Roy Suryo ini artis atau selebritis ya mas..?
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Sulistiono Kertawacana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Roy Suryo: Supersemar yang Beredar Palsu > > http://www.gatra.com/artikel.php?id=111334 > > Jakarta, 17 Januari 2008 11:20 > Pengamat multimedia dan pakar telematika, Roy Suryo berkeyakinan bahwa > naskah Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang beredar selama ini > adalah palsu. > > "Saya mengatakan, naskah yang beredar itu palsu," kata Roy, Jakarta, > Rabu malam (16/1). > > Dalam kesempatan itu, Roy bahkan membagikan selebaran yang berisi empat > buah versi Supersemar yang diberi tanda huruf A,B,C,dan D. Roy kemudian > menunjuk perbedaan Supersemar yang menurut dia palsu dan asli. > > Dari selebaran tersebut, memang ada perbedaan terutama pada bentuk tanda > tangan Presiden Soekarno, tata cara atau justifikasi penulisan spasi, > rata kanan-kiri, jarak penulisan antar-huruf pada kata Jakarta di akhir > surat, serta adanya logo pada kepala surat. "Naskah supersemar A,B,dan C > sumbernya tidak jelas dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sedangkan > naskah yang D, ada dalam film selluloid asli yang dimiliki oleh Arsip > Nasional Republik Indonesia (ANRI)," papar Roy. > > Film selluoid asli milik ANRI juga merekam kejadian bersejarah saat > ketiga pejabat militer pembawa Supersemar yaitu Brigjen Amir Machmud, > Mayjen Basuki Rachmat, dan Brigjen M Yusuf, pulang dari Istana Bogor > dengan membawa sebuah naskah kepada Presiden Soekarno. > > "Awalnya dari sini, entah bagaimana kemudian bisa beredar beberapa > naskah," katanya. > > Oleh karena itu, Roy menegaskan, tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa > yang asli surat yang ada filmnya yang ada pada ketiga jenderal dan itu > ada adalah naskah yang D. > > Saat pidato kenegaraan terakhir Presiden Soekarno pada tanggal 17 > Agustus 1966, tambah Roy, juga jelas disebutkan bahwa supersemar > sebenarnya bukan pengalihan kekuasaan, melainkan pengalihan pengamanan. > > Perintah pengamanan jalannya pemerintahan, dan perintah pengamanan > keselamatan Presiden Soekarno. "Saya berani menyimpulkan, karena yang > lain-lain tidak pernah jelas sumbernya. Tapi, kalau yang D jelas saat > surat itu terbit," katanya. > > Roy menambahkan, dirinya bukan orang yang pertama meragukan kebenaran > supersemar yang beredar. Karena itu, menurutnya, perlu dimulai dari > sekarang untuk meneliti dan melakukan verifikasi lebih lanjut oleh > sejarawan dan para pakar lainnya. [EL, Ant] > -- > Kind regards, > Sulistiono Kertawacana >