http://www.antara.co.id/arc/2008/1/28/massa-berderet-di-jalanan-lepas-soeharto/

Nasional   28/01/08 09:44
Massa Berderet di Jalanan Lepas Soeharto

Jakarta (ANTARA News) - Massa berderet di sepanjang jalan yang dilewati
rombongan iring-iringan jenazah Soeharto dan keluarga, karena mereka ingin
menyaksikan sekaligus melepas jenazah mantan Presiden RI itu saat menuju
Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Berdasarkan pengamatan ANTARA News, massa memadati ruas jalan di Taman
Suropati Menteng, titik Persimpangan Jalan HOS Cokroaminoto, hingga ke Jalan
Rasuna Said Kuningan.

Massa di sekitar Taman Suropati sebagian besar adalah anak-anak sekolah
dasar dan warga sekitar Menteng yang setiap pagi berolahraga di sana.

"Biasanya saya olahraga pagi sampai jam tujuh saja, tapi karena kabarnya
rombongan keluarga Pak Harto ada akan melintas di jalan ini maka saya pulang
agak terlambat untuk melihat secara langsung rombongan yang melintas,"
katanya.

Sementara itu, massa juga berderet di sepanjang Jalan Rasuna Said, Kuningan.
Sebagian besar dari mereka adalah karyawan yang berkantor di kawasan
tersebut.

"Saya memantau dari televisi, begitu diberitakan rombongan sudah berangkat
saya dan teman-teman berhamburan ke depan kantor," kata Imam Wibowo, seorang
karyawan yang berkantor di gedung Menara Imperium.

Seorang petugas keamanan di gedung Menara Gracia, Kliwanto mengatakan secara
spontan puluhan orang di kantornya keluar dari ruangan kerja, beberapa juga
menyaksikan dari dalam atap gedung bertingkat.

"Bagaimanapun orang menghujat Pak Harto, dia tetap seorang mantan Presiden
RI. Tentu saja di saat-saat terakhir beliau, saya ingin melihat untuk yang
terakhir kalinya," ujar Rahmat, karyawan di Plasa Stiabudi, Kuningan.

Pemandangan massa yang berderet di pinggir jalan tersebut hanya berlangsung
beberapa menit karena mereka harus segera kembali ke rutinitas kerja.

Berbagai tanggapan dan komentar bermunculan dari massa yang perlahan
membubarkan diri. Sebagian orang mengaku sangat kehilangan pria yang disebut
Bapak Pembangunan itu, sementara sebagian yang lain berucap kata doa.

"Semoga arwah beliau tenang dan keluarga besar Pak Harto tabah. Meski orang
banyak yang tidak suka pada Pak Harto, tapi perasaan kehilangan itu tetap
ada," ungkap Rahmawati, seorang karyawati yang ditemui di Taman Suropati.

Rahmawati mengatakan ia terpaksa masuk kantor lebih siang dari jam kerja
biasanya karena sengaja ingin melihat iringan jenazah Soeharto dan keluarga.
Perempuan yang berkantor di Jalan Pramuka ini mengaku Soeharto memiliki
banyak arti bagi keluarganya.

"Pada saat dia menjadi Presiden rasanya mencari pekerjaan tidak sesulit
sekarang, kondisi keamanan juga sangat kondulsif, harga kebutuhan pokok juga
tidak melonjak seperti sekarang," ujarnya.(*)

Copyright © 2008 ANTARA

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Home/Megapolitan/News
Warga Jakarta Lepas Kepergian Pak Harto
Senin, 28 Januari 2008 | 08:24 WIB

JAKARTA, SENIN - Ribuan warga Jakarta memadati ruas-ruas jalan yang dilalui
iring-iringan kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto dari
Jalan Cendana menuju Pangkalan Udara Halim Perdana Kususma.

Pemandangan tersebut terlihat dalam siaran live streaming KOMPAS.TV yang
menayangkan rangkaian perjalanan rombongan sejak dari kediaman mantan
penguasa Orde Baru.

Rangkaian kendaraan berjalan dengan kecepatan lambat,  menyusuri Jalan
Cendana, Teuku Umar, Imam Bonjol, Rasuna Said, tol dalam kota lalu menuju
Halim. Di Jalan Halim Perdana kusuma kepadatan massa kian terasa. Mereka
termasuk anak-anak sekolah dan masyarakat yang juga membawa spanduk yang
dibentangkan dipinggir jalan. Salah satunya bertuliskan, "Selamat Jalan
Pahlawanku".

Saat berita ini diturunkan,  rombongan telah tiba di pangkalan militer TNI
AU.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

http://www.detik.com/indexberita/indexfr.php

28/01/2008 07:42 WIB
Ribuan Warga Sambut Pak Harto di Sepanjang Jl Rasuna Said
Ramdhan Muhaimin - detikcom

 Jakarta - Hingga pukul 07.40 WIB, ribuan orang sudah memadati median tengah
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta. Mereka ingin menyaksikan iring-iringan jenazah
Pak Harto. Sementara setiap jembatan penyeberangan, polisi bersiaga.

Pemantauan detikcom, Senin (28/1/2008), Jl. HR Rasuna Said dari arah Menteng
menuju Mampang sudah disterilkan. Tidak boleh satu pun kendaraan yang
melewati jalan itu, baik jalur cepat atau pun lambat.

Sementara itu, barisan warga di sepanjang Jl HR Rasuna Said semakin banyak.
Jika dijumlahkan, warga yang berkumpul di median tengah jalan maupun pinggir
jalan itu mencapai ribuan orang. Shelter busway juga tampak padat dengan
orang-orang yang menyaksikan iring-iringan jenazah Pak Harto.

Sejumlah anak-anak bersama ayah-ibunya juga terlihat dalam barisan orang
yang menyaksikan jenazah Pak Harto. "Kami sudah menunggu di sini dari jam
06.00 WIB," kata Ahmad, yang membawa anak-anaknya saat ditemui di shelter
busway depan KPK.

Jl. HR Rasuna Said akan dilalui oleh iring-iringan mobil jenazah Pak Harto.
Di sepanjang Jl HR Rasuna Said, bendera merah putih juga terpasang setengah
tiang.
( asy / nrl )

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.28.01001518&channel=1&mn=9&idx=25

/Home/Internasional/News
Hanya Pujian dari Sesama Pemimpin
Senin, 28 Januari 2008 | 01:00 WIB

DUBAI, MINGGU  - Para pemimpin negara-negara di Asia Pasifik memuji-puji
Soeharto sebagai orang yang membawa kemajuan bagi Indonesia. Tidak satu pun
dari mereka yang menyinggung masa-masa sulit bagi warga Indonesia akibat
pemerintahan Soeharto selama 32 tahun tanpa putus itu.

Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo misalnya. Ia memuji Soeharto
sebagai salah satu peletak dasar bagi organisasi ASEAN, sehingga akhirnya
berkembang seperti sekarang dengan 10 anggota.

"Sebagai salah satu pendiri ASEAN, Presiden Soeharto merupakan pelopor visi
Asia Tenggara yang lebih damai, progresif dan makmur yang dibangun atas
dasar penghormatan dan pemahaman," kata Arroyo dalam pernyataan yang dibuat
saat berkunjung di Dubai, Minggu (27/1).

Sedangkan Menteri Luar Negeri Belanda Maxime Verhagen menyebut Soeharto
sebagai sosok politik penting. "Masa kekuasaannya menjadi penanda bagi
sebuah periode stabilitas di Indonesia," kata Verhagen.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda memuji kebijakan Soeharto
yang mempertahankan hubungan damai antara kedua negara. "Saya berdoa agar
mantan presiden Soeharto beristirahat dengan tenang. Beliau sejak lama
mempertahankan persahabatan dan hubungan baik antara negara kami dan
Indonesia," kata Fukuda dalam pesannya kepada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono.

Namun bukan berarti tidak ada suara pedas yang dilontarkan untuk
mengomentari kematian Soeharto. "Jenderal Soeharto mati di tempat tidur,
bukan di penjara, lolos dari pengadilan atas kejahatan yang dilakukannya di
Timor Leste dan seluruh wilayah Indonesia," demikian pernyataan Jaringan
Aksi Timor Leste, kelompok pembela hak asasi manusia.
SAS

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

http://www.metrotvnews.com/

Umum / Breaking News
Senin, 28 Januari 2008 08:16 WIB
WARGA JAKARTA IKUT MELEPAS KEBERANGKATAN JENAZAH PAK HARTO

Metrotvnews.com, Jakarta: Ribuan warga Kota Jakarta tumpah ruah di jalanan
yang dilintasi iring-iringan kendaraan pembawa jenazah mantan Presiden
Soeharto. Warga seakan ingin memberikan penghormatan terakhir kepada
almarhum mantan Pemimpin Orde Baru tersebut. Bahkan, beberapa di antara
warga tertangkap kamera menitiskan air mata.

Di beberapa ruas jalan, sejumlah warga melambaikan tangan kepada
iring-iringan kendaraan. Dan seakan untuk memberik kesempatan kepada warga,
rombongan jenazah pun melaju dengan tidak begitu cepat. Padahal, jalanan
sudah dikosongkan sejak beberapa saat sebelumnya.

Di sepanjang jalan, beberapa kendaraan berhenti sesaat untuk melihat
rombongan pengiring jenazah mantan Presiden Soeharto. Mereka keluar dan
sebagian di antaranya mengabadikan pemberangkatan jenazah Pak Harto, baik
dengan kamera maupun telepon seluler berkamera.(DEN)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.01.28.0915325&channel=1&mn=1&idx=1

/Home/Nasional
Mereka Enggan Tinggalkan Cendana
Senin, 28 Januari 2008 | 09:15 WIB

JENAZAH mantan Presiden Soeharto sudah dibawa ke tempat peristirahatannya
yang terakhir di Solo sejak pagi tadi. Kawasan Cendana berangsur-angsur
sepi. Namun, masih ada beberapa orang yang enggan beranjak dari rumah mantan
penguasa orde baru itu. Mereka berdiri di jalan dan cukup puas memandang
rumah itu dari luar pagar.

Bagi mereka menginjakkan kaki di luar rumah mantan presiden nomor dua RI itu
merupakan pengalaman istimewa. Karena ini pertama kali mereka dapat melihat
rumah tersebut  dari dekat. "Belum pernah ke sini. Jadi bangga sekali
melihat rumahnya Jenderal Besar. Jasanya tidak ternilai," ujar Ridoi (41)
salah satu pelayat yang berasal dari Madura.

Sebagai kenang-kenangan, Ridoi memetik salah satu pucuk pohon yang tumbuh di
halaman rumah almarhum Soeharto. "Buat kenang-kenangan deh, semua yang dari
Cendana kan barharga," katanya sambil memasukkan pucuk pohon itu ke dalam
saku belakang celananya.

Pengalaman datang pertama kali ke Cendana juga diakui Darsuni (34) warga
Senen, Jakarta Pusat. Ia bersama suami dan anaknya menyempatkan berkunjung
ke Cendana. "Dagangnya libur dulu. Bapaknya juga dagangnya libur," jawab
Darsuni ketika ditanya apakah ia dan suaminya tidak bekerja.

Bagi Darsuni, almarhum Soeharto merupakan sosok pemimpin yang dapat
memajukan negara Indonesia, khususnya di bidang perekonomian. "Saya merasa
selama Bapak menjadi presiden usaha saya berjalan baik, setelah Bapak
lengser, usaha saya juga lengser," tuturnya. Dulu Darsuni mempunyai warung
nasi di daerah Buncit, tapi begitu mantan penguasa orde baru lengser,
usahanya bangkrut. Kini ia berjualan kecil-kecilan di sekolahan.

Sampai kapan Darsuni dan keluarganya akan meninggalkan Cendana, ia menjawab,
"Gak tau, nantilah. Mumpung ada kesempatan saya bisa ke sini." Sebagai
kenang-kenangan Darsuni mengambil bunga yang terangkai dalam karangan bunga
duka cita di depan rumah persemayaman almarhum Soeharto. "Ini buat
kenang-kenangan," katanya serius.

DIV

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

http://www.antara.co.id/arc/2008/1/28/ucapan-belasungkawa-atas-wafatnya-soeharto-mengalir-dari-dn-dan-ln/

Nasional  28/01/08 09:48
Ucapan Belasungkawa Atas Wafatnya Soeharto Mengalir dari DN dan LN

Jakarta (ANTARA News) - Kepergian mantan Presiden HM Soeharto yang terbilang
mendadak, -setelah sehari sebelumnya kondisinya dinyatakan membaik, ternyata
tidak hanya menyibukkan para pejabat di dalam negeri, tetapi juga di luar
negeri.

Pasca pengumuman resmi Ketua tim dokter kepresidenan, Mardjo Soebiandono, di
Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Minggu siang, bahwa mantan orang nomor
satu di Indonesia itu telah berpulang pada pukul 13.10 WIB dalam usia 86
tahun, kesibukan pun dimulai.

Berita meninggalnya Soeharto mengejutkan tidak hanya publik Indonesia dan
para kuli tinta yang kemudian segera berhamburan ke rumah sakit untuk
memastikan jenazah akan dibawa ke rumah duka di Jalan Cendana Nomor 6 dan 8,
Menteng, Jakarta Pusat, namun juga para staf perwakilan negara sahabat di
Indonesia ataupun staf perwakilan Indonesia di luar negeri.

Bagaimanapun juga Soeharto adalah salah seorang tokoh yang cukup berpengaruh
di kawasan di era 90-an melalui sejumlah sepak terjangnya di berbagai
organisasi kawasan, antara lain ASEAN dan Gerakan Non Blok (GNB).

Ucapan belasungkawa pun mengalir dari berbagai belahan dunia atas kepergian
Soeharto. Menlu Malaysia Syed Hamid Albar segera setelah mendengar kabar
wafatnya mantan Presiden Soeharto mengatakan kepergian Soeharto adalah suatu
kehilangan besar bagi kawasan itu.

"Meninggalnya Soeharto sudah tentu membuat rakyat Indonesia berduka, tapi
juga rakyat Malaysia dan kawasan ASEAN turut berduka karena kepemimpinan
Soeharto telah berhasil menciptakan stabilitas politik di kawasan ASEAN yang
memungkinkan negara-negara ASEAN melakukan pembangunan ekonomi," katanya.

Selain itu, lanjut dia, Soeharto bersama Menlu Adam Malik memprakarsai
penghentian konfrontasi Indonesia-Malaysia.

"Sejak Soeharto menjadi presiden Indonesia, hubungan Indonesia-Malaysia
mesra," katanya.

Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah Malaysia mengutus delegasi tingkat
pejabat tinggi, termasuk mantan PM Mahathir Mohamad dan Deputi PM Najib
Razak, guna menghadiri upacara pemakaman di Solo, Jawa Tengah, pada Senin
pagi (28/1). PM Abdullah Ahmad Badawi tidak hadir. Mahathir -- sahabat baik
Soeharto -- juga menjenguk Soeharto saat ia dirawat di RSPP.


Filipina

Senada dengan Malaysia, Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo
menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Soeharto dan
mengatakan mendiang "tidak akan pernah dilupakan".

Gloria Arroyo memuji kepemimpinan Soeharto di kawasan Asia Tenggara dan
sumbangannya untuk membangun perdamaian di Mindanao, kawasan Filipina
selatan.

"Atas jasa-jasanya ini, Presiden Soeharto tak akan pernah dilupakan,"
ujarnya sebagaimana dikutip dari DPA.

Gloria, yang saat ini melakukan kunjungan resmi ke Uni Emirat Arab,
mengatakan, "generasi-generasi Filipina dan anggota ASEAN senantiasa akan
mengenang Presiden Soeharto atas peran kuncinya dalam membangun masyarakat
di kawasan ini."

"Sebagai salah satu dari Bapak ASEAN, Presiden Soeharto merupakan salah satu
pemimpin yang memiliki visi cemerlang untuk membangun perdamaian, kemajuan
dan kemakmuran ASEAN, yang dibangun dengan penuh penghormatan dan
saling-pengertian," katanya .


Australia

Pujian senada juga muncul dari mantan Menteri Luar Negeri Australia,
Alexander Downer.

"Ia memiliki visi yang sangat baik untuk membangun masyarakat Asia Tenggara
yang kuat, dan memandang positif tentang Australia merupakan bagian dari
visinya," kata Downer seperti dikutip kantor berita Australia, AAP.

Hubungan para pejabat Australia dengan Soeharto "mesra" di masa Perdana
Menteri Paul Keating, yang melakukan kunjungan sebanyak enam kali dalam
empat tahun menjabat perdana menteri.

Pada 1995, Keating dan Soeharto menyepakati pakta pertahanan yang kemudian
dibatalkan oleh Indonesia pada 1999 ketika Canberra memimpin pasukan koalisi
di Timor Timor menyusul kemerdekaan bekas provinsi Indonesia itu.

Indonesianis, Greg Fealy dari Universitas Nasional Australia di Cenberra,
menilai bahwa Keating tidak sendirian memuji jenderal purnawirawan itu.

"Umumnya, pemerintah Australia berturut-turut sangat puas bahwa Soeharto
adalah presiden Indonesia," kata Fealy.

Memang, pada umumnya, sikap terlalu pro-Barat dan menaruh penekanan terhadap
stabilitas dalam negeri Indonesia, dan dengan itu melindungi Australia dari
banyak kesulitan.

Senada dengan seniornya, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd memuji peran
Soeharto dalam memajukan Indonesia dan membantu membangun ASEAN dan APEC,
dan menggambarkan almarhum sebagai figur yang sangat berpengaruh di kawasan
ini termasuk Australia.

Namun, pemimpin sayap kiri-tengah itu tidak segan mengkritik Soeharto saat
memimpin. Dia juga menggambarkan almarhum sebagai figur yang kontroversial
mengenai masalah hak asasi manusia (HAM) dan Timor Timur.

"Indonesia kini sukses sebagai negara demokrasi modern, (itu) menjadi sangat
penting, bukan saja bagi Australia, tapi juga di kawasan ini dan dunia,"
paparnya.

Selain para tokoh tersebut sejumlah tokoh lain juga turut menyampaikan
ucapan belasungkawanya, antara lain mantan Presiden Timor Leste Xanana
Gusmao, PM Singapura Lee Hsien Loong dan PM Jepang Yasuo Fukuda.

Sejumlah duta besar negara-negara sahabat juga dijadwalkan mengikuti prosesi
pemakaman mantan presiden Soeharto di Astana Giribangun, Solo, Jawa Tengah
sekitar Senin siang.


Wisma KBRI

Selain para perwakilan negara sahabat di Indonesia, sejumlah perwakilan RI
di luar negeri pun sibuk menyiapkan buku ucapan belasungkawa bagi seluruh
diplomat ataupun warga yang ingin memberikan ucapan belasungkawa di KBRI
atau Wisma Indonesia.

KBRI Beijing selama tiga hari mulai Senin hingga Rabu (28-30 Januari) akan
menyiapkan buku duka yang dapat diisi oleh pejabat tinggi negara sahabat dan
perwakilan negara asing yang berkedudukan di China untuk menyampaikan duka
atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto.

"Kami mulai besok Senin hingga Rabu akan menyiapkan buku duka yang dapat
diisi oleh pejabat tinggi negara sahabat dan perwakilan asing yang ada di
China," kata Wakil Kepala Perwakilan RI Beijing Mohamad Oemar, di Beijing.
Hal yang sama juga dilakukan di Australia.

"Pengibaran bendera Merah Putih setengah tiang sudah dilakukan, sedangkan
anggota masyarakat yang mau mengisi buku duka di KBRI Canberra, mereka dapat
melakukannya pada pukul 10.00-12.00 atau pukul 14.00-16.00 waktu Canberra,"
kata Juru Bicara KBRI Canberra, Dino Kusnadi.

KBRI Canberra juga menyelenggarakan doa bersama untuk Pak Harto pada Senin
malam pukul 20.00 waktu setempat di ruang Balai Kartini, katanya.

Pemberian kesempatan kepada khalayak umum di Australia untuk menyampaikan
belasungkawa atas wafatnya Soeharto melalui buku duka juga dilakukan seluruh
kantor perwakilan RI di Darwin, Melbourne, Sydney, dan Perth.

Kantor perwakilan pemerintah Indonesia di Tokyo dan Osaka juga memutuskan
menggelar hari belasungkawa selama tiga hari berturut-turut bagi kalangan
pemerintah Jepang, diplomat asing serta anggota parlemen Jepang untuk
menyampaikan belasungkawa, kata Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar.

"Kami juga menyampaikan bahwa Konjen Osaka membuka pintu dan menyediakan
waktu untuk siapa saja yang ingin menyampaikan ucapan belasungkawa. Hal itu
dilakukan selama tiga hari penuh," ujar Konjen RI di Osaka Pitono Purnomo.

Sementara itu Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman, Makmur Widodo
kepada wartawan ANTARA mengatakan bahwa mantan presiden Soeharto masih
memiliki reputasi yang tergolong positif di kalangan pemerintahan Republik
Federal Jerman, tak terkecuali Presiden Republik Federal Jerman Horst Kohler

"Beberapa waktu lalu saat bertemu, Presiden Kohler sempat menanyakan
bagaimana kondisi Pak Harto. Itu artinya memang dunia tetap mengikuti
perkembangan kesehatan mantan presiden itu," katanya.

Menurut Makmur Widodo , hubungan baik mantan penguasa Orde Baru itu dengan
pemerintah Jerman adalah karena adanya kedekatannya dengan mantan Kanselir
Jerman Barat (sebelum reunifikasi) Helmut Kohl dari partai CDU.

"Apalagi dengan adanya Pak Habibie selama puluhan tahun sebagai orang
kepercayaan Pak Harto dalam pemerintahan," ujarnya.

Hubungan baik, tambahnya, juga dimiliki "The Smiling General" itu dengan
mantan kanselir Gerhard Schroeder sehingga diperkirakan KBRI akan menerima
banyak ucapan belasungkawa atas meninggalnya "Bapak Pembangunan" itu.

Kedubes RI, katanya, langsung berencana menggelar shalat gaib bersama dengan
seluruh WNI dan keturunan Indonesia di Berlin pada Minggu petang di Aula
Kedubes RI yang kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan tahlilan.

Selain itu, tambahnya, KBRI juga akan memasang bendera Merah Putih setengah
tiang selama satu pekan dan membuka kesempatan pemberian ucapan belasungkawa
bagi pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan di Jerman.

Segala kesibukan itu sedikit banyak menjadi bukti akan rekam jejak pengaruh
sepak terjang Soeharto selama 32 tahun masa pemerintahannya di Indonesia.
(*)

Copyright © 2008 ANTARA 

Kirim email ke