Dalam kita membuat kebaikan baik ketika kita sedang melaksanakan sembahyang, 
bersedekah, menolong orang, mengerjakan haji atau berbagai kebaikan lain, 
bagaimana rasa hati kita di waktu itu? Bilamana membuat kebaikan, hati kita 
selalu ada merasakan sesuatu. Apakah di waktu itu kita sudah merasa aman dengan 
kebaikan itu? Terasa selamat? Merasa yakin bahwa Allah terima ibadah kita? Kita 
yakin kita sudah menjadi orang baik-baik. Kita sudah mengira-ngira syurga mana 
yang sesuai untuk kita. Lebih dahsyat lagi bila kita merasa hebat, merasa cukup 
sempurna dan bangga dengan kebaikan yang sudah kita lakukan. Kita rasa bahwa 
kitalah orang yang telah membuat kebaikan. Kita pandang orang lain kecil. 
Memandang yang lain sudah tidak selamat. Kita anggap mereka akan masuk ke 
neraka. Yang mereka itu dari golongan jahat-jahat.Sebenarnya kalau beginilah 
rasa-rasa kita di waktu membuat kebaikan sebenarnya kita sudah tertipu dengan 
kebaikan yang kita buat. Bila membuat kebaikan hati tidak boleh merasa baik. 
Bayangkan kalau kita sembahyang, hati merasa kita orang yang khusyuk 
bersembahyang. Bila kita bersedekah, hati kita terasa kita ini seorang pemurah. 
Bila kita menolong orang, kita rasa kita ini seorang yang penyayang, suka 
tolong orang dan bertanggungjawab. Bila kita naik haji, kita rasa haji kita ini 
sudah mabrur dan layak mendapat tempat di sisi Tuhan. Hakikatnya rasa-rasa 
inilah yang mendorong kita mendapat kemurkaan Tuhan, bukan kesukaanNya. 
Rasa-rasa inilah yang menjadikan kita kawan syaitan, yang sombong dan angkuh 
bila sudah dapat kelebihan. Rasa-rasa ini bukan rasa-rasa yang menjadikan kita 
orang baik. Rasa-rasa ini layak menggiring diri kita masuk kedalam neraka. 
Rasa-rasa ini bukan semakin mendekatkan diri kita kepada Tuhan, tetapi justru 
menjauhkan diri dari Tuhan. Rasa ini menjadikan kita orang yang hina di hadapan 
Tuhan. Tidak beradab dengan Tuhan.Mana boleh dengan nikmat kebaikan yang sudah 
kita lakukan, yang dianugerahkan oleh Allah, kita sudah merasa selamat dan 
merasa baik. Boleh buat baik itu kan anugerah Tuhan. Allah gerakkan hati kita 
untuk boleh buat kebaikan. Allah yang kehendaki. Tapi seolah-olah kita rasa 
kita sudah berbuat. Kita rasa kita yang empunya kebaikan. Bukan milik Tuhan. 
Bukan keijinan Tuhan. Sudahlah itu, kita pula yakin sekali yang Allah terima 
ibadah kita. Tahukah kita sejauhmana keikhlasan kita dengan ibadah tersebut. 
Sedangkan malaikat yang membawa amal kita itu pun tidak tahu, apakah dinilai 
ikhlas ibadah tersebut. Ia adalah rahasia Allah. Hanya Allah saja yang 
mengetahui sejauhmana ikhlasnya ibadah seseorang hambaNya.Mana rasa hamba kita, 
bila kita buat kebaikan atau buat ibadah? Bukankah kita ini hamba 
Tuhan.Bagaimana adab, tingkah laku seorang hamba? Haruslah betul-betul menjaga 
adab di hadapan tuannya. Selalulah rasa takut dan cemas di hadapan tuannya. 
Walaupun sudah buat banyak kerja, bolehkah kita mendabik dada, bercekak 
pinggang di hadapan tuan kita. Kita kata pada tuan kita, saya sudah buat ini, 
sudah buat itu. Seolah-olah kita jadi tukang nilai pada kerja-kerja kita. 
Bolehkah kita yang buat kerja, kita nilai sendiri kerja kita. Kita buat 
penilaian sendiri untuk kerja kita. Kita seolah olah tidak mau memberi 
penilaian yang terburuk untuk kerja kita tapi bagi kita karena merasa yang kita 
membuat kerja sudah bagus, sudah sempurna, kita beri nilai “A” untuk pekerjaan 
kita. Kita menunjuk-nunjuk dengan tuan kita yang kitalah yang terbaik. Atau 
kita sudah rasa berbuat, kita pun “demand” macam-macam dengan tuan 
kita.Begitulah misalannya untuk kita agar bila kita dengan Tuhan, rasa hamba 
kita itu kekal. Sesuai dengan watak hamba, sesudah membuat kebaikan, 
patut-patutnya kita rasa berdosa. Sudah buat kebaikan, rasalah tidak sempurna. 
Rasalah kebaikan itu banyak cacat-celanya. Rasalah ibadah yang dilakukan tadi 
tidak dapat kita buat kalau tak diijinkan Tuhan. Senantiasalah bertanya-tanya 
pada diri apalah nasib amal kebaikan tersebut. Senantiasalah mengharap-harap 
agar Allah terima. Rasakan ada kekhawatiran, takut-takut Allah lemparkan 
kebaikan itu kepada kita kembali. Malulah di hadapan Tuhan dengan kebaikan kita 
itu. Tak tahu kita bagaimana rupa kebaikan kita itu bila sampai kepada Tuhan. 
Baguskah? Atau buruk sekali hingga tiada nilai di sisi Tuhan. Rasailah serba 
kekurangan pada kebaikan kita itu. Serahlah kepada Allah untuk menilai kebaikan 
kita. Bagi kita, kita tidak layak. Rasailah kita ini bukan orang baik. Kita 
banyak dosa. Banyak buat kejahatan. Kebaikan-kebaikan yang kita buat itu, 
lupa-lupakanlah. Jangan dikenang-kenang. Sebaiknya senantiasa merintih pada 
dosa-dosa yang kita lakukan. Senantiasalah merasa kita ini orang yang jahat. 
Orang yang banyak membuat dosa dan kemungkaran. Soal syurga janganlah 
dipikir-pikirkan. Itu hak Allah untuk memberi. Itu hadiah dari Allah. Patutnya 
kita selalu memikirkan yang neraka itu. Atas terasa kita ini bakal dilemparkan 
ke neraka atas dosa-dosa kita itulah, yang membuat kita senantiasa memohon 
keampunannya dan mengharapkan rahmatNya.Janganlah kita memandang dan ambil 
berat keburukan orang lain. Berbaik sangkalah terhadap mereka. Mana tahu mereka 
ini walaupun dalam membuat kejahatan, hati selalu merintih dengan Tuhan. Selalu 
rasa berdosa. Itu lebih baik daripada kita jika kita yang buat baik ini sudah 
rasa baik dan rasa selamat. Ambil beratlah dosa-dosa kita itu karena ianya 
lebih utama. Pandang seriuslah kejahatan-kejahatan kita itu.Sesungguhnya banyak 
mana amal kita atau banyak mana kejahatan kita itu, ia adalah ukuran lahir kita 
saja. Tetapi Allah menilai hati kita. Sejauhmana hati kita dengan Tuhan. Adakah 
hati kita merasa kehambaan atau sudah ada rasa-rasa ketuanan dalam diri. Yang 
penting sekarang ialah buat amal tetapi jaga hati. Amal kebaikan yang sedikit 
diiringi dengan hati yang merasa hamba itu lebih baik daripada amal kebaikan 
yang banyak tetapi dibawa dengan rasa ketuanan. Kalaulah kita boleh mengekalkan 
rasa hamba hingga saat kematian kita, nescaya itulah yang Allah pandang dan 
yang dikehendaki. Takut-takut kita tidak dapat mengekalkan rasa hamba, 
hinggalah saat kematian kita itu, kita membawa rasa ketuanan. Minta 
perlindungan dari Allah. 
 
Orang yang merasa diri hina 
 
Orang yang merasa dirinya mulia, sebenarnya di sisi Tuhan adalah hina. Ini 
karena bagi Tuhan, sepertimana yang disebutkanNya dalam Al-Quran; orang yang 
mulia itu ialah orang yang bertaqwa. Di mana kemuliaan orang bertaqwa? 
Kemuliaan itu letak pada hatinya. Hati yang cukup tinggi rasa hamba dengan 
Tuhannya. Rasa hamba itu ada berbagai macam dan yang paling menonjol itu adalah 
rasa hina dengan Tuhan.Rasa hina ini, biasanya ia menjadi subur di dalam 
sembahyang. Bilamana dia sembahyang, terutama pada waktu sujud, di waktu itulah 
benar-benar dirasakan dirinya hina. Yang dirasakan dalam hatinya walaupun sukar 
untuk diungkapkan dengan kata-kata tetapi bolehlah dimaksudkan sebegini: “Aku 
ini hina, wahai Tuhan...Kau jadikan aku daripada tanah. Aku ini hina, Tuhan... 
Kau jadikan aku daripada setitis air mani yang hina. Aku ini hina, Tuhan...Aku 
hina seperti najis. Kau Tuhan yang maha Tinggi, aku hamba yang hina. Aku 
menghina diri di hadapanMu Tuhan dan itulah yang selayaknya buat aku sebagai 
hambaMu.”Rasa hina seperti inilah yang dipandang Tuhan. Rasa seperti inilah 
yang membuatkan dia dimuliakan Tuhan. Dia tidak minta kemuliaan itu tetapi 
Allah muliakannya. Allah akui yang dia itu mulia. Dia dalam kemuliaan di 
Akhirat, walau di dunia belum tentu. Mungkin manusia memandangnya hina tetapi 
Tuhan memandangnya mulia.Orang seperti ini, kalau dia ditakdirkan menjadi 
pemimpin, rasa hina inilah yang dibawa dalam memimpin. Dia tidak sombong malah 
sangat berkasih sayang dengan anak buah. Bicaranya mesra dan berlemah lembut. 
Dia tidak minta dimuliakan biarpun anak buah memuliakannya. Malah, jika dia 
tidak dimuliakan oleh mereka, dia tidak terasa dihati. Sama saja hatinya apakah 
dia diberi layanan istimewa atau tidak. Tenang saja hatinya biarpun dia tidak 
dipuji atau disanjung. Pujian atau sanjungan hanya akan mencemaskan hatinya 
karena takut-takut dia tidak pandai menerimanya.Kalau dia ditakdirkan kaya, dia 
tidak bermegah-megah dengan kekayaannya. Digunakan kekayaannya itu untuk 
membantu perjuangan Islam. Juga kepada orang-orang yang memerlukan bantuan. 
Samalah juga jika dia ilmuan atau ulama, dia tidak sombong dengan ilmunya. Dia 
mengajar dan mendidik tapi penuh berhikmah. Dia tidak suka menunjuk-nunjuk yang 
dia itu seorang ilmuan atau ulama. Dia bercakap bila perlu saja. Obrolannya 
tidak membuatkan orang sakit hati kepadanya.Begitulah sifat-sifat orang yang 
merasa diri hina. Tidak peduli apa statusnya, walau diberi kelebihan oleh 
Tuhan, dirinya tetap merasa hina di sisi Tuhan. Rasa inilah yang menjadikan dia 
mulia di sisi Tuhan. Orang yang tidak ada rasa seperti ini, jangankan Tuhan, 
manusia pun tidak suka.Sekian.
 
_________________________________________________________________
Get your free suite of Windows Live services today!
http://www.get.live.com/wl/all

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke