KOMITE POLITIK RAKYAT MISKIN – PARTAI RAKYAT DEMOKRATIK
(KPRM – PRD)
 [EMAIL PROTECTED]; www.kprm-prd.blogspot.com 
________________________________________
UNDANGAN
Kebangkitan demokratik kini adalah suatu kenyataan yang tak 
terbantahkan. 
Ia sedang maju dengan kesulitan yang lebih besar, dengan langkah yang 
lebih lambat 
dan mele¬wati jalur yang lebih ruwet ketimbang yang kita bayang¬kan, 
akan tetapi, walaupun demikian, ia sedang maju.
Kepada:
Kawan-kawan Gerakan Demokratik 
di tempat

Salam Pembebasan,

Mem¬persatukan jutaan rakyat (terhisap dan tertindas) da¬lam 
kepemimpinan persatuan adalah suatu tugas strategi-taktik yang sangat 
mendesak hari ini; yang (juga) amat sangat sukar; yang menuntut 
ketekadan, keuletan dan keberanian. Berhadap-hadapan dengan momentum 
elektoral—yang hambatan-hambatan demokratiknya belum sanggup 
dihancurkan oleh gerakan rakyat—tugas revolusioner tersebut menuntut 
tanggung jawab yang lebih besar, khususnya dalam mengolah potensi 
kebangkitan rakyat ke dalam politik non kooperasi – non kooptasi: 
Politik Rakyat Miskin.

Kepentingan untuk menegakkan Politik Rakyat Miskin menuju momentum 
elektoral 2009 lah, yang mendesak kami untuk segera mendeklarasikan 
secara terbuka Komite Politik Rakyat Miskin Partai Rakyat Demokratik 
(KPRM-PRD), yakni sebagian PRD yang menolak menanggalkan prinsip-
prinsip Politik Rakyat Miskin sekadar demi menjadi peserta pemilu 
2009. 

Untuk itu, kami mengundang kawan-kawan gerakan demokratik dan 
kerakyatan, untuk hadir dalam acara deklarasi dan diskusi yang akan 
kami selenggarakan pada:

Hari/Tgl:       Kamis, 31 Januari 2008
Waktu:  Pukul 13.00 s/d selesai
Tempat: Ruang Pertemuan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI), 
Lt.3
 Jl. Diponegoro No. 74. 
Jakarta
Tema:   Tanggung Jawab KPRM-PRD kepada Rakyat dan Gerakan Demokratik:
"Menolak Politik Kooptasi/Kooperasi PRD-PAPERNAS dengan Sisa-sisa 
Lama dan Reformis Gadungan; Bersatu, Tegakkan Politik (Alternatif) 
Rakyat Miskin!"

Kami sangat mengharapkan kedatangan kawan-kawan, untuk berbagi visi 
dalam menyusun rencana merebut agenda politik 2009 dari tangan partai-
partai sisa orba, tentara dan reformis gadungan. 

Jakarta, 28 Januari 2008
 
Zely Ariane
Juru Bicara

Cp. 0815-8126673 (Zely); 0813-15516511 (Budi W)

Lampiran:

Acara

1.      Pembukaan oleh Moderator
2.      Pembacaan Puisi oleh Agus Abdullah Sensiana (Serikat Pengamen 
Indonesia-SPI)
3.      Deklarasi Komite Politik Rakyat Miskin – Partai Rakyat 
Demokratik (KPRM-PRD)
4.      Diskusi Kepentingan Gerakan Menegakkan Politik (Alternatif) 
Rakyat Miskin
Penanggap Utama: Asvin (Direktur Lembaga Bantuan Hukum-Jakarta); 
Irwansyah (Sekjend Perhimpunan Rakyat Pekerja); Toni/Ken (Solidaritas 
Mahasiswa Indonesia); Andreas (Serikat Hijau Indonesia); Anwar Sastro 
Ma'ruf (Koordinator BPN ABM); Yusuf Isak. 
5.      Rapat Front 
6.      Penutup

Daftar Undangan:

1.      Aliansi Buruh Menggugat
2.      Aliansi Rakyat Miskin
3.      Aliansi Jurnalis Independen
4.      DEMOS
5.      Federasi Perjuangan Buruh Jabotabek 
6.      Federasi Buruh Transportasi Nasional
7.      FSP2KI
8.      Gerakan Pembebasan Perempuan Papua Barat (GP3PB)
9.      Hapsari
10.     Intelejensia Study Club (ISC)
11.     IKOHI
12.     Institut Global Justice
13.     Jakarta Centre for Street Children (JCSC)
14.     KONTRAS
15.     Koalisi Anti Hutang 
16.     Komite Pembaharuan Agraria
17.     Lingkar Studi untuk Aksi dan Demokrasi Indonesia
18.     LP-KROB
19.     Perhimpunan Rakyat Pekerja
20.     Penguin Merah
21.     Partai Perserikatan Rakyat
22.     Serikat Mahasiswa Indonesia
23.     Serikat Petani Indonesia 
24.     SP MADANI
25.     SBSI 92
26.     Serikat Pekerja Metal Indonesia
27.     Serikat Pekerja Nasional 
28.     Serikat Hijau Indonesia (SHI)
29.     Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)
30.     Dede Utomo
31.     Yusuf Isak
32.     Eko Prasetyo
33.     George Aditjondro
34.     Rumah Kiri
35.     Asvin
36.     Wimar Witoelar
37.     Asvi Warman Adam
38.     Pers

 

KOMITE POLITIK RAKYAT MISKIN – PARTAI RAKYAT DEMOKRATIK(KPRM – PRD)
[EMAIL PROTECTED]; www.kprm-prd.blogspot.com 
 
Kebangkitan demokratik kini adalah suatu kenyataan yang tak 
terbantahkan. 
Ia sedang maju dengan kesulitan yang lebih besar, dengan langkah yang 
lebih lambat 
dan mele¬wati jalur yang lebih ruwet ketimbang yang kita bayang¬kan, 
akan tetapi, walaupun demikian, ia sedang maju.


Tanggung Jawab KPRM-PRD kepada Rakyat dan Gerakan Demokratik

Menolak Politik Kooptasi/Kooperasi dengan Sisa-sisa Lama, Tentara dan 
Reformis Gadungan; Bersatu, Tegakkan Politik (Alternatif) Rakyat 
Miskin!

•       Pasca penjatuhan Soeharto di tahun 1998, PRD telah menyadari 
bahwa tuntasnya reformasi, hanya bisa dilakukan jika sisa-sisa 
kekuatan lama (yakni Golkar dan Tentara) berhasil dikalahkan oleh 
kekuatan rakyat namun, sayangnya, bukan saja kekuatan lama tersebut 
tidak berhasil dihancurkan, kekuataan reformis pun, yang 
termanifestasikan dalam partai-partai politik baru, semakin 
menunjukan watak aslinya, yang tidak berbeda dengan kekuatan lama 
dalam kepentingan mengabdi pada  modal barat yang sedang menjajah 
rakyat Indonesia. Dengan demikian, saat ini, bukan saja sisa-sisa 
lama yang menjadi musuh rakyat, melainkan juga kekuatan reformis 
gadungan.

•       Terhadap situasi ekonomi-politik sekarang, kaum gerakan 
dituntut untuk sanggup me¬neliti, menyimpulkan dan mengambil tanggung 
jawab. Rakyat semakin hari bertambah gamblang mengerti atas 
bertumpuknya persoalan yang nyata mereka hadapi. Semakin terbuka pula 
bagi kaum gerakan untuk menjelaskan kaitan persoalan sehari-hari 
rakyat dengan jaring penindasan imperialisme, bahkan bisa melampui 
atau menembus beribu ilusi yang terus dipertebal demi menutupi 
ketertundukan penguasa terhadap kepentingan imperialisme. Sekaligus 
terdapat harapan perubahan sejati bagi rakyat, bila kekua¬tan rakyat 
sendiri (dengan kaum gerakan di dalamnya) sanggup mencipta jaring 
perlawa¬nan rakyat, yang luas dan semakin menyatu.

•       Politik rakyat miskin dalam wujud nyatanya adalah perluasan dan 
penyatuan perlawanan rakyat, penyatuan mobilisasi-mobilisasi rakyat 
dengan mengusung tuntutan dan jalan keluar persoalan ekonomi-politik 
rakyat. Mobilisasi ini harus terus meluas dan mengisi setiap ajang 
politik rakyat, dan pemilu hanya lah salah satunya. Namun apapun 
ekspresi politik rakyat miskin, hal utama yang tidak boleh 
dikompromikan ada¬lah posisi untuk TIDAK dicampuri, TIDAK 
disubordinasi atau lepas dari pengaruh, dan (apalagi) TIDAK boleh 
dileburkan, dengan kekuatan pemerintah agen imperialis, tentara, sisa 
ORBA dan reformis gadungan. Ya, politik rakyat miskin adalah politik 
altenatif (tandingan terhadap politik pro penjajah) yang berbasiskan 
pada kekuatan perlawanan rakyat sendiri, dengan prinsip non-kooperasi 
dan non-kooptasi dalam berhadapan dengan musuh-musuh rakyat 
(Imperialisme dan agen-agennya)

•       Sesulit apapun, pembangun kekuatan perlawanan rakyat harus 
tetap dikerjakan, harus diatasi dan tidak boleh dihindari. Karena itu 
semua unsur kekuatan gerakan sebaiknya menyumbangkan strategi-taktik 
dan metode (yang terus bisa dikembangkan) untuk memperluas kekuatan 
perlawanan rakyat, membangun kesadaran politik, sekaligus 
mewujudkannya dalam metode perjuangan rakyat: menuntut dengan 
mobilisasi massa. (Dan kami, dengan rendah hati berusaha 
menyumbangkan metode pengorganisasian gerakan tiga bulanan yang, 
tentu saja harus disempurnakan kembali oleh sumbangan berbagai unsur 
gerakan. Lihat PEMBEBASAN, No.1, Tahun 1, Januari, 2008.) Dan, atas 
nama kemudahan-kemudahan untuk berkuasa (dengan alasan bisa 
melakuakan revolusi dari atas), termasuk menjadi parle¬mentaris-
oportunis, sejatinya sudah menanggalkan arah sejati perjuangan 
rakyat, sudah melepaskan diri dari politik kerakyatan.

•       Politik (alternatif) Rakyat Miskin adalah posisi politik Partai 
Rakyat Demokratik (PRD) sejak awal berdirinya. Politik yang 
meletakkan perubahan dan kemenangan rakyat dilandaskan pada kekuatan 
sendiri, berdasar kekuatan gerakan. Posisi politik tersebut juga lah 
yang ditanggalkan oleh sebagian Pimpinan PRD  saat ini—yang menyebut 
diri sebagai kaum mayoritas dalam PRD—seiring dengan kepentingan 
mereka untuk meleburkan PAPERNAS  (secara ideologi, politik, 
organisasi) ke dalam persatuan pemilu bersama partai kaum reformis 
gadungan dan sekutu pemerintahan agen imperialis, demi mendapatkan 
kesem¬patan masuk parlemen. Karenanya, kami, yang menamakan diri 
Komite Politik Rakyat Miskin (KPRM)–PRD, adalah sebagian PRD yang 
menolak menanggalkan politik rakyat miskin, menolak politik 
parlementaris semata, yang meninggalkan gerakan ekstra parlemen—
apalagi politik parlementaris-oportunis.

•       Politik parlementer, yang kami pahami, adalah politik yang 
memanfaatkan parlemen untuk memperbesar kekuatan ekstraparlemen, 
karena sejatinya parlemen sekarang memiliki keterbatasan-keterbatasan 
untuk memperjuangkan rakyat miskin Indonesia, dan keterbatasan itu 
hanya bisa didobrak dengan kekuatan ekstraperlemen. Oleh karena itu 
kami MENOLAK politik parlementer (atas nama JALAN BARU – GERAKAN 
BANTING SETIR; MERUBAH DARI DALAM) yang mengkanalisasi potensi 
perjuangan rakyat hanya pada kotak-kotak suara; menumpulkan daya 
juang rakyat dengan ilusi `perubahan dari atas' – `perubahan dari 
parlemen'; menghancurkan alat politik (alternatif) rakyat dengan 
mensubordinasikannya pada partai-partai reformis gadungan; menghina 
martabat rakyat dengan mendudukkannya semeja dengan kekuatan Sisa-
sisa Lama, Tentara, dan Reformis Gadungan. Inilah yang kami sebut 
sebagai politik parlementer oportunis.

•       KPRM–PRD berdiri memang dimulai dari paksaan (yang, dengan 
kekuatan otoritas-mayoritas Pimpinan PRD, ke¬mudian menjadi keputusan 
resmi internal PRD) mendesakan terjadinya perpecahan/pembelahan dalam 
partai atas posisi politik mendukung politik parlementaris-opurtunis 
atau sebaliknya‒mendukung politik pembangunan gerakan rakyat. 
Sekarang, posisi tidak demokratik atas pembelahan oleh pimpinan 
(mayoritas) PRD tersebut sudah kami mengerti sebagai kelaziman yang 
harus mereka lakukan (sebagai konskwensi posisi politik oprtunisnya); 
selanjutnya, yang lebih penting bagi KPRM-PRD, adalah berposisi nyata 
dalam pembangunan politik (alternatif) rakyat miskin bersama kekuatan 
gerakan rakyat lainnya: PERSATUAN. 

•       Namun demikian, bukan berarti KPRM-PRD berlepas tangan terhadap 
kehancuran politik kerakyatan PRD, karena seiring dengan dinamika 
pembangunan gerakan rakyat, sekaligus kami akan lanjutkan dan kuatkan 
perjuangan internal untuk mengembalikan PRD (dan PAPERNAS) sebagai 
alat perjuangan politik rakyat miskin . Karena, lewat berbagai cara 
yang tidak demokratik (sepihak), massa pendukung PRD dan Papernas 
dibuat tidak (lagi) sepenuhnya mengerti dengan baik‒atau tidak bisa 
menerima berbagai informasi dari berbagai pihak‒akan kemana nasib 
mereka dipertaruhkan demi menjadi peserta pemilu 2009. Mereka tak 
(lagi) ditanya pendapatnya; dipersempit ruang perdebatannya, untuk 
turut menentukan arah politiknya di tahun 2009. Massa (bawah) tak 
diberikan pertanggungjawaban mengapa peluang `koalisi', yang 
sebelumnya dikabarkan (seolah-olah) begitu besar dan nyata, ternyata 
gagal di tengah jalan (sebagaimana telah kami peringatkan 
sebelumnya); dan, bahkan kini bergerak pada `peluang koalisi' lainnya 
tanpa ada kepentingan untuk mengkonsultasikan pada massa pendukungnya 
(melanggar janjinya sendiri: bahwa bila peluang koalisi yang pertama 
gagal maka akan diselenggerakan pertemuan Presidium Nasional 
kembali). Tentu, kami tidak boleh lepas tangan dari situasi ini.


KOMITE POLITIK RAKYAT MISKIN – PARTAI RAKYAT DEMOKRATIK
(KPRM – PRD)

Jakarta, 31 januari 2008

ZELY ARIANE
 
Juru Bicara



Kirim email ke