AS pasti protes dan berusaha menghentikan kerjasama
ini.
Di sisi lain Indonesia butuh investor untuk
menghidupkan industri minyak karena saat ini di tanah
air rakyat sudah kekurangan minyak. Kemudian
perusahaan AS seperti Exxon Mobil terbukti curang
tidak mau membagi keuntungan dengan Indonesia seperti
terjadi di Natuna.

Mudah2an dengan Iran kerjasama saling menguntungkan.

Salam

--- Reporter Milist <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Refleksi: *Apakah bisa ditanya mengapa pada umum
> lokalisasi industri
> dikonsentrasikan di Jawa?*
> 
>
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail&id=10150
> 
> *Kamis, 13 Mar 2008,*
> 
> 
> *Iran Bangun Megaproyek Minyak di Banten *
> *Laporan
> Mochamad Elman
> dari Teheran, Iran
> 
> TEHERAN - Kunjungan Presiden Susilo Bambang
> Yudhoyono ke Iran tidak hanya
> memperkuat hubungan politik, tapi juga kerja sama
> ekonomi kedua negara.
> Salah satu proyek besar yang digarap adalah
> penyulingan minyak (refinery) di
> Banten.
> 
> Pada jumpa pers di Joumhori Palace, tempat
> peristirahatan kepala negara di
> Teheran, yang berakhir pukul 20.30 atau sekitar
> 24.00 WIB Selasa (11/3),
> presiden menegaskan bahwa masyarakat Indonesia tidak
> perlu waswas sikap
> mendukung program nuklir Iran untuk tujuan damai
> akan menyulitkan posisi
> Indonesia.
> 
> "Ini sudah bukan era perang dingin lagi," kata SBY
> yang saat itu didampingi,
> antara lain, Menlu Hassan Wirajuda dan Utusan Khusus
> Timur Tengah Alwi
> Shihab.
> 
> Dalam iklim hubungan internasional yang terjadi saat
> ini, lanjut presiden,
> Indonesia bisa memainkan politik luar negeri yang
> bebas aktif. Langkah itu
> sesuai dengan sikap Indonesia sebagai salah satu
> pendiri negara-negara
> Nonblok.
> 
> "Kalau saya sekarang berkunjung ke Iran, maka tak
> bisa diartikan saya
> menabuh genderang perang kepada Amerika. Sebaliknya,
> kalau saya berkunjung
> ke Amerika, tak bisa dikatakan Indonesia sedang
> berlawanan dengan Iran,"
> jelasnya.
> 
> Menurut presiden, wajar jika dalam menyikapi hal-hal
> tertentu sikap
> Indonesia berbeda dengan negara-negara yang selama
> ini menjadi negara
> sahabat yang baik. Namun, itu tidak bisa diartikan
> bahwa bersikap berbeda
> tersebut berarti bermusuhan.
> 
> Tentang kerja sama ekonomi, SBY juga mengungkapkan
> volume perdagangan
> Indonesia-Iran terus meningkat. Data terakhir
> menunjukkan nilainya sekitar
> USD 323 juta dengan posisi surplus untuk Indonesia.
> 
> Salah satu nota kesepahaman (MoU) yang
> ditandatangani di depan SBY dan
> Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad siang harinya
> adalah megaproyek
> penyulingan minyak di Banten. Proyek bernilai
> triliunan rupiah itu akan
> mampu memproduksi sekitar 300 ribu barel minyak per
> hari.
> 
> Menurut SBY, proyek yang dikerjakan PT Pertamina
> dengan mitranya, Refining
> Industries Development Company (Iran), serta
> Petrofield Refining Company
> (Malaysia) itu akan besar manfaatnya bagi pemenuhan
> BBM di dalam negeri
> karena sudah tak perlu impor langsung yang mahal.
> 
> Satu topik yang juga ditanyakan wartawan adalah
> dampak sanksi ekonomi Barat
> terhadap Iran yang mengakibatkan transaksi perbankan
> di negeri mullah itu
> terganggu. Ini bisa mengakibatkan pembiayaan
> proyek-proyek investasinya di
> Indonesia terganggu. Kata SBY, kendala itu juga
> sudah diantisipasi
> pemerintah. Karena itu, menteri-menteri terkait kini
> sedang menggodok
> strategi yang workable dan feasible.
> 
> Beberapa proyek lain yang juga dibicarakan Indonesia
> dan Iran, lanjut SBY,
> adalah rencana Pertamina menggarap proyek petrokimia
> dengan mitra di Laleh,
> Iran. Dalam lelang proyek itu, Pertamina memang
> hanya jadi pemenang kedua.
> Namun, Iran setuju agar Pertamina bermitra dengan
> pemenang untuk mengerjakan
> proyek tersebut.
> 
> Hal lain yang juga dibicarakan adalah rencana
> masuknya maskapai penerbangan
> Iran langsung ke Indonesia. Sebab, saat ini telah
> ada penerbangan langsung
> dari Teheran ke Bangkok dan Kuala Lumpur. Padahal,
> potensi turis dari Iran
> ke Asia Tenggara selama ini cukup besar.
> 
> Dihubungi secara terpisah, Ketua Kadin Moh. Hidayat
> mengakui, Iran merupakan
> negara yang prospektif. Negara anggota OPEC
> pengekspor minyak terbesar kedua
> setelah Arab Saudi itu sedang bergelimang petro
> dolar. Terutama setelah
> harga minyak melambung di atas USD 100 seperti
> sekarang. "Ada pengusaha kita
> yang sudah sukses bangun properti di Teheran,"
> ujarnya kepada Jawa Pos.
> 
> Menurut Hidayat, salah satu hambatan berhubungan
> dagang dan investasi dengan
> Iran adalah negara tersebut sedang mendapat sanksi
> ekonomi dari Barat akibat
> proyek pengembangan nuklir (yang menurut Iran
> sebetulnya untuk tujuan
> damai). Terutama transaksi perbankan yang macet.
> "Ini mengakibatkan
> pengusaha kita hati-hati jika ada L/C dengan
> perbankan Iran. Takut tidak
> bisa cair," ujarnya.
> 
> Seorang mitra Kadin dari Iran, lanjut Hidayat,
> menasihatkan agar tidak
> bertransaksi lewat bank-bank Amerika. Bank-bank
> Inggris seperti Standard
> Chartered Bank, misalnya, selama ini banyak dipakai
> dan tidak ada masalah*.
> (*)
> 
> 
> -- 
> **********************************
> Memberitakan Informasi terupdate untuk Rekan Milist
> ************************************
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


===
Syiar Islam. Ayo belajar Islam melalui SMS

Untuk berlangganan ketik: REG SI ke 3252

Untuk berhenti ketik: UNREG SI kirim ke 3252. Sementara hanya dari Telkomsel 
Informasi selengkapnya ada di http://www.media-islam.or.id atau 
http://syiarislam.wordpress.com


      
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 

Kirim email ke