Baqarah 
: 217).
   
    
   Bermakna siksaan dan azab : seperti dalam firman Allah Ta’ala 
   
  (Dikatakan kepada mereka) : "Rasakanlah fitnahmu itu. Inilah fitnah yang 
dahulu kamu minta supaya disegerakan". (QS. Adz-Dzariyat : 14).
   
  Dan Allah Jalla Jalaluh berfirman :
   
  “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan fitnah kepada orang-orang yang 
mu'min laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi 
mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar”. (QS. 
Al-Buruj : 10).
   
  Makna fitnah dalam dua ayat ini adalah siksaan dan azab.
   
    
   Bermakna ujian dan cobaan. Seperti dalam firman Allah Ta’ala :
   
  “Dan kamii akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai fitnah 
(yang sebenar-benarnya)”. (QS. Al-Anbiya`: 35)
   
  Dan Allah Jalla Wa ’Ala menyatakan dalam firman-Nya :
   
  “Sesungguhnya harta-harta kalian dan anak-anak kalian itu hanyalah merupakan 
fitnah”. (QS. Al-Anfal : 28).
   
    
   Bermakna musibah dan balasan. Sebagaimana yang ditafsirkan para ulama dalam 
surah Al Anfal ayat 25 di atas :
     “Takutlah kalian kepada fitnah yang tidak hanya menimpa orang-orang yang 
zholim diantara kalian secara khusus”.
   
  Lihat : Mauqiful Mu’min Minal Fitan Karya Syeikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dan 
Mufrodat Al-Qur’an karya Ar-Raghib Al-Ashbahany.
   
   
  Demikianlah defenisi fitnah, tetapi harus diketahui oleh setiap muslim bahwa 
fitnah yang ditimpakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala itu mempunyai hikmah 
dibelakangnya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
   
  “Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) 
mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan 
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka 
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia 
mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-Ankabut : 1-3).
   
  Berikut ini kami akan menyebutkan beberapa kaidah-kaidah pokok yang harus 
dipegang oleh setiap muslim dalam menghadapi fitnah.
   
  bersambung ke halamana selanjutnya....

  Uts. Dzulqarnain Bin Muhammad Sunusi

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke