Dari situs MediaKonsumen, Kamis, 17 April 2008 http://www.mediakonsumen.com/Artikel2161.html
Saya Bukan Pemegang Kartu Kredit Citibank, Mengapa Saya Diancam? Saya pemegang Kartu Kredit Citibank selama 14 tahun dan tidak pernah menunggak pembayaran. Pada tgl. 28 Agustus 2007 jam 09.00 wib saya berbicara dengan ke Sdri. Ferina (Citiphone Banking 24 jam) untuk menyampaikan bahwa saya berhenti menjadi pemegang KK Citibank dan menyatakan bahwa saya sudah tidak memiliki kewajiban pembayaran apa pun. Permintaan berhenti itu diterima Ferina kemudian menyampaikan jika masih ada tagihan iuran tahunan mohon diabaikan saja. Apa yang disampaikan oleh Ferina ini sebenarnya cukup aneh, karena seharusnya "permintaan berhenti" ini diteruskan ke bagian-bagian yang lain di Citibank agar ditindaklanjuti sehingga nama saya tidak lagi berada di daftar pemegang KK Citibank. Februari 2008, datang tagihan iuran tahunan sebesar RP300.000. Sesuai pesan Ferina, saya mengabaikannya, meskipun saya ragu dengan kualitas dan sistem kerja Citibank jika mengingat penjelasan Ferina bulan Agustus 2007 lalu. Maret 2008, datang lagi surat tagihan. Kali ini total tagihan sudah berjumlah RP478.000. Juga datang satu surat dari Citibank untuk meminta saya melakukan pembayaran. Tentu ini mulai kurang ajar! Meski demikian surat-surat itu saya abaikan saja. 2 April 2008, datang SURAT ANCAMAN dari Citibank yang meminta saya segera melakukan pembayaran dan mengancam akan melaporkan saya ke Bank Indonesia dan Asosiasi Penerbit Kartu Kredit bahwa saya tidak melakukan kewajiban pembayaran. Surat ini selain kurang ajar, tetapi juga sekaligus dibuat oleh sebuah perusahaan besar yang ternyata diurus oleh orang-orang tolol. 6 April 2008, dengan malas saya menghubungi Citiphone Banking 24 jam dan diterima oleh Reza. Saya minta konfirmasi, apakah di komputer Citibank dan di rekaman telpon Citibank saya sudah tidak tercatat lagi pemegang KK Citibank. Reza membenarkan bahwa saya sudah meminta untuk tidak menjadi pemegang KK Citibank pada bulan Agustus 2007. Lalu Reza meminta saya untuk mengabaikan iuran tagihan yang ditujukan ke saya. Lagi-lagi terlihat bagaimana kualitas dan sistem kerja Citibank yang amburadul. 7 April 2008 pkl. 07.40, saya sedang berada di kantor dan sedang sibuk, tiba-tiba saya ditelpon oleh Citibank untuk segera melakukan pembayaran. Meski marah karena diganggu, jawaban saya saat itu singkat saja, agar Citibank berkoordinasi dengan bagian lain dan segera menutup telpon yang mengganggu dan kurang-ajar itu. 7 April 2008 pkl. 22.00 saya menghubungi Citiphone Banking 24 jam dan diterima oleh Cesta. Maksud saya hanya sederhana untuk meminta pernyataan tertulis dari Citibank bahwa SAYA BUKAN PEMEGANG KK CITIBANK dan segera di-fax ke kantor saya besok sebelum jam 17.00. Kemudian lagi-lagi Citibank menunjukkan kualitas dan sistem kerjanya yang amburadul, Cesta menyampaikan (lebih tepat melantur karena berputar-putar tidak keruan), bahwa permintaan saya tidak bisa dipenuhi dan akan ada investigasi mengenai penutupan KK. Tentu saja saja saya amat berang, karena saya tidak ingin diganggu lagi oleh Citibank. SAYA INI BUKAN PEMEGANG KARTU KREDIT CITIBANK, JADI JANGAN GANGGU SAYA, APALAGI MENGANCAM SAYA. 12 April 2008 saya menerima surat bertanggal 08 April 2008 yang ditulis oleh Lina Firman, Retention Management, Citibank. Membaca isinya, saya sungguh kaget sekali. SAYA TERSINGGUNG DAN MERASA TIDAK NYAMAN DENGAN ISI SURAT LINA FIRMAN INI. Lina Firman menulis: "Kami telah membatalkan keanggotaan kartu kredit Citibank/rekening ready credit anda pada tanggal 04/08/08". Kemudian dilanjutkan dengan kalimat: "Anda akan tetap menerima tagihan bulanan selama masih ada kewajiban pembayaran yang harus anda penuhi". Tentu saya kaget, karena permintaan berhenti sudah diajukan pada bulan Agustus 2007, sehingga pembatalan seharusnya pada bulan Agustus 2007, dengan surat tertulis atau tanpa surat tertulis dari saya. Jadi pembatalan bukan pada bulan April 2008, apalagi dilanjutkan dengan kalimat yang menunjukkan Citibank tidak yakin atau bahkan seolah-olah saya masih memiliki kewajiban pembayaran. SAYA TEGASKAN: SAYA TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN APAPUN, KARENA SAYA BUKAN PEMEGANG KK CITIBANK SEJAK AGUSTUS 2007! Saya berharap tafsir saya terhadap isi surat Lina Firman keliru. Jika memang maksud isi surat Lina Firman seperti yang saya tafsirkan, maka tentu saya akan beranggapan Lina Firman amat tolol karena secara gegabah tanpa melihat catatan-catatan yang ada di Citibank dan tanpa berkoordinasi dengan bagian-bagian lain telah dengan kurang-ajar menulis surat seperti itu kepada saya. Jika ada implikasi yang merugikan saya dari surat Lina Firman itu, saya tentu akan mengajukan tuntutan hukum. Sekarang terbukti memang Citibank memiliki kualitas dan sistem kerja yang amburadul, tidak on-line, tidak integrated antar bagian, sehingga dengan gegabah dan berani sekali mengancam orang yang bukan pemegang KK Citibank. Karena itu, saya akan melaporkan soal gangguan ini ke Polisi dan menuntut Citibank atas pencemaran nama baik saya karena melaporkan saya ke Bank Indonesia dan asosiasi penerbit KK. Meski terlambat, setelah 14 tahun menjadi pemegang KK Citibank, ternyata saya mengambil keputusan tepat untuk berhenti pada Agustus 2007. Selama 14 tahun saya tidak pernah mendapatkan reward sebagai pemegang KK yang baik. Bagi Citibank, saya tidak ada bedanya dengan pemegang KK yang lain, yang baik atau yang buruk. Lagi pula, untuk apa memiliki KK? Peran KK sebagai pengganti uang tunai sudah tergantikan oleh kartu ATM yang tidak membebani saya dengan bunga KK yang amat tinggi setiap saya melakukan transaksi. Saya pernah membaca beberapa kasus yang mirip di berbagai media. Sehingga saya curiga, barangkali ini adalah sebuah modus dari penerbit KK, yaitu bagaimana tetap bisa mendapatkan uang dari mantan nasabahnya yang sudah berhenti dengan cara mengancam nasabahnya untuk dilaporkan ke BI dan asosiasi penerbit kartu kredit. Jadi berhati- hatilah anda pemegang KK yang ingin berhenti. Sebelum cara mengancam ini digunakan, Citibank telah menaikkan batas kredit saya. Barangkali ini iming-iming agar saya tetap menjadi nasabahnya. Lisa Aprillia