Cinta Indonesia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Date: Sun, 3 Feb 2008 20:54:36 -0800 
(PST)
From: Cinta Indonesia <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Dapat Berita Dari Millist Tetangga =Saya Tidak Percaya lagi SBY=
To: [EMAIL PROTECTED], SP <[EMAIL PROTECTED]>,
  PT <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED],
  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
  Bilven Ultimus Bandung <[EMAIL PROTECTED]>,
  [EMAIL PROTECTED], jaromil <[EMAIL PROTECTED]>,
  Roso <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED],
  [EMAIL PROTECTED]
CC: [EMAIL PROTECTED], Tedjo Priyono <[EMAIL PROTECTED]>,
  Yerri <[EMAIL PROTECTED]>, Mugi <[EMAIL PROTECTED]>,
  Anti Fasis <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED],
  Danoe edan <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED],
  Sihar Simatupang <[EMAIL PROTECTED]>, Bedjo <[EMAIL PROTECTED]>,
  [EMAIL PROTECTED], la luta <[EMAIL PROTECTED]>,
  Uchi <[EMAIL PROTECTED]>, Svetlana <[EMAIL PROTECTED]>

 Saya Tidak Percaya lagi SBY.
Naïf kalihatannya ketika waktu tinggal 2 tahun lagi
tetapi terpaksa mengatakan bahwa tidak percaya lagi
SBY.:

1. Kehidupan sekarang ini dirasakan semakin hari bukan
lagi semakin membaik tetapi semakin susah, sulit dan
sengsara pada tataran rakyat atau kebanyakan orang
anehnya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tetap
saja tidak membuat persoalannya bukan semakin selesai
tetapi malahan semakin menyengsarakan. Contoh lagi
yang paling actual didepan mata dimana kedelai, beras,
terigu, gula dan bahan pangan naik harganya. Sehingga
para pengrajin berdemo menuntut agar harga kedelai
diturunkan dan distributor jangan menimbun barang yang
dilakukan pemerintah malahan, ketika ada yang menimbun
60 Ton dijawa timur malahan dikatakan masih dalam
toleransi waktu pendistribusian dan kebijakan yang
dilakukan juga meniadakan pembebasan bea masuk
sehingga Negara kehilangan pendapatan serta petani
terbuka diserang dari luar. Disisi lainnya ketika
meningkatkan pajak export akan sukses membuat produk
pertanian Indonesia tidak bisa di Export. Ujungnya
petani tidak bisa menanam karena harganya tidak bisa
bersaing didalam negeri dan anggota masyarakat
sengsara akibat kemahalan. Seharusnya, produk asing
dikenakan pajak yang tinggi atau wajar, petani
disubsidi atau dipacu produktifitasnya setelah mampu
mencukupi kebutuhan dalam negeri maka hasil produksi
diberi kredit expot supaya merambah ke berbabagi
Negara. Negara dapat duit dari pajak bea masuk dan
bagian dari hasil export. Kesimpulannya, kebijakan
yang dibuat untuk pangan ini bukan kebijakan menolong
rakyat tetapi kebijakan IMF untuk mematikan petani
yang dijalankan Pemerintah.

2. Sudah jelas bahwa Negara sedang butuh dana untuk
rakyat, memberantas kemiskinan dan pembangunan kenapa,
Pemerintah tetap saja membayari bunga utang haram
konglemerat hitam setiap tahunnya Rp.40 s/d 60 Triliun
sampai tahun 2030. Padahal konglomeratnya tetap kaya
dan mereka menikmati bunga dari pemerintah ini sebagai
pendapatannya setiap tahun. Rakyat semakin susah
penjahat besar seperti ini malahan disubsidi dan
dihormati. Ini bukti tidak peka terhadap penderitaan
rakyat dan sistem hukum yang dilakukan tebang pilih.
Bukankah bisa juga merundingkan kembali dengan para
bajingan itu untuk supaya mereka meringankan beban
Negara sesuai kemapuannya tetapi duit Negara kembali
dan kehidupan rakyat tidak semakin susah.

3. Kebijakan Pemerintah sekarang memecah belah
persatuan, lihat saja tentara bentrok dengan Polisi
beberapa kali dalam waktu terakhir, sengketa Pilkada
dibeberapa daerah tetap dibiarkan, birokrasi saling
tuding dan curiga, Burhanudin Abdulah dijadikan
tersangka ternyata supaya “Besan” punya kans menjadi
Gubernur BI makin besar, persaingan yang berkembang
didalam pemerintahan semakin besar dan nampak nyata
dari luar. Termasuk sejam sebelum pelantikan KASAD
masih seakan-akan Syafri Syamsudin yang akan jadi
kenyataannya tidak. Ini bukti bahwa kebanyakan
janji-janji dan tidak tegas. Bagaiman mungkin
pemerintahan bisa effektif jika kebanyakan janji dan
tidak tegas.

4. Kementerian BUMN mengajukan 37 nama perusahaan BUMN
yang akan diprivatisasi dan restrukturisasi ditahun
2008. "Ke-37 BUMN ini akan dibicarakan dulu di Komite
Privatisasi. Bulan depan akan kami bawa lagi hasilnya
kesini untuk dibahas. Minggu ini kami akan rapat
dengan Komite Privatisasi," kata Menneg BUMN Sofyan
Djalil.  Sofyan mengungkapkannya dalam rapat kerja
dengan Komisi VI DPR di gedung DPR/MPR, Senayan,
Jakarta, Senin (21/1/2008). "Jadi memang ada 37 BUMN
yang akan kami ajukan untuk restrukturisasi di tahun
2008. Tapi daftar ini belum final. 
Daftar ke-37 perusahaan yang disiapkan: Asuransi Jasa
Indonesia (Jasindo), Bank Tabungan Negara (BTN),
Djakarta Lyod, Krakatau Steel, Industri Sandang, PT
INTI, Rukindo, Bahtera Adiguna, PTPN III, PTPN IV,
PTPN VII. Sarana Karya, Semen Baturaja, Waskita Karya,
Sucofindo, Surveyor Indonesia, Kawasan Berikat
Nusantara, Kawasan Industri Medan, Kawasan Industri
Makassar, Kawasan Industri Wijaya Kusuma. Bank Negara
Indonesia, Adhi Karya, Pembangunan Perumahan, Surabaya
Rungkut, Rekayasa Industri, PT Dirgantara Indonesia,
Boma Bisma, PT Bharata, PT Inka.  Dok Perkapalan
Surabaya, Dok Perkapalan Koja Bahari, Birama Karya,
Yodya Karya, Kimia Farma, Indofarma, PT Kraft Aceh,
Industri Kapal Indonesia. Bagaimana menjuali BUMN dan
melarikan dananya keluar negeri caranya membeli
perusahaan asing supaya mudah dikorupsi, apakah masih
bisa dipercaya jika seperti ini?. Paling baik beli
swasta local dan bersama keluar negeri.Tidak kapok
dengan pelajaran penjualan Indosat.

5. Barangkali akibat kita membiarkan semua ini
sehingga alam menghukum kita dengan berbagai bencana
yang datang bertubi-tubi sejak 2004 ?.Minimum kami
sudah menyatakan sikap Tidak percaya lagi SBY. Bagi
kawan-kawan, apakah akan tinggal diam saja melihat hal
ini terjadi, kami pikir sudah saatnya kita merubah
kondisi bangsa kita, tanpa dukungan dari kawan-kawan
sangat kecil kemungkinan hal itu terjadi.

Abdurachman Dahid
Barisan Indonesia Muda





Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 






       
---------------------------------
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke