Korban Katanya Edy Supratno PADA suatu malam, saudara di kampung Sumatera mengirimkan SMS. Isinya, hati-hati jika menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal. Karena itu adalah santet. Ciri-cirinya, nomornya berwarna merah. Dan nomor tersebut empat digit. Yakni 0866. Kiriman SMS itu beberapa hari sebelum kabar santet via HP muncul di media massa. Begitu mendengar kabar tersebut, dalam hati tertawa. Tidak mungkin saya dapat panggilan dari nomor yang berwarna merah, karena kebetulan layar HP saya belum kenal warna. Pokoknya, yang nomornya empat digit. Korbannya sudah ada, di Pekanbaru dan Jakarta, katanya meyakinkan. Tak lama berikutnya saudara yang lain juga mengirimkan pesan yang sama. Kini, kabar santet via HP ramai di media massa. Polda Riau dan MUI setempat mengeluarkan pernyataan. Dari pihak polisi mengatakan, santet itu bohong belaka. Sedangkan MUI malah mengeluarkan fatwa bahwa percaya santet lewat HP syirik. Di sisi lain, Ki Gendeng Pamungkas memberikan pernyataan berbeda. Dia mengatakan, sudah mempraktikkan santet via HP sejak 90-an. Bolehlah Ki Gendeng bicara seperti itu. Tapi kabar dari Sumatera itu mengingatkan ketika negeri ini belum mengenal SMS. Ada beberapa cerita yang beredar di Sumut dan Riau pada saat saya masih kecil. Dulu, ada kabar bahwa hantu kuntilanak berhasil ditangkap. Hantu yang digambarkan berpakaian putih, rambut terurai panjang dan matanya hitam besar itu tertangkap saat menyamar sebagai suster di rumah sakit. Dulu, rumah sakitnya bernama Rambutan. Berikutnya ganti nama dengan RS Sri Pamela di Tebing Tinggi, Sumut. Diceritakan, kuntilanak itu sedang membantu proses persalinan. Tapi ada orang yang mengetahuinya. Diambillah palu dan paku selanjutnya dipakukan ke ubun-ubunnya. Jadilah kuntilanak itu tertangkap manusia. Kabar itu cepat menyebar. Siapa pun menjadi percaya, karena banyak yang menceritakan. Orang kampung sebelah sudah melihat, katanya memang ada, kata tetangga yang mengabarkan. Tak dijelaskan, siapa nama orang yang melihat peristiwa itu. Cerita yang lain, dikabarkan ada orang yang bertelur seperti unggas. Kali ini yang diceritakan bertempat tinggal di Kisaran, ibu kota Kabupaten Asahan. Orang pun banyak yang percaya, karena modus penyebaran kabarnya sama. Si Anu sudah melihat, katanya memang ada. Hal yang lebih menghebohkan adalah kabar tentang keberadaan orang minyak. Bukan orang yang kulitnya berminyak atau penjual minyak, tapi hantu yang misterius. Diceritakan, orang minyak itu akan masuk ke rumah seseorang walaupun hanya melalui lubang kunci. Yang penting ada cahaya di dalam rumah, terang warga. Semua penduduk kampung geger. Serba salah dan ketakutan. Setiap malam dikabarkan, ada saja warga kampung sebelah yang rumahnya dimasuki orang minyak. Biasanya hantu tersebut mengganggu perempuan yang sedang tidur. Berikutnya bambu kuning sangat dicari orang. Bambu itu diceritakan bisa untuk mengusir orang minyak. Jadi di setiap atas pintu rumah, terdapat bambu kuning yang menyilang. Kondisi ini membuat masyarakat menggalakkan pos ronda. Pos kamling yang kosong pun jadi ada penghuninya. Jika selama ini, orang bermalas-malasan kalau diminta giliran jaga, masa itu tidak lagi. Orang seakan-akan sadar akan tugasnya. Setelah saya ingat-ingat, cerita-cerita yang sulit dilacak kebenarannya itu muncul ketika akan ada even nasional. Yang paling sering adalah ketika menjelang pemilihan umum. Siapa yang menghembuskan cerita itu? Tak tahu pasti. Tapi kuat dugaan, cerita itu sengaja dimunculkan agar masyarakat tidak terlalu memikirkan tentang politik. Sekarang, saya pun menduga-duga, munculnya kabar isu santet di Sumatera itu sengaja dihembuskan pihak-pihak tertentu. Tujuannya untuk mengalihkan perhatian. Bukan persoalan kampanye pemilu lagi, melainkan pengalihan perhatian dari rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Ya, harga BBM itu benar-benar membuat semuanya pusing. Tidak hanya presiden dan menteri-menterinya, masyarakat jelata juga demikian. Karena, sekali harga BBM naik, semua harga-harga ikut naik. Harga tempe goreng jadi naik. Kedelainya tidak naik, tapi transpor truknya sudah naik. Harga besi bangunan juga naik. Karena selain urusan transportasi, biaya pengolahannya di pabrik meningkat. Pokoknya semuanya serba naik. Alasan pemerintah menaikkan harga BBM karena beban APBN terlalu berat. Maka salah satu solusinya adalah menaikkan harga BBM untuk mengimbangi harga minyak di tingkat internasional. Dalam kondisi tertentu, rasanya tersiksa sekali jadi rakyat. Di saat negara dalam kondisi bahaya, kenikmatan rakyat kecil dikurangi. Sedangkan ketika negara sedang sehat, kenikmatan aparatnya yang dibesar-besarkan. Lihatlah sekarang ini, di saat semuanya naik, gaji atau pendapatan tidak naik. Akhirnya, pengeluaranlah yang dikurangi. Bagi pejabat yang semuanya dibiayai negara, dampak kenaikan BBM tidak begitu terasa karena hidupnya ditanggung APBN/APBD. Orang yang kritis mengatakan, sebagian dari APBD dipergunakan untuk hal-hal yang sifatnya boros. Mengapa tidak ini saja yang dikorbankan untuk penyelamatan APBN. Contoh kecil, anggaran-anggaran kunker pejabat. Andai semua kabupaten berani membatalkan acara kunker yang banyak pelesirnya itu, maka akan banyak anggaran yang bisa dihemat. Tapi, di saat APBN sedang sekarat, kenikmatan pejabat tak berkurang. Mereka tetap belanja mobil, kunker ke luar daerah, dan banyak kegiatan yang efeknya tak begitu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Seandainya hal itu tidak bisa dilakukan, hal minimum yang diharapkan rakyat jelata adalah baiknya pelayanan publik. Transparan dan cepat. Sehingga, masyarakat merasakan perangkat pemerintah memang bermanfaat. Bukan sebaliknya malah memanfaatkan masyarakat. Tapi, semua itu agaknya jauh panggang dari api. Sebagai contoh, sekadar untuk mengurus KTP dan KK saja harus mengeluarkan Rp 40 ribu. Tak ada transparansi lagi. Dengan demikian, lengkap sudah derita jadi rakyat. Semuanya korban katanya. Katanya ada kuntilanak tertangkap. Katanya ada orang minyak yang mengganggu jika malam hari, katanya ada santet lewat HP, dan katanya ada pejabat yang prorakyat. Tapi, khusus untuk kabar BBM bakal naik, kali ini bukan sekadar katanya. Tapi sebuah fakta. (*) [EMAIL PROTECTED] --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
[Non-text portions of this message have been removed]