SE-7

sFe <[EMAIL PROTECTED]> wrote:          lah kan biar makin meresap, lancar kaji 
karena di ulang, makanya sering2 baca AQ dan diimplementasikan dalam kehidupan, 
bukan jadi pajangan di rak buku, seperti kitab anunya agama anu

ulil aja dah nanggapin masih tetep berbau Himar :)), sama baunya dengan himar 
amos dan himar phillos dan himar murtadin ustazmurtad, apa bapak baunya sama 
juga?

mediacare <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ini sudah sebulan lalu diposting, masih diposting lagi....

Lagi pula sudah ditanggapi oleh Ulil. 

Apa Salma ini sejenis robot ya?

----- Original Message ----- 
From: sFe 
To: ppiindia@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, January 18, 2008 1:17 AM
Subject: [ppiindia] Yang Sembrono dari Ulil Abshar

Yang Sembrono dari Ulil Abshar (percuma jauh2 sekolah, dibayarin lagi, tapi 
kaga pinter juga. qiqiqiqiqqiqiqi.

Rabu, 05 Desember 2007 Tulisan saya di hidayatullah. com ditanggapi Ulil dengan 
judul "Amran dan Beberapa Kekeliruan". "Ayolah Ulil, tunjukkan di mana 
kebebasan dan toleransi Barat?"

Oleh: Amran Nasution *
Ketika masih wartawan, saya menulis sebuah laporan utama sepulang melakukan 
liputan di Filipina Selatan. Pak Amir Daud, Redaktur Pelaksana waktu itu, 1981, 
memanggil saya ke mejanya. ''Berapa usia Anda?'', katanya. Tentu saya kaget. 
Untuk apa usia ditanya kalau masalahnya ada pada tulisan. Tapi saya jawab 
melihat ia sangat serius. 

''Kalau begitu Anda masih bisa berubah. Mulai sekarang, berubahlah,'' ujarnya. 
Lalu ia menunjuk kesalahan itu. Ternyata, saya sembarangan meletakkan titik dan 
koma. Di mata Pak Amir, saya sembrono. 

Ya, sembrono. Itulah yang saya lihat setelah membaca tulisan Ulil 
Abshar-Abdalla dari Departmen of Near Eastern Languages and Civilizations, 
Harvard University, yang dimuat di Milist ICRP juga dimuat dalam kolomnya di 
situs Jaringan Islam Liberal (JIL), tanggal 30 November 2007. Ia menanggapi 
artikel saya, Dari Moshaddeg Sampai Mount Carmel (www.hidayatullah. com, 23 dan 
24 November 2007). 

Ia mengabaikan begitu saja pendapat bahwa sanksi penistaan agama yang terjadi 
di Eropa dan Amerika yang tak kalah sektarian.
Tapi kesemboronon Ulil tak terbatas titik, koma. Ia malah berbuat seenaknya 
dengan fakta, sesuatu yang di kalangan wartawan ditempatkan pada posisi amat 
tinggi. Tentu juga mestinya di kalangan intelektual semacam Ulil. Bagaimana 
mungkin dia membuat analisa yang benar, kalau faktanya salah. Garbage in, 
garbage out. Yang masuk sampah, pasti keluarnya sampah. 
Berikut saya tunjukkan sampah itu.

Dia menyebut semua sekte, aliran, mazhab, dan keyakinan bisa berkembang bebas 
di negeri Barat. Sebagai contoh ia tunjuk Mormon yang salah satu pengikutnya, 
Mitt Romney, pernah menjadi gubernur dua priode di negara bagian Massachusetts. 
Romney sekarang menjadi bakal calon presiden dari Partai Republik. 

Saya mulai dari garbage kecil ini. Adalah bohong kalau dikatakan Romney (nama 
lengkapnya Willard Mitt Romney, 60 tahun) menjabat gubernur dalam dua priode. 
Ia cuma satu priode Gubernur Massachusetts, 2002 - 2006. Pada 1994, eksekutif 
sukses ini pernah mencalonkan diri menjadi anggota Senat mewakili Partai 
Republik, tapi dikalahkan Edward M.Kennedy (Partai Demokrat). Penyebab 
terpenting kekalahannya, ya soal agama Mormonnya itu (lihat artikel Michael 
Paulson, the Boston Globe, 9 November 2002). 

Dalam pemilihan gubernur 2002 yang dimenangkannya, Romney menghadapi Shannon 
O'Brien, seorang Katolik. Untuk diketahui Massachusetts cukup heterogen, banyak 
etnik dan agama. Tapi mayoritas penduduknya Katolik (44%), lalu Kristen 22%, 
sisanya Atheis, Yahudi, Buddha, Hindu, Islam, dan Mormon. 

Pada masa kampanye kali ini soal Mormonnya tak ditembaki lawan. Masalahnya, 
lawan juga sedang grogi bila agama dibawa-bawa. Isu penyelewengan seksual oknum 
pastor dengan anak altar sedang menghangat waktu itu. Kemudian nama Romney lagi 
berkibar sebagai penyelanggara Olimpiade Musim Dingin di Salt Lake City. 
Perhelatan akbar itu nyaris gagal karena panitia dilanda berbagai skandal. 
Romney muncul sebagai penyelamat. 

Bagaimana peluangnya kini sebagai bakal calon Presiden Partai Republik? Tipis 
sekali. Penyebabnya agamanya itu. Itulah sekarang yang menjadi isu hangat di 
sekitar pencalonan Romney. Survei the Wall Street Journal/NBC, awal November 
lalu, menunjukkan mayoritas responden tak bisa menerima seorang Mormon menjadi 
Presiden Amerika Serikat. Yang menyatakan bisa hanya 38% (the Washington Post, 
28 November 2007). Nah, benar kan? Kalau masukan salah analisa salah pula. 

Sekarang mengancik ke soal sampah yang lebih serius. Kata Ulil, Mormon bebas 
berkembang di Amerika. Dari mana cerita itu didapatnya? Sejarah menunjukkan 
banyak darah berceceran di sekitar eksistensi sekte yang resminya disebut the 
Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints. 

Pencetus dan pemimpin pertama Mormon adalah Joseph Smith, lahir di Vermont pada 
1805. Smith mengaku bertemu langsung dengan Tuhan dan Malaikat lalu mendapat 
petunjuk untuk menyebarkan ajarannya yang ia peroleh dari tulisan di piring 
emas di pegunungan New York. Tulisan ia terjemahkan selama berbulan-bulan dan 
menjadi kitab suci orang Mormon, the Book of Mormon. Jadi Mormon agama yang 
lahir di Amerika. Ajarannya mirip Kristen tapi mengharamkan arak, menghalalkan 
poligami. 
Tentu Joseph Smith dan pengikutnya tak bisa diterima masyarakat. Ia dianggap 
menyebarkan ajaran aneh yang bid'ah. Konflik sering terjadi. Mereka terlibat 
beberapa perkelahian dengan penduduk Missouri. Akhirnya, pada 27 Oktober 1838, 
Gubernur Missouri, Lilburn Boggs, mengeluarkan perintah memburu kaum Mormon 
yang disebut extermination order (perintah pembasmian). Sekitar 2500 tentara 
menyerbu perkampungan Mormon. Sejumlah pengikut Smith terbunuh, banyak wanita 
diperkosa. Smith dan beberapa pendetanya ditangkap. Untuk diketahui, 
extermination order itu berlaku 100 tahun lebih sampai dicabut oleh Gubernur 
Missouri Christopher Bond di tahun 1976. 

Sekian lama ditahan, akhirnya Smith dan kawan-kawan dibebaskan. Mereka 
membangun perkampungan di tepi Sungai Missouri. Lama kelamaan banyak orang baru 
bergabung sehingga jumlah jemaah bertambah besar. Mereka kembali bentrok dengan 
masyarakat. Joseph Smith, adiknya Hyrum Smith, dan dua pembantunya ditangkap. 
Pada pagi 27 Juni 1844, sekitar 200 massa mengepung penjara. Mereka bunuh 
Smith, adik, dan pembantunya (lihat artikel Jay Lindsay di Associated Press, 28 
Januari 2006). 

Sejak itu pengikut Smith kocar-kacir sampai belakangan datang pemimpin baru, 
Brigham Young, yang mengkonsolidasikan mereka. Dan itu tak gampang. Hanya 
berkat kegigihan dan keuletan saja mereka bisa bertahan. Di Massachusetts, 
misalnya, seperti ditulis Jay Lindsay, baru di tahun 1960-an, Mormon bisa 
datang kembali. 

Dengan kisah berdarah-darah ini --sudah ditulis di banyak buku-- bagaimana Ulil 
berani mengatakan semua sekte, aliran, mazhab, dan keyakinan bisa berkembang 
bebas di negara Barat? (dasar Ulil = Himar juga!)

Apalagi, dengan gagah berani ia menulis: "Saat ini, di seluruh negeri Eropa dan 
Amerika (juga Kanada dan Australia) nyaris ''mustahil'', sekali lagi nyaris 
mustahil, kita jumpai kasus sebuah sekte diberangus atau dirusak propertinya 
karena membawa ajaran yang menyimpang." (Bah!)

Rupanya, peristiwa 19 April 1993, ketika FBI meledakkan dan membakar habis 
perkampungan Sekte Cabang David, mengakibatkan kematian David Koresh dan 80-an 
pengikutnya di Mount Carmel, Waco, Texas, tak dilihat Ulil sebagai perusakan 
properti sebuah sekte, aliran, atau ajaran. 

Ilmu sihir apa yang telah menutup mata Ulil sehingga tak mampu melihat fakta 
itu? (ilmu sihir Himar lah, qiqiqiqiiqiqiqiqi) 

Guna melengkapinya di sini saya cuplikkan beberapa peristiwa yang relevan, yang 
sempat saya kumpulkan: 

The New York Times, 7 Maret 2004, menulis, pada hari Jumat, dua masjid dibakar 
di Annecy dan Seynod (Francis). Tak ada korban jiwa. Tapi peristiwa itu membuat 
marah kalangan Islam setempat karena tak ada respons dari pemerintah. Itu 
sangat kontras dengan pembakaran sebuah sekolah Yahudi, November sebelumnya. 
Ketika itu, hanya beberapa jam kemudian, Menteri Dalam Negeri Nicolas Sarkozy, 
langsung meninjau ke lapangan dan mengomentari peristiwa itu sebagai tindakan 
rasis.

Esoknya, baru Kantor Presiden mengeluarkan siaran pers menanggapi pembakaran 
masjid, mengatakan bahwa Presiden Chirac sangat terkejut atas serangan dan 
dengan keras mengecam aksi yang menjijikkan itu. 

The New York Times, 24 Desember 2004, memuat berita sebuah masjid yang baru 
selesai dibangun di kota kecil Usingen, di barat laut Frankfurt (Jerman), telah 
terbakar. Menurut polisi, pembakaran dilakukan seseorang dengan sengaja. Pada 
bulan lalu, setelah terjadi pembakaran masjid di Belanda, sebuah botol berisi 
minyak tanah dilemparkan seseorang ke sebuah masjid di dekat Kota Sinsheim, 
Jerman. 

Fakta di atas, sekali lagi, terbatas yang sempat saya kumpulkan. Saya tak tahu 
persis sudah berapa banyak Sinagog - belakangan Masjid - yang dirusak selama 
ini di Eropa atau Amerika. 

Di dalam buku A Brief History of Blaspemy (The Orwel Press, 1990), Richard 
Webster menulis, kebencian orang Eropa kepada Yahudi yang dikenal sebagai 
anti-semit, sesungguhnya punya akar yang dalam. Sekadar contoh, tulis Webster, 
di dalam risalahnya, Of the Jews and Their Lies, pelopor reformasi gereja 
Martin Luther menyatakan seluruh orang Yahudi sebagai tamak dan rakus. 

Tapi terutama setelah pembunuhan orang Yahudi oleh Nazi Jerman selama Perang 
Dunia II, perlahan-lahan prasangka dan kebencian terhadap orang Yahudi 
berpindah kepada orang Arab dan Islam. Jadi tak usah heran kalau aksi perusakan 
Sinagog di Eropa kini pindah ke Masjid. 

Karena itu pula orang Islam di Jerman, Inggris, Francis, Belanda, dan sejumlah 
negara Eropa lainnya, bukan main sulit membangun masjid. Saya punya segepok 
kliping koran yang menulis berita itu. Banyak rencana membangun masjid sampai 
bertahun-tahun tak bisa terlaksana. The New York Times, 6 Juli 2007, sampai 
menuliskannya di dalam editorial soal sulitnya pembangunan masjid di Cologne, 
Jerman, dengan judul, ''Celebrating, Not Hiding''. 

Di Amerika juga sama. Kelompok Ahmadiyah berencana membangun masjid dan pusat 
kebudayaan di atas tanah seluas 90 ha di kawasan terpencil di Walkersville, 
Maryland, sampai sekarang tak kunjung berhasil. Masyarakat setempat keberatan 
(The Washington Post, 23 Oktober 2007). 

Ayolah Ulil, tunjukkan di mana kebebasan dan toleransi Barat yang Anda cekokkan 
kepada teman-teman Anda selama ini? Mereka itu rasis Ulil. Terlalu banyak fakta 
sejarah yang tak bisa dihapus: mulai pemusnahan Indian, perbudakan orang hitam, 
pembunuhan dan pengusiran orang China, sampai sekarang giliran orang Arab dan 
Islam. 

Seolah terlihat hijau 

Akhirnya, saya khawatir Ulil melihat Barat seperti melihat hutan dari jauh: 
semua terlihat hijau royo-royo. Padahal bila didekati kelihatan pohon yang 
sudah gundul terbakar, tebing yang longsor, pohon-pohon tumbang ditebang 
penduduk untuk kayu bakar, atau sungai yang dicemari bungkus plastik supermie 
dan puntung rokok. 

Tapi yang paling mengagetkan saya pernyataan Ulil berikut. Katanya, "Eropa 
belajar dari sejarah kelam itu hingga sekarang. Hasilnya tentu bukan main: 
lahirnya negara sekuler yang melindungi kebebasan beragama. Atau tepatnya 
melindungi agama dari intervensi negara (versi Roger William), dan melindungi 
negara dari intervensi agama (versi Thomas Jefferson). Kedua intervensi itu 
sangat buruk akibatnya baik bagi agama atau negara sendiri." (inilah cara Himar 
berfikir!)

Padahal sudah beberapa tahun ini, setidaknya sejak peristiwa serangan teroris 
terhadap menara kembar WTC di New York, 2001, tak sedikit buku yang terbit, tak 
terhitung artikel ditulis, yang menyoroti bagaimana Amerika Serikat tak lagi 
membatasi hubungan agama dengan negara seperti yang digembar-gemborkan Ulil 
itu. 

Saya tak ingin memperdebatkan baik-buruk, manfaat-mudharat, dari terbaurnya 
hubungan itu. Seperti saya juga tak mau memperdebatkan di sini konsistensi 
sikap Thomas Jefferson, nama yang dikutip Ulil. Ia merancang Declaration of 
Independence yang begitu muluk bicara tentang kebebasan, sementara ia sendiri 
memiliki ratusan budak. Malah sampai meninggal dunia ia meninggalkan 
budak-budak yang diburu dari Afrika sebagai harta warisan. (nanti dineraka 
Jahannam, dia juga diburu oleh panasnya api neraka yang 70 x lipat panas api 
dibumi, nauzhubillah!)

Jefferson rupanya gambaran dari negara yang diwariskannya: mengekspor demokrasi 
ke mana-mana sembari membunuhi jutaan rakyat tak berdosa di mana-mana. Mulai 
Vietnam, Laos, Korea, Iraq, Lebanon, Nikaragua, Guatemala, Panama, dan banyak 
lagi. Inilah satu-satunya negara di dunia yang tega membunuh lebih 200 ribu 
rakyat tak berdosa dengan bom atom uranium di Nagasaki dan Hirosima. Picing 
mata pada pembangunan arsenal nuklir Israel di Dimona, tapi mencak-mencak 
kepada nuklir Iran. (dasar Amerika Himar! tempat berkumpulnya Himar2 seperti 
Ulil cs)

Amerika kini merupakan satu-satunya negara besar di dunia yang menolak 
meratifikasi Protokol Kyoto, karena para tokoh Kristen Evangelical yang sangat 
berpengaruh di Partai Republik dan Gedung Putih menganggap bukan karbon 
dioksida yang menyebabkan perubahan iklim. Semua ditentukan oleh Yang Mahakuasa 
(Almighty). 

Iraq diserang, Saddam Hussein ditumbangkan, karena ia dianggap pengganti 
Nebuchadnezzar, Raja Babylonia yang memerangi Israel dan merusak Jerusalem pada 
tahun 586 sebelum Masehi. Jadi senjata pemusnah massal atau upaya demokratisasi 
hanyalah dalih. 

(Ternyata Kristenlah yang paling pantas disebut sebagai agama Teroris dan 
Rasis! dan Amerika telah menjadi negara pecundang Yahudi. dan Ulil....adalah 
Himar dungu yang memuja-muja Amerika Himar, kecian deh lu!)

Selanjutnya setahun setelah Baghdad dikuasai, koran the Los Angeles Times 
melakukan survei dan menemukan 30 misionaris Evangelical di kota itu yang 
menempel (embeded) pada tentara pendudukan Amerika. Kyle Fisk, Kepala 
Administrasi the National Association of Evangelicals, mengatakan kepada 
wartawan koran itu, ''Iraq akan menjadi pusat penyebaran ajaran Jesus Kristus 
ke Iran, Libya, dan ke seluruh Timur Tengah.'' (the Los Angeles Times, 18 Maret 
2004). (Dasar Himar berbulu domba)

Pemberantasan penyakit Aids dengan cara pantang berhubungan seks sembarang 
(abstinence), abortus diharamkan, begitu pula riset sel tunas (stem-cell 
research), dan banyak lagi nilai-nilai Gereja lainnya. Meski akhir tahun lalu, 
Partai Republik kalah dalam Pemilu sela dan kehilangan suara mayoritas di Senat 
dan DPR, ternyata Oktober lalu, DPR tetap menyetujui menaikkan anggaran program 
abtinence dari 28 juta menjadi 200 juta dollar setahun. Kenapa? Karena para 
tokoh Partai Demokrat pun keder pada kelompok Evangelical yang diduga punya 
pengaruh atas sekitar 30% pemilih. 

Pantaslah Bill Moyers, bekas wartawan televisi yang kini menjadi aktivis Gereja 
Evangelical, ketika berbicara di Harvard Medical School, 4 Desember 2004, 
berkata, ''Untuk pertama kali dalam sejarah kita, ideologi dan theologi 
memonopoli kekuasaan di Washington.'' 

Dimulai sejak zaman Presiden Reagan, tapi terutama pada dua priode kepemimpinan 
Bush, pelan-pelan Amerika sudah mendekati negara theokrasi dan Partai Republik 
merupakan partai Kristen pertama dalam sejarah Amerika. Bacalah American 
Theocracy (Viking Penguin, 2006) ditulis Kevin Phillips, penasehat politik 
utama Partai Republik di zaman Nixon. 

Fenomena itu cukup jelas diterangkan Profesor Samuel P.Huntington di dalam Who 
Are We? America's Great Debate (The Free Press, 2005). Saya tak ingin 
mengulangi lagi cerita itu. Sudah saya tulis di www.hdayatullah. com: An-Naim 
dan ''Perang'' Presiden Bush, 15 Agustus 2007, dan Hizbut Tahrir, Sekularisme 
dan Fenomena Global, 27 Agustus 2007. Cerita ini saja sudah terlalu panjang. 
[www.hidayatullah. com]

* Penulis adalah mantan Redaktur GATRA dan TEMPO. Kini, bergabung dengan IPS 
(Institute for Policy Studies) Jakarta

Kesimpulannya : Ulil = Himar dungu, dombanya amerika, yang tidak sadar sedang 
dididik untuk menjadi pemurtad. salah satu yang berhasil dimurtadkannya adalah 
himar ustazmurtad qiqiqiqiqiqiqiqqiqiqi.

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

----------------------------------------------------------

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.4/1226 - Release Date: 15/01/2008 
18:19

[Non-text portions of this message have been removed]

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



                         

       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to