Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu, Berikut press release tanggal 9 February 2008 dari international press and media desk, http://www.alislam.org/press-release/persecution_feb9-08.pdf
Terjemahan Indonesia diambil dari situs resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia, http://ahmadiyya.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=197&Itemid=1 Untuk press release sebelumnya (tanggal 23 Januari 2008) yg telah dimuat di The Jakarta Post, linknya sbb, http://www.alislam.org/press-release/indonesia_jan19-08.pdf http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20080123.F05 <http://www.thejakartapost.com/[EMAIL PROTECTED]> Terimakasih. salam, In the Name of Allah, Most Gracious, Ever Merciful *International Press and Media Desk* AHMADIYYA MUSLIM ASSOCIATION 22 Deer Park, London, SW19 3TL. Tel / Fax 020 8544 7613 Mobile 07795460318 [EMAIL PROTECTED] 9 February 2008 PRESS RELEASE *WORLD HEAD OF AHMADIYYA MUSLIM COMMUNITY SPEAKS OF GLOBAL PERSECUTION* *Hadhrat Mirza Masroor Ahmad states that no Ahmadi could ever countenance changing their beliefs* Speaking during his weekly address, His Holiness, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Head of the Ahmadiyya Muslim Jama'at1 has spoken of the discrimination faced by members of the Community in various countries throughout the world. His Holiness began his sermon by reminding members of the Community that at times of difficulty a person with true faith does not despair but in fact becomes closer to God Almighty. The Ahmadiyya Jama'at has suffered persecution since its inception but recently it has been observed that in certain countries the maltreatment of the Jama'at has amplified. Speaking regarding this issue, His Holiness said: *"The reason we are persecuted is due to the burning jealousy within our opponents. Non‐Muslims cannot bear to see Islam succeed whilst in the wider Muslim community the Mullahs are fearful that their followers may realise the truth of Ahmadiyyat and subsequently turn away from them." *It is an irrefutable truth that the Ahmadiyya Community has prospered in the face of great adversity throughout its history. The strength of the Jama'at has always been in its unity. Indeed His Holiness compared the Community to a physical body whereby if even one person suffered then the whole body was affected. Through this perfect unity the Ahmadiyya Jama'at has always flourished and consequently the various obstacles positioned by the oppressors have been unable to break through the united walls of the Ahmadiyya Jama'at. The Jama'at has suffered persecution in Pakistan since the very beginning and this despite the fact that the Ahmadiyya Community played a very prominent role in achieving an independent Muslim State. His Holiness mentioned how the cruelty is continuing to this very day, he said: *"Whenever the opportunity arises false allegations are made against Ahmadi Muslims in Pakistan. Just recently a thirteen year old boy was arrested on the spurious grounds that he had physically beaten a Maulvi* 2*! How senseless is such a claim? That a young boy could injure a fully grown man to such an extent that he was hospitalised! The purpose of their cruelty is to frighten our young generation to such an extent that they may give up the practice of their faith. However I have received many, many letters from youngsters who swear by God that they are willing to sacrifice their time, their wealth, their dignity and even their lives for the sake of the Ahmadiyya Jama'at."* His Holiness spoke also of persecution in India and in the Arab world. In India representatives of the Community are regularly subjected to various threats. Whilst in the Arab world the Governments of certain countries, unable to stomach the success of the Ahmadiyya television channel 'MTA Al‐Arabia', closed it down. However, this incident actually turned into an avenue of success for the Community because as a result of the ban contact was made with another company and now the satellite coverage is much greater and has spread to countries such as Morocco. The Ahmadiyya Jama'at has also suffered in Indonesia for a number of years. Houses and Mosques have been burnt or destroyed and members of the Community have been attacked. Recently a move was made to try and ban the Ahmadiyya Jama'at from the country however this move was ultimately not sanctioned by the Government. Nevertheless a local newspaper printed a story which suggested that the reason the Government had chosen not to ban the Jama'at was because it had changed some of its core beliefs. This was a totally unfounded allegation made against the Community. Commenting upon this His Holiness said: *"The Ahmadiyya Jama'at believes that Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad of Qadian was the true Promised Messiah and Mahdi (Guided One). We could never stray from this conviction because the beauty of the Jama'at is based upon its belief that the Founder of the Community was the true Promised Messiah and Mahdi as foretold by the Holy Prophet Muhammadsaws."* 3 Following the aforementioned newspaper article certain non‐Ahmadi Muslims and members of the Lahori sect celebrated what they perceived to be a change in the beliefs of the Community. However the content of the article was immediately rejected by the Jama'at and to its credit the said newspaper printed a statement clarifying the issue on 23 January 2008<http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20080123.F05> . His Holiness concluded by stating that any suggestion that the Indonesian Jama'at had weakened in the face of persecution was wholly unjustified. No member of the Community ever entertained the slightest doubt regarding the status of Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad. As the Promised Messiah himself wrote, his status as a non‐law bearing Prophet was bestowed upon him by God Almighty and thus no person or organisation could ever take this mantle away from him. It is a basic teaching of Islam that religion is a matter for each and every individual to determine freely and without coercion. The practice of one's religion, so long as it does not interfere with the rights of others, is a fundamental human right. It is this right that is being denied to Ahmadi Muslims however members of the Community should always remember that such cruelty will never harm the prosperity of the Ahmadiyya Jama'at. *End of Release* Abid Khan (Press Secretary, Ahmadiyya Muslim Community) For further information please contact as above ___ 1 Community 2 Term used to denote Islamic clergyman 3 represents an Arabic phrase which translates as: '*peace and blessings of God be upon him*' ----------------------------- 9 February 2008 PRESS RELEASE (Terjemahan) *IMAM JAMA'AT MUSLIM AHMADIYYAH SEDUNIA BERBICARA mengenai PENINDASAN & PENGANIAYAAN secara GLOBAL* Y.M. Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. menyatakan bahwa tidak akan ada orang Ahmadi yang pernah bersetuju untuk merubah kepercayaan dan keimanan mereka. Berbicara dalam pidato mingguannya (Khutbah Jum'at 8-2-2008), Y.M. Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Pemimpin/Imam Jama'at Muslim Ahmadiyyah Sedunia telah berbicara mengenai diskriminasi yang dihadapi oleh anggota-anggota Jama'at di beberapa Negara di dunia. Hudzur aba. memulai khutbahnya dengan mengingatkan kepada para anggota Jama'at bahwa pada saat-saat mendapatkan kesulitan maka seseorang yang memiliki iman yang sejati tidak akan pernah berputus asa, tetapi kenyataannya adalah ia akan menjadi lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Jamaat Ahmadiyyah telah mendapatkan penganiayaan dan penindasan sejak didirikannya, namun baru-baru ini terlihat bahwa di beberapa negeri perlakuan buruk terhadap Jama'at itu telah bertambah-tambah. Berbicara mengenai hal ini, Hudzur bersabda: *"Penyebab bahwa kami itu mendapatkan penganiayaan dan penindasan adalah karena perasaan terbakar rasa cemburunya pada pihak-pihak yang memusuhi. Orang-orang yang Non-Muslim tidak tahan untuk melihat Islam sukses dan berjaya, sementara itu di dalam masyarakat Muslim luas para Kiyai atau Mullah merasa takut kalau-kalau para pengikutnya akan menyadari kebenaran Ahmadiyyah dan yang akibatnya mereka itu akan lari dari para Mullah ini."* Adalah suatu kebenaran yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Jama'at Ahmadiyyah ini sudah maju dengan pesatnya dalam pandangan orang-orang yang memusuhi itu, selama sepanjang sejarah ini. Kekuatan dari Jama'at adalah selalu berada di dalam kesatuan. Memang Hudzur Yang Mulia memperbandingkan Jama'at ini dengan sebuah tubuh pisik di mana jika bahkan jika ada satu orang yang menderita maka seluruh tubuh itu akan merasakan rasa sakitnya. Dengan kesatuannya yang sempurna seperti inilah maka Jama'at Ahmadiyya itu akan selalu dan terus berkembang dan maju sehingga konsekwensinya adalah bahwa berbagai dan bermacam rintangan apa pun yang dilakukan oleh para penyerang tidak akan pernah bisa menembus apalagi merusak dinding dari Jama'at Ahmadiyyah. Jama'at mendapatkan penganiayaan dan penindasan di Pakistan sejak dari awal mulanya sekali, betapa pun dalam kenyataannya adalah bahwa Jama'at Ahmadiyyah itu telah ikut memainkan peranan yang amat menonjol di dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Islam ini. Hudzur aba menyebutkan betapa kekejamannya ini yang masih terus berlangsung bahkan sampai hari ini pun; beliau bersabda: *"Di mana mereka mendapatkan kesempatan maka tuduhan palsu dihadapkan kepada orang Muslim Ahmadi di Pakistan. Baru-baru saja ada seorang anak laki-laki yang baru berumur 13 tahun telah ditangkap atas dasar tuduhan palsu bahwa ia itu telah memukuli tubuh seorang Maulvi! Betapa tidak masuk akalnya tuduhan semacam itu? Bagaimana seorang anak kecil dapat menganiaya seorang yang dewasa sedemikian rupa sehingga Mullah ini harus dimasukkan ke rumah sakit. Tujuan dari kekejaman mereka ini adalah untuk menakut-nakuti generasi muda kami sedemikian rupa agar anak-anak ini melepaskan keimanan mereka. Betapa pun demikian saya menerima banyak-banyak surat dari para pemuda ini yang bersumpah demi Allah bahwa mereka ini bersedia untuk mengorbankan waktu mereka, harta milik mereka, kehormatan mereka, bahkan jiwa mereka demi untuk Jama'at Ahmadiyyah."* Hudzur Yang Mulia juga berbicara mengenai penganiayaan dan penindasan di India dan di dunia Arab. Di India para pengurus Jama'at secara terus menerus mendapatkan berbagai ancaman. Sementara di dunia Arab, beberapa Pemerintahan dari Negara-negara tertentu, tidak mampu untuk melihat kesuksesan Ahmadiyyah; saluran televisi 'MTA Al-Arabia', ditutupnya. Bagaimana pun juga, insiden ini sebenarnya memberikan sebuah jalan peluang untuk suksesnya Jama'at, karena sebagai akibat dari pencekalan tersebut maka kontrak telah dibuat dengan perusahaan yang lain, sehingga cakupan siaran satellitenya sekarang menjadi bertambah luas dan sudah berkembang dan mencapai negeri-negeri lainnya seperti Marocco. Jamaat Ahmadiyyah juga mengalami penderitaan untuk selama beberapa tahun ini. Rumah-rumah dan mesjid-mesjid dibakar atau dihancurkan dan anggota-anggota Jamaat mendapatkan serangan. Baru-baru ini sebuah gerakan dilancarkan yang berusaha untuk melarang Jama'at Ahmadiyyah oleh Negara, namun gerakan ini pada akhirnya tidak disetujui oleh Pemerintah. Meskipun demikian, sebuah surat kabar harian setempat mencetak ceritera yang memuat bahwa alasan dari Pemerintah memilih untuk tidak melarang Jama'at adalah dikarenakan ada kesan bahwa Jama'at ini sudah merubah beberapa pokok keimanannya. Ini adalah sama sekali tuduhan yang tidak benar yang dibuat terhadap Jama'at. Mengkomentari atas tulisan ini Yang Mulia bersabda: *"Jama'at Ahmadiyyah beriman dan percaya bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian adalah benar Al-Masih Yang Dijanjikan dan Al-Mahdi (Orang yang mendapat petunjuk). Kami tidak akan pernah menyimpang dari keyakinan ini karena keindahan dari Jama'at itu adalah didasarkan atas kepercayaan dan keimanan ini bahwa Pendiri dari Jama'at ini adalah benar Al-Masih Yang Dijanjikan dan Al-Mahdi yang telah dinubuatkan oleh Y.M. Nabi Suci Muhammad saw."* Mengikuti artikel dari surat-kabar tersebut di atas beberapa orang-orang non-Ahmadi Muslim tertentu dan anggota-anggota Jama'at Lahore merayakan apa yang mereka lihat akan adanya perubahan di dalam kepercayaan dari Jama'at Ahmadiyyah. Tetapi isi dari artikel surat kabar tersebut dengan segera ditolak oleh Jama'at dan atas creditnya itu surat kabar yang bersangkutan telah menerbitkan sebuah pernyataan yang memberikan klarifikasi atas masalah tersebut pada tanggal 23 January 2008<http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20080123.F05> . Yang Mulia Hudzur aba menutup khutbahnya dengan menyatakan bahwa jika ada terdapat kesan bahwa Jama'at Indonesia telah melemah dikarenakan menghadapi penindasan maka yang demikian itu sama sekali tidak pada tempatnya. Tidak ada anggota Jama'at yang memiliki keraguan sedikit pun mengenai kedudukan status dari Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad. Sebagaimana Hadhrat Masih Mau'ud sendiri menulis, statusnya sebagai seorang Nabi yang tidak membawa Syariat adalah diberikan kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, jadi tidak ada orang atau pun organisasi/institusi apa pun yang dapat mengambil jubah ini dari beliau. Adalah satu ajaran mendasar dari Islam bahwa agama itu adalah urusan untuk setiap individu / pribadi orang untuk menentukannya sendiri dengan bebas merdeka, dan tanpa ada pemaksaan. Pelaksanaan ibadah agama seseorang, selama hal itu tidak mengganggu atau merugikan hak-hak dari orang lainnya, maka ini adalah hak azasi dari setiap manusia. Hak-hak inilah yang tidak diberikan kepada orang-orang Muslim Ahmadi, namun walaupun demikian para anggota Jama'at itu haruslah selalu ingat bahwa kekejaman yang sedemikian itu tidak akan dapat mengganggu kejayaan dan kesejahteraan dari Jama'at Ahmadiyyah. Akhir dari Press Release Abid Khan (Press Secretary, Ahmadiyya Muslim Community) -- -- *"Love For All Hatred For None"* -- <http://www.ahmadiyya.or.id> [Non-text portions of this message have been removed]