Assalammu'alaikum wr wb. Agar dapat mendekati tafsir kata "daabbat" (kata bhs Arab Qurani 14 abad yl) maka diperlukan peralatan pendekatan yang memadai dari sudut pengetahuan bhs Arab Qurani. Di samping itu harus pula memiliki perangkat ilmu pengetahuan kealaman, khususnya bidang kajian astrofisika dan astro-biologi. Dengan modal ilmu pengetahuan minimal demikian dimungkinkan kita dapat mendekati tafsir kata "daabbat" agak dekat dengan maksud firman ilahi tersebut. Jika syarat minimal ini tidak kita miliki, maka yang kita dapatkan adalah tafsir duga-menduga (bhs Arab Qurani dinamakan al-dzhonu) atau bhs harian kita meNGARANG.
Misalnya dalam bhs Arab kuno (sebelum Muhammad dijadikan rasulullah) "jinn" dianggap sebagai pemrakarsa segala sesuatu yang tidak dapat mereka kerjakan, mereka buat, mereka fikirkan."Al-jinniyun" adalah segalanya yang BUKAN Arab (dalam hal ini unsur tradisi dan budaya nomad Arabia dan kebiasaan hidup di gurun pasir merupakan faktor-faktor munculnya anggapan demikian). Tetapi kita memahami kata "jinn" sebagai "mahluk gaib". Firman Al-Quran mengkaitkan kata "al-jinn" dengan dakwah rasulullah yang telah didengarkan oleh para jinn itu. Di dalam hal ini ada suatu alegori terhadap orang-orang dari luar Mekah yang berkemah jauh di luar kota Mekah dan dapat dikenali di malam hari dari nyala unggun yang tampak dari kejauhan redup. Dan rasulullah telah berdakwah kepada mereka mengenai Allah swt dan Petunjuk yang dibawanya. Si iblis dikategorikan ke dalam jenis jinn agar orang-orang Arab (para sahabat rasulullah) TIDAK JATUH MARTABATNYA sebagai orang-orang yang terhormat, artinya iblis yang menantang Allah swt itu BUKAN orang Arab (di sini tampak kecerdasan luarbiasa rasulullah Muhammad saw di dalam menggalang kekuatan politik bagi strateginya mengubah budaya Arabia). Sehingga para sahabat dan orang-orang Badwi MENERIMA Muhammad bin Abdullah bin Abu Tholib benar-benar sebagai utusan Allah kepada mereka. Bahasa Arab Qurani menggunakan kata "jinn" juga sebagai metafora untuk pengertian fisika optis: yaitu sinar infra merah (infra red and near infra red) yang dipancarkan oleh cahaya api yang panasnya cukup tinggi (Logika kebijakan dalam hal ini adalah penafian terhadap kejumudan berfikir masyarakat elite Arabia zaman itu yang mengarah kepada holisme). Pada zaman sebelum itu orang-orang Alexandria di Mesir dan orang-orang Athena di Yunani yang BUKAN termasuk orang Arab telah mulai mempelajari ilmu sinar (optika) sebatas visual light saja. Sinar infra merah ini kita rasakan sebagai panas tetapi mata kita tidak dapat melihatnya. Karenanya menurut ayat Al-Quran "jinn" diciptakan dari nyala api. Baik alegoris maupun metaforis kata "jinn" mendongkrak pemikiran kita untuk membaca ayat-ayat Kauniyah atau ayat yang telah terserak di seluruh ruang waktu agar lebih progresif. Wassalam, A.M From: Ahmad Syukri Sent: Thursday, January 31, 2008 7:27 AM To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: Re: [ppiindia] Alien berwujud makhluk melata di Al-Quran makhluk melata itu ditafsirkan juga makhluk yang menapakkan (kakinya atau bagian tubuhnya di permukaan bumi atau planet lain diluar bumi)), sehingga makhluk tersebut juga termasuk manusia, ikan, burung, ular, atau alien dll. mediacare <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mbak Bening, Adakah hadits atau tafsir yang menjelaskan tentang makhluk melata tersebut? From: bening hati E-mail: [EMAIL PROTECTED] Mahkluk lain di luar angkasa, menurut Al Qur'an PASTI ada, dan suatu saat manusia akan bertemu dengan mereka. "Diantara tanda-tanda (kekuasaan)- Nya ialah menciptakan langit dan bumi makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya.Dan Dia Mahakuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki- Nya." (QS. 42:29) mediacare http://www.mediacare.biz [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Sent from Yahoo! - a smarter inbox. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]