Rukun Islam 5.5 : Muhammad mengajarkan penyembahan Setan dlm Upacara Haji     
   Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia) 
  Oleh sebab itu pada waktu Umar bin Khaththab mengucapkan doa talbiyah yaitu 
"Aku penuhi panggilan-Mu ya, Allah" sambil berjalan menuju batu hitam Hajar 
Aswad, kemudian setelah sampai di hadapan batu hitam tersebut, dia harus 
membungkuk menyembah dan mencium batu tersebut, timbulah dalam hatinya suatu 
pertentangan yang tidak ingin menyembah dan mencium batu tersebut sebagai tanda 
selamat datang sebelum melakukan thawaf qudum. 

Tetapi karena Nabi Muhammad telah memberi contoh sebelumnya bahwa batu hitam 
itu harus disembah dan dicium, maka Umar bin Khatthab pun taat melaksanakannya 
sebagaimana dicontohkan oleh Muhammad, walaupun dalam hatinya sangat 
menentangnya. Oleh sebab itu beliau terpaksa mencium dan menyembah batu hitam 
tersebut disertai dengan bersungut-sungut dan bersumpah. (hal. 71). 

Sesungguhnya pada saat itu Umar bin Khaththab sadar bahwa apa yang dilakukannya 
adalah perbuatan syirik, karena dia telah percaya kepada Allah yang benar 
sesuai yang disebutkan dalam Alkitab tetapi sekarang harus menyembah berhala 
pula. 

Dia pun mengetahui bahwa Muhammad telah menurunkan Surat 4 An Nisaa ayat 117 
dalam Al Qur'an yang menyatakan bahwa penyembahan berhala adalah sama dengan 
menyembah setan. Oleh sebab itu Umar bin Khaththab sadar bahwa apa yang dia 
lakukan yaitu menyembah dan mencium batu hitam Hajar Aswad dan 
mendewa-dewakannya sebenarnya dilarang, karena menimbulkan murka Allah. 

Yang mereka sembah selain dari Allah tidak lain hanyalah berhala perempuan dan 
tiadalah yang mereka sembah kecuali setan yang durhaka. (Surat 4 An Nisaa ayat 
117). (hal. 72) 
  
---------------------------------
  
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus) 

Himar Amos menuduh Nabi Muhammad telah mengajarkan dan memberi contoh untuk 
menyembah berhala batu hitam (Hajar Aswad). Karena itu, menurut Himar Amos, 
umat Islam adalah penyembah setan, sebab menyembah berhala sama artinya dengan 
menyembah setan. Jadi, berarti Nabi Muhammad saw. telah mengajarkan penyembahan 
setan kepada umat Islam, itulah tantangan iman dari Himar Amos. 

Hujatan itu sangat tajam.Tapi sayang, tidak berdasarkan fakta dan ilmiah sama 
sekali. Hanya didasari oleh semangat anti Islam yang meledak-ledak. Emosional 
tidak obyektif. 

Sebaliknya, secara ilmiah terbukti bahwa orang yang menghujat itulah yang 
pantas disebut sebagai manusia setan. Tubuhnya berujud manusia, tapi perilaku 
dan otaknya seperti setan yang selalu berbuat jahat, munkar dan berani 
melecehkan Allah. Orang seperti itu sudah dilukiskan Al Qur'an: 

"Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu untuk berbuat jahat dan keji. Dan 
setan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui" (Qs. Al Baqarah 
169). 

Karena senantiasa menebarkan bibit-bibit kejahatan dan kesesatan, maka setan 
dan orang-orang yang berjiwa setan itu dilaknat Allah dan akan dicemplungkan ke 
dalam neraka jahannam. 

"Setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. Mereka 
itu tempatnya di Neraka Jahannam. Dan mereka tidak akan mendapatkan tempat 
pelarian daripadanya" (Qs. An Nisaa 120-121). 

Menuduh umat Islam telah menyembah setan dengan mendewa-dewakan berhala, itu 
adalah kekeliruan yang sangat salah. Sebab satu-satunya agama yang paling 
berani memproklamirkan diri sebagai musuh utama setan hanyalah Islam. 
Perhatikan tuangan ayat-ayat berikut: 

"Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Karena sesungguhnya setan 
itu adalah musuh yang nyata bagimu" (Qs. Al Baqarah 168,208 dan Al An'aam 142). 

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu" (Qs. Yuusuf 5). 

"Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu. Maka anggaplah setan itu 
sebagai musuh" (Qs. Faathir 6). 

"Janganlah kamu menyembah setan, sebab setan itu adalah musuh yang nyata 
bagimu" (Qs. Yaasiin 60). 

"Dan janganlah sekali-sekali kamu dipalingkan oleh setan. Sebab setan itu 
adalah musuh yang nyata bagimu" (Qs. Az Zukhruf 62). 

Tentang tuduhan Himar Amos bahwa Nabi mengajarkan dan memberi contoh menyembah 
Hajar Aswad dengan menciumnya, jelasnya, itu tidak benar. Ini adalah fitnah 
yang sangat memojokkan dan menghina Nabi Muhammad saw. Seolah-olah beliau telah 
memberikan contoh untuk menyembah batu itu. Dan seolah-olah Umar bin Khatthab 
pun tidak setuju dengan perbuatan yang dicontohkan Nabi. 

Kalau kita perhatikan, dengan sengaja Amos menekankan kata 'menyembah' sebagai 
perbuatan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Konotasi kata 'menyembah' 
tersebut sangat tidak etis, sebab Nabi Muhammad tidak pernah menyembah atau 
menyuruh, apalagi mewajibkan umatnya untuk menyembah pada batu hitam Hajar 
Aswad tersebut, kecuali menciumnya. Beliau tidak pernah menyembah kepada suatu 
apapun kecuali kepada Allah swt. 

Jadi, tambahan kata 'menyembah' tersebut sengaja dilakukan untuk 
mendiskreditkan Nabi Muhammad. 

Kemudian perbuatan Umar bin Khaththab untuk menyembah dan mencium Hajar Aswad 
itupun tidak benar. Yang benar Umar bin Khaththab hanya mencium batu tersebut, 
tidak menyembahnya. Hal ini sesuai dengan Hadits Bukhari nomor 830 yang 
bunyinya sebagai berikut: 

Dari Umar ra, katanya: "Bahwasanya dia datang mendekati Hajar Aswad (batu 
hitam) lalu dia manciumnya. Katanya, "Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau ini 
batu yang tidak memberi mudharat dan tidak pula memberi manfaat. Jikalau 
tidaklah karena saya melihat Nabi saw. mencium engkau, niscaya aku tidak akan 
menciummu pula". 

Dalam hadits tersebut jelas tidak ada kata 'menyembah'. Yang ada adalah kata 
'mencium' saja. Oleh sebab itu kata 'menyembah' merupakan tambahan yang sengaja 
ditekankan agar terkesan Nabi Muhammad telah menyuruh melakukan demikian. Ini 
merupakan fitnah terhadap Nabi Muhammad saw. beserta ajarannya. 
  
---------------------------------
    Sumber: H. Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus) , PENDETA MENGHUJAT MUALLAF 
MERALAT . Penerbit: Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA) .Cetakan 1, 
Juni 1999


 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke