http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/21/2003187/periset.taiwan.bikin.topi..pembaca.pikiran
Periset Taiwan Bikin Topi Pembaca Pikiran
 
Topi tersebut memang dirancang untuk membantu pemakainya mengetahui hal-hal di 
luar kesadarannya. Hal tersebut mungkin sangat membantu saat kita sedang 
melakukan pekerjaan berisiko besar atau butuh konsentrasi penuh, misalnya saat 
mengendarai mobil. 
Di masa lalu sistem pemantau sinyal biologi membutuhkan kabel dan rangkaian 
yang ruwet. Selain itu, dibutuhkan gel sebagai media pengantar antara sensor 
dan kulit. Namun, dengan kejauan teknologi saat ini, gel tak lagi dibutuhkan. 
Hanya perlu jarak minimum agar sensor dapat membaca sinyal yang diapncarkan 
otak.
Tim riset dari Taiwan sengaja merancang sistem pemantau sinyal biologis seperti 
ini menggunakan topi agar mudah dipakai dan nyaman. Rangkaian elektronikanya 
juga dibuat kecil dan ringkas. Selain itu, data-data pengukuran dipancarkan 
secara otomatis ke komputer secara nirkabel. Hasil analisis dilakukan realtime 
sehingga dapat diketahui langsung sesuai kebutuhannya.
"Ini dapat digunakan pada bermacam aplikasi. Kami baru menggunakannya sebagai 
sistem peringatan mengantuk untuk pengendara," ujar Li-Wei Ko dari Universitas 
Chiao-Tung, Taiwan, yang melaporkan hasil penelitian dalam IEEE Transactions on 
Biomedical Engineering edisi terbaru. Jadi, dalam pengembangan alat ini mereka 
tidak mengembangkan dan melakukan uji coba terhadap sistem EEG, namun juga 
mendesain sistem BCI (brain computer interface) sebagai perangkat pemantau 
bergerak dan nirkabel.
  
Di permukaan topi terdapat lima elektroda kering dan satu elektroda di belakang 
telinga kiri untuk menangkap sinyal EEG. Sinyal otak yang diterima akan 
diteruskan ke komputer dengan bluetooth untuk jarak kurang dari 10 meter sampai 
gelombang radio frekuensi tinggi untuk jarak hingga 60 meter.
Dalam percobaan ini, komputer menggunakan prosesor dual core untuk memproses 
data. Hasil analisis akan dipancarkan kembali ke perangkat penerima di topi dan 
ditampilkan secara realtime di layar perangkat genggam atau dikonversi dalam 
bentuk alarm.
Untuk menguji keakuratan sistem mengukur kondisi mengantuk seseorang telah 
dilakukan dua kali uji coba. Sukarelawan dihadapkan pada layar game balapan 
mobil yang akan diubah-ubah posisi kemiringan jalannya secara acak. Pemain yang 
menggunakan topi pengingat mengantuk itu kemudian diminta mengembalikan mobil 
ke posisi aman setiap kali terjadi perubahan. Hasilnya, 75 persen peringatan 
tepat.

WAH 
Sumber : PHYSORG



      

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to